Chandra © Fukuyama12 (2023)
Genre: Fantasi Gelap Nusantara
.
.
Bayang 32 Janji
Aku mengeratkan genggaman pada Ibunda, mencoba mencari kekuatan tersembunyi yang bisa kudapatkan dari sana.
"Ibunda, Chandra minta maaf, tapiChandra akan tetap pergi," putusku. "Aku ingin melindungi Ibunda dan ini adalah caranya." Ibunda masih saja menangis seolah tidak mendengarku berbicara. "Ibunda, tolong dengarkan aku."
Getar di bahu Ibunda perlahan mereda hingga akhirnya Ibunda akhirnya mau mengangkat wajahnya untuk menatapku. Matanya memerah setelah menangis dalam waktu sesingkat itu. Meski sudah tidak lagi sesenggukan, bukan berarti tidak ada air mata yang menetes dari pelupuk mata Ibunda.
"Tolong yakinkan diri Ibunda jika aku bisa kembali dengan selamat seperti waktu itu," ucapku. "Kemarin aku juga sempat berjalan di malam hari, kan? Tidak ada yang aneh Ibunda. Meski gelap, tetapi Chandra baik-baik saja. Maka dari itu, Ibunda tidak perlu setakut ini." Kucoba untuk meyakinkan Ibunda sekali lagi.
"Kenapa kamu sangat yakin jika bisa kembali, Chandra?"
Pertanyaan yang keluar dari suara serak Ibunda membuatku terdiam. Kepalaku kosong seperti tong yang sudah dikuras isinya. Ibunda benar.
Apa yang membuatku yakin jika aku bisa kembali?
Jika dipikir-pikir, tidak ada hal yang bisa menjaminkau untuk pulang dengan selamat selain cerita dari mulut orang-orang dan kejadian setelah Kartika menghilang. Hanya dua itu saja. Akan tetapi, aku seolah yakin bisa kembali ke sisi Ibunda.
"Chandra hanya mengikuti apa yang ada dalam hati saja, Ibunda." Aku tidak tahu ekspresi apa yang aku tunjukkan pada Ibunda. Aku berusaha tersenyum untuk menghilangkan rasa khawatir, tetapi rasanya susah. "Sejujurnya, ada rasa takut dalam hati ini. Saat aku pulang malam kala itu, aku takut sekali terjadi apa-apa di jalan. Aku takut tidak bisa kembali ke rumah. Aku takut tidak bisa bertemu kembali dengan Ibunda. Beruntungnya, aku berhasil pulang. Mungkin itulah yang dirasakan oleh orang-orang itu, mereka pasti juga tidak ingin keluar, tetapi memaksakan diri untuk mencari Danastri. Sekarang, mereka sedang tersesat dan tidak bisa pulang. Jika aku bisa membantu, aku ingin membawa mereka pulang, Ibunda."
"Jika dengan ini juga bisa menghentikan serangan mereka pada kita, Chandra akan pergi," ucapku dengan mantap.
Ibunda menuduk dalam dengan tenaga yang seakan sudah hilang terbawa air mata. "Berjanjilah pada Ibunda jika kamu akan kembali dengan selamat ...,"
Senyum yang tadinya susah tercipta di wajahku kini justru dengan mudah terukir saat aku mendengar apa yang dikatakan oleh Ibunda.
Ibunda menatapku tepat di kedua bola mataku. Meski matanya berkaca-kaca, tidak ada lagi kesedihan yang terlalu mendalam hingga membuat dadaku terasa sakit. Tanganku yang tadi memegang Ibunda kini justru digenggam balik oleh beliau.
".... sama seperti malam di mana kamu pulang dengan selamat membawa orang yang hilang itu. Jika memang hatimu mengatakan demikian, ikuti kata hatimu itu ...,"
Tanpa sadar aku mengangguk mantap. Meski begitu, napasku terasa berat saat membayangkan diriku harus pergi meninggalkan Ibunda sendirian.
".... tapi ingatlah satu hal, Chandra. Saat kamu tidak bisa menemukan jalan pulang, tetaplah mencarinya. Ingatlah jika Ibunda akan selalu menunggu kepulanganmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra
Fantasy"Jangan main kalau matahari mulai terbenam, nanti kamu bisa hilang! Apalagi kalau sampai masuk ke Alas!" Bukan untuk menakut-nakuti anak kecil agar pulang sebelum senja, tetapi itu memang pantangan bagi seluruh penduduk Dusun Pedhukul tidak peduli u...