Chapter 01

587 24 1
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.

Akhir-akhir ini Odden sering berkunjung ke rumahnya, tepatnya rumah si kakek. Biasanya Odden akan pulang seminggu sekali, entah kenapa akhir-akhir ini juga dia berkeinginan menginap disana.

Mungkin saja dia merindukan suasana di rumahnya, jadi Odden selalu mengunjungi rumah kakeknya. Akhir-akhir ini juga banyak musuh yang sudah mengetahui keberadaan kondo nya. Maka dari itu Odden berjaga-jaga dan untuk sementara dia mengkosongkan kondo nya sampai situasi aman.

Dia berjalan menelusuri lorong yang minim pencahayaan itu dengan santai. Entah sudah berapa lama dia tidak melewati lorong tersebut. Sebuah lorong yang menuju langsung pada kamar Nando.

Disana ada dua rumah, satu rumah utama dan satu rumah tak terpakai, biasanya dibuat untuk menaruh barang mereka, lalu kakek membiarkan Nando untuk menempatinya. Walaupun tidak sebesar rumah utama, namun rumah tersebut terlihat sederhana dan elegan.

Odden menurunkan gagang pintu lalu membukanya, pertama kali yang dia lihat adalah sosok pria dengan memakai Hoodie hitam itu, tengah terduduk manis di kursi sembari membaca sebuah buku yang Odden tidak tahu apa isi buku itu.

Tak heran setiap kali Odden datang kesini, pria itu selalu sibuk dengan bukunya. Tak peduli akan kedatangannya, itu sudah menjadi kebiasaan Nando.

"Nih buat lo."

Odden melempar sebuah kotak bingkisan pada Nando, lalu membiarkan tubuhnya berbaring bebas di atas kasur Nando.

Sang empu hanya melirik Odden sekilas, lalu membuka bingkisan tersebut, yang berisi sebuah pisau antik yang pastinya sangatlah mahal. Dengan cepat Nando mengalihkan pandangannya pada Odden.

"Sebagai tanda makasih gue, lo udah jagain kakek selama gue di luar. Itu gue dapet dari black market kemarin."

Nando mengangguk mengerti, "terimakasih."

Untuk memberi sebuah hadiah kepada seorang psikopat memang harus berbeda.

Odden bangkit dari tidurnya, kembali menatap Nando yang masih sibuk dengan bukunya. Seperti itulah mereka saat bertemu.

"Lo ga sekolah?" Tanya Odden sekedar basa-basi.

"Libur," jawab Nando tanpa berpaling.

Ia hanya beroh ria sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Yaudah gue mau mandi dulu, gerah" ujar Odden hendak melangkah ke kamar mandi.

"Disini?," tanya Nando. Kali ini mereka saling bertatapan.

Dengan cepat Odden mengangguk, "ini kan rumah gue juga, emang ga boleh?."

"Hmm, oke."

Jawab singkat itu! Membuat Odden ingin sekali menikamnya.

Beberapa menit kemudian Odden keluar dari kamar mandi dengan telanjang dada dan memakai bokser Spongebob dengan handuk yang dia gantungkan ke lehernya.

Kini badannya terasa ringan tidak seperti tadi yang masih lengket akibat keringat.

Saat dia keluar kamar mandi, dia tidak mendapati Nando di tempat, namun dia mendengar suara gaduh berasal dari dapur. Tanpa basa-basi Odden pun langsung mencari sumber suara tersebut, takutnya musuh telah menyusup menculik Nando.

Tapi ternyata dugaannya salah, justru suara gaduh tersebut berasal dari Nando yang sedang memasak.

"Wih, baru tau gue kalo psikopat bisa masak," tawa Odden.

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang