Chapter 24

116 6 0
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.

Flash back on

Tangan lentiknya itu bergetar hebat dan terasa dingin ketika dua pria di depannya itu menjelaskan sesuatu yang membuatnya shock.

Begitu banyak plot twist dalam hidup ini. Sehingga dia bingung mana yang harus dia jalani. Kenyataan memang sepahit itu, sampai-sampai ia tidak ada lagi energi untuk membantah perkataan beliau berdua.

"sebelum itu, saya memberi hormat kepada anda karena telah kembali. Tuan Orlando." ujarnya menunduk patuh di hadapan Nando.

Bingung? sudah jelas. Nando melongo mendengar om Alex berkata seperti itu.

"m-maksud om Alex apa?" bingungnya.

"izinkan saya menjelaskannya, tuan" ucap Artha sopan.

Artha mengeluarkan sebuah foto usang, memberikannya kepada Nando. Foto yang sama ia lihat di rumah hutan itu bersama Odden.

Dimana ada dua pria muda dengan dua bayi di sana yang tengah di gendong oleh mereka masing-masing. Sama persis. Tak ada yang beda.

Lalu Artha menunjukkan salah satu bayi tersebut dengan berkata, "beliau adalah tuan Venson, ayahmu."

Artha berdeham pelan sebelum melanjutkan ucapannya.

"dan ini...ayah Odden" ujarnya menunjuk satu bayi lagi di foto tersebut.

"dua orang ini adalah ayah mereka. Tuan Phantera dan Tuan Axton."

"dulu kakek kalian bersahabat baik, dan membangun sebuah kelompok mafia yang sangat terkenal di Italia. Namun setelah kelompok mereka jaya, keluarga Phantera berkhianat kepada Tuan Axton. Dan membuang beliau. Sejak saat itu Tuan Venson mendirikan kelompok sendiri di Amerika sebagai capo(kapten mafia). Beliau ingin membalas dendam kepada keluarga Phantera, karena mereka lah, Tuan Axton meninggal."

"Tuan Venson sudah sepakat dengan istrinya jika mereka mempunyai anak, mereka akan dititipkan kepada seseorang, sebab jika Tuan Venson menjalankan misi dengan adanya dirimu, yang ada akan membahayakan nyawamu dan istrinya. Dan pada Firgo lah Tuan Venson menyerahkanmu. Tuan Venson mempercayai mereka untuk membesarkanmu, tapi ternyata mereka hanya ingin mengambil untung dari ayahmu. Firgo hanya memanfaat Tuan Venson agar bisa merebut kekuasaannya, namun sebaliknya, mereka justru memiliki banyak hutang pada mafia lain."

"sejak kejadian itu, Tuan Venson hilang kontak dengan firgo sebab dia telah mati dibunuh bersama istri dan mafia yang tengah mendatangi rumah mereka. Awalnya Tuan kesusahan untuk mencari keberadaan dirimu, lalu aku lah yang di kirim oleh Tuan Venson untuk mencari dirimu."

"kenapa bukan ayah yang nyari gue?, terus kenapa om Alex bisa ada disini? bukannya om Alex bodyguard Phantera?," tanya Nando bertubi tubi.

"karena akan beresiko tinggi jika Tuan sendiri yang turun tangan. Dari awal om Alex bukan bagian dari Phantera. Dia sama sepertiku ditugaskan untuk mengawasimu, dan kebetulan om Alex menemukanmu di kediaman Phantera. Jadi ia menyamar sebagai bodyguard disana."

"terus kemana aja lo waktu gue di angkat babu sama dady?." (mantan bos nya dulu sebelum masuk keluarga Phantera).

"Tuan Venson membiarkan mu tinggal bersama mafia lain agar dirimu bisa belajar."

Nando menghela napas panjang, "to the point aja, kenapa kalian baru nemuin gue sekarang."

"baik, Tuan Venson ingin dirimu melanjutkan misinya. Yaitu, membunuh keturunan Phantera..."

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang