Chapter 41

16 1 0
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.

Semakin malam udara disekitar semakin dingin. Ia menggosokkan kedua tangannya agar sedikit terasa hangat. Untungnya dia memakai hodie yang tebal, karena cuaca bulan ini sudah memasuki musim hujan.

Dia berdiri seorang diri di tepi jalan menunggu seseorang menjemputnya. Mereka sudah berjanji akan bertemu disana untuk melakukan sebuah misi.

Dan dari kejauhan dia bisa melihat cahaya lampu mobil yang menyoroti jalanan. Rupanya orang yang dia tunggu sudah tiba.

Lalu seseorang itu mempersilahkan dirinya untuk masuk ke dalam mobilnya, setelah itu baru mereka melaju membelah jalanan yang sunyi itu.

"kau terlihat bersemangat, tuan" sahut Artha membuka obrolan.

"ga sabar mau mutilasi orang itu," jawabannya dingin.

Mendengar itu Artha terdiam dan tidak berbicara apa-apa. Dia diam selama perjalanan, Artha merasa seperti sedang bersama orang yang berbeda sekarang.

Sampai pada akhirnya, mobil Artha berhenti di sebuah rumah yang sangat mewah, tak kalah mewah dengan kondo Odden. Disana mereka dapat melihat dua orang pria berbadan besar tengah berdiri di depan pintu gerbang rumah itu.

Yang tidak lain adalah bodyguard ayahnya Lucas. Rumah itu memiliki tiga lantai, yang dimana Artha menunjuk salah satu jendela dilantai tiga dan berkata itu adalah kamar yang dipakai oleh Zico.

"aku akan memancing pria itu, kau masuklah dengan hati-hati. Rumah itu penuh dengan cctv," ujar Artha kepada Nando.

"oke," jawab singkat Nando.

Mereka turun dari mobil dengan arah yang berbeda. Artha mendekati bodyguard itu untuk mengalihkan perhatian, sedangkan Nando menyusup kedalam.

Sebelum itu, Nando berdiri mengamati rumah Lucas dengan seksama. Lalu matanya memicing pada jendela kamar Zico yang Artha maksud. Dia terdiam sejenak seperti sedang memikirkan sesuatu.

Lalu saat Artha berhasil mengalihkan perhatian dua bodyguard. Nando mendekati gerbang itu lalu melempar pisau kecil yang sudah dia asah terlebih dahulu, berguna untuk merusak kabel cctv tersebut.

Sekali dua kali lempar meleset, dan pada lemparan terakhir, kabel cctv tersebut rusak. Alhasil cctv itupun tidak bisa berfungsi lagi, walaupun kabelnya tidak putus setidaknya bisa merusak bagian yang penting.

Dia melakukan itu agar dirinya tidak tersorot oleh kamera cctv tersebut. Jadi Nando melemparinya dengan pisau, tak hanya pisau, dia juga melemparinya dengan batu. Bayangkan setajam apa pisau Nando sehingga membuat kabel cctv tersebut rusak.

Saat berhasil merusak cctv diluar rumah, Nando diam-diam menyelinap ke dalam rumah Lucas. Namun sebelum ambil langkah, dia mencari jalan yang terhindar dari cctv.

Sangat sulit baginya menerobos masuk kedalam sana, satu-satunya cara yaitu naik ke lantai dua. Tapi dia bingung harus naik menggunakan apa, tidak mungkin dirinya harus mencari tangga dahulu, itu membuang-buang waktu. Tapi tak ada cara lain untuk menyelinap tanpa bergelut.

Tanpa pikir panjang Nando balik lagi ke mobil untuk mengambil sesuatu disana. Dia mengambil sebuah tambang dan sebuah benda seperti jangkar lalu dia melemparnya ke atas sana.

Dia mencoba melempar agar jangkar tersebut menyangkut pada tiang pagar pembatas, memastikannya bahwa menyangkut dengan benar.

Dirasa sudah menyangkut, Nando menarik narik tambang itu memastikannya kembali. Dan disitulah ia mulai naik menggunakan tali tersebut seperti menaiki tebing.

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang