Chapter 38

86 4 0
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.

Hari ini Odden ijin untuk tidak menghadiri acara gladi kotor yang sempat tertunda itu. Dia dan Nando harus pulang kerumah kakek, sebab dia mendapat kabar jika rumah kakek telah diserang oleh musuh.

Segera mungkin Odden menuju rumah kakek, memastikan bahwa sang empu baik-baik saja. Sudah lama sejak penculikan Odden waktu itu, baru kali ini musuh beraksi kembali. Kali ini siapa yang menjadi targetnya?.

Nando diam dalam duduknya, tapi tidak dengan pikirannya. Ia teringat kembali saat dirinya dan Artha kemarin.

Jadi setelah Nando menelpon Artha kemarin, mereka bergegas menuju rumah Artha untuk pelacakan lebih lanjut. Dan itu membuahkan hasil, Zico yang merupakan anak seorang detektif itu benar nyatanya.

Berhubung Zico saudara dengan Chiko, Nando akhirnya menelpon Chiko untuk menanyakan tentang Zico. Dan kata Chiko, Michael jarang sekali pulang, membuat hubungan Zico dengan Michael tidak begitu dekat. Tapi menurut Chiko, Zico mirip seperti ayahnya. Ia suka menyelidiki sesuatu yang membuatnya penasaran.

Zico ini termasuk tipe orang yang diam tapi tau semua. Kemampuannya sama seperti Nando, benar-benar lawan yang sulit bagi Nando.

Saat ini Nando belum menemukan tanda-tanda Zico mencurigai nya. Tetapi saat mengetahui bahwa Odden mendapatkan pesan ancaman, itu berarti ada yang tidak beres. Nomor yang memberi Odden pesan sama dengan nomor lama Zico. Nando sudah mengecek Nomor tersebut melalui getcontact, dan juga memastikannya kepada Chiko. Benar itu adalah nomor lama Zico sebelum ia mengganti nomornya yang sekarang.

Dan sekarang dia mendapatkan kabar jika Phantera diserang, ada kemungkinan ini ulah ayahnya. Bisa juga orang lain yang mengincar keluarga Phantera.

"siap??" ujar Odden memastikan.

Nando mengangguk mantap. Mereka turun dari mobil, berjalan perlahan memasuki karangan rumah kakek. Rupanya telah terjadi sesuatu disana, melihat rumah kakek yang berantakan itu berarti memang ada penyusup datang.

Odden berjalan di depan dengan pistol yang dia bawa. Rumah kakek nampak sepi tak ada bodyguard satupun, hanya saja ada beberapa bodyguard yang tumbang disana.

"shitt!! nan, lo cek keadaan kakek. Biar gue yang keliling rumah," perintah Odden.

Nando mengangguk patuh, dengan pisau yang dia bawa, Nando masuk kedalam untuk mengecek keadaan kakek. Odden dan Nando kini berpencar.

Sebelum masuk, Nando menyempatkan diri untuk menelpon Artha. Memastikan bahwa ini bukan ulah ayahnya.

"iya, ada apa tuan?."

"ayah ga nyerang Phantera, right?."

"tidak tuan, jika tuan Venson menyerang, beliau akan menghubungiku dulu, tapi ini tidak."

"oke. Lo pantau pergerakan Zico, gue lagi ngurus sesuatu, ntar gue telpon lagi."

Disana ada beberapa bodyguard dan pembantu rumah Phantera, sedang berjaga di depan kamar kakek.

Lalu Nando bertanya pada salah satunya tentang keadaan kakek saat ini. Katanya kakek sedang diperiksa oleh dokter pribadinya. Mereka sedang menunggu dokter itu keluar.

Beberapa saat kemudian dokter Alvin keluar bersama satu bodyguard kakek. Mereka berbondong-bondong menanyakan keadaan kakek. Begitupun dengan Nando.

"tuan Phantera hanya terkejut, dia butuh istirahat sekarang. Kalian berjagalah untuk tuan Phantera, dia butuh pengawasan ketat," ujar dokter Alvin pada para bodyguard.

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang