Chapter 36

89 5 2
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.

Entah sudah berapa kali dia mencoba memejamkan matanya, hingga saat ini matanya belum juga mengantuk. Dia melirik orang disebelahnya yang masih tertidur pulas, bahkan hampir mirip seperti mayat hidup.

Tangannya meraih ponselnya yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya. Dia mencoba menghubungi seseorang disana.

Lalu beberapa saat kemudian, dia bangkit dari ranjangnya dengan perlahan, takut membangunkan sang empu.

Nando berniat untuk menemui Artha di rumahnya, dia akan membicarakan rencana selanjutnya. Yaitu mencari siapa pemilik kalung itu.

Ia tidak bisa pasrah begitu saja, sebelum ayahnya mengirim pasukannya. Nando akan berusaha lebih keras untuk meyakinkan ayahnya.

Nando tidak mau kalah dari ayahnya. Ia tidak mau semua yang sudah dia lakukan menjadi sia-sia. Masih ada kesempatan baginya untuk mencari bukti-bukti. Setidaknya dia sudah berusaha.

Artha bilang dia akan menjemputnya tak jauh dari kondo Odden berada. Sebelum Artha sampai, Nando bersiap-siap membawa barang yang menurutnya penting.

Singkat cerita.

Sesampainya di rumah Artha, mereka berdua langsung mendiskusikan tentang rencana selanjutnya. Tapi kali ini Nando harus berhati-hati sebab Artha bisa saja membocorkan rencananya kepada ayahnya.

"gue rasa ini bukan milik Phantera," ujarnya yakin.

"bagaimana tuan bisa tau??."

"dari gue kecil sampe sekarang gue ga pernah liat anak buah Phantera pake kalung ini,"

"pasti pelakunya dari luar."

"apa tuan yakin?."

"gue yakin ar, ini bukan ulah Phantera. Lo bilang kaki bunda kena pisau kan?? Phantera ga pernah pake senjata pisau."

"Lo gaada bukti lain apa selain kalung?."

"oh! aku baru ingat. Aku pernah dapat info dari Alex, kalau orang yang menyerang tuan Venson mempunyai tato harimau di lengannya."

Nando berguam, "kalung dan tato yang sama. Sudah pasti pelakunya mafia lain."

"selama lo jadi tangan kanan ayah gue, lo pernah ga nemuin tato dan kalung yang sama di mafia lain?."

Artha mencoba mengingat kembali orang orang yang pernah dia lihat sebelumnya, "sepertinya tidak tuan."

"are you sure?!," tegas Nando.

"saya berani bersumpah tuan, saya juga tidak dipertugas luas oleh tuan Venson. Tugas ku hanya mendampingi keluarga mu, dan kamu,"

"lalu, apakah ada orang yang mencurigakan disekitarmu?," ujar Artha kembali bertanya.

"belum," jawab singkat Nando.

tringg

Sang empu langsung merogoh ponselnya untuk mengecek pesan yang dikirim untuknya itu.

WhatsApp•Obrolan cogil(cowo menggigil)

chico
guysssss

come to my party ya

pepeter
what party?

perasaan ultah lo udah lewatan 🤔

chico
bukan gue, tapi kucing emak gue.

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang