Chapter 27

99 8 0
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.

Tidak banyak waktu untuknya mengumpulkan semua data-data yang ia perlukan. Semuanya sudah terkumpul dalam waktu kurang satu Minggu, hal seperti itu sangat kecil bagi Artha. Nando dapat acungkan jempol padanya, karena dia bekerja sangat cepat.

Kini mereka tidak lagi bertemu di cafe, melainkan di rumah Artha. Lebih tepatnya rumah sementara Artha untuk memata-matai Nando selama di sini.

"hebat juga cara kerja lo, ini beneran gada yang tau kan?."

"saya jamin tidak ada tu--nando."

"by the way, om Alex kenapa jarang keliatan ya?" ujar Nando penasaran.

"kalo itu saya kurang tau, tapi saya dengar dari rekannya, beliau di minta oleh Tuan Venson untuk memata-matai keluarga Phantera."

Nando hanya mengangguk anggukan kepalanya dengan ber-oh ria. Baguslah manusia itu tidak fokus pada dirinya, jadi Nando lebih mudah melakukan rencananya.

"tuan, maksudku Nando. Sebaiknya kau tidak meremehkan Alex, dia sangat licik dalam rencananya. Bisa saja dia tau pergerakanmu, maka berhati-hatilah."

"hm, i know. Gue juga lebih licik dari dia" guamnya.

Nando sibuk menyimak data-data yang diberikan oleh Artha. Dengan wajah seriusnya dia menyusun rencana yang sudah melekat di otaknya.

Perlu diketahui, Odden dan Nando sudah kembali ke kondo mereka dari dua hari yang lalu. Sebab kondisi kakek yang mulai pulih dan sudah keluar rumah sakit, jadi mereka memutuskan untuk pulang.

Toh, kakek juga menyuruh mereka untuk segera pulang, menyiapkan wisuda mereka nanti. Bahkan Nando tidak memikirkan itu, dia hanya fokus pada rencananya.

"shit! pejabat itu dinyatakan hilang tujuh tahun yang lalu. Kemungkinan dia masih hidup, soalnya disini dinyatakan hilang, gada info dia kecelakaan atau lainnya, pasti dia lagi sembunyi, soalnya kalo dilihat cara dia hilang, disini di infokan dua tahun sebelum menghilang dia memakai narkoba dan menjalankan bisnis gelap. Wow masuk blacklist... keren-keren."

"menarik, mau main teka-teki keknya. Ar, kita harus cari pejabat ini sampe dapet."

"Nando, apa kau tidak lapar? sudah lima jam kau berkutik dengan laptopmu."

"ngga, gue harus selesain ini" jawab Nando tanpa melirik Artha.

Anak buahnya itu hanya menghela napas melihat tuannya yang begitu obses terhadap rencananya. Ia berinisiatif untuk membuatkan makan untuk tuannya, dengan bahan seadanya.

Sangar-sangar gitu Artha juga sedikit tau tentang memasak.

"tunggu sebentar, aku akan memasakkan untukmu" ujarnya beranjak menuju dapur.

"Anthony Budiman, lahir Bandung 28 maret 1994. Orang tuanya memiliki usaha warung makan yang cukup terkenal di kampung halamannya. Warung makan Budiman...."

"gue harus ke Bandung, buat cari rumah dia...gue harus dapetin info dari pejabat ini. Dengan begitu gue punya bukti."

Artikel demi artikel dia baca semua yang menuju pada Anthony itu. Sedikit demi sedikit informasi dia dapatkan dari sosok pejabat ini. Kemampuan instingnya tidak pernah meleset, selalu saja tepat sasaran.

"tuan, makan dulu. Sudah ku buatkan makanan untukmu" ujar Artha sedikit berteriak.

"iya."

*****

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang