Chapter 04

324 19 0
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.

Dia berdiri di depan cermin full body di kamarnya, melihat dirinya yang terlihat begitu tampan mengenakan seragamnya. Pantas saja tak sedikit para gadis selalu mencuri perhatian padanya. Odden itu termasuk kedalam cowo idaman dikalangan para gadis. Bukan cuma wajahnya yang tampan, juga perawakan badannya yang sangat ideal. Benar-benar idaman para wanita!.

Pagi ini Odden akan berangkat ke sekolah, tentunya di antar oleh om ded. Seperti katanya kemarin, sementara Odden akan diantar jemput seperti pangeran gadungan.

"Tuan muda ayo cepat, saya sudah pegal berdiri satu jam disini menunggumu berdandan" ujar om ded tidak sabaran.

"Sabar, pangeran lagi ngaca bentar ini" tutur Odden membuat om ded menghela nafas panjang.

Seperkian detik itu juga ia baru ingat sesuatu, kalau dia akan pulang bersama teman-temannya ke club langganannya. Jadi om ded tidak perlu menjemputnya. Baru saja Odden memutar kepalanya, tiba-tiba saja om ded sudah menghilang dari tempatnya.

"Yeee malah ngambek si om ded," hela Odden berkacak pinggang.

~~~~~

Dari pagi hingga menjelang siang, tidak ada satupun materi yang masuk ke otaknya. Ia hanya mendengarkan guru itu dengan telinga kanan lalu keluar telinga kiri. Lihat saja sekarang! Matanya tertuju ke papan tulis, tapi otaknya diluar pikiran.

Mungkin orang-orang mengira Odden pria yang rajin dan pintar, karena menampilkannya yang terlihat Perfect. Setiap manusia pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi tidak semua yang terlihat sempurna akan tetap sempurna. Tapi Odden juga tidak segoblok itu kok gengsss.

Mtk dapat mapuluh saja sudah alhamdulilah. Walaupun yang lainnya tujuh keatas.

Ditengah lamunannya, tiba-tiba saja ponsel Odden bergetar membuat sang empu reflek merogoh kantong sakunya mengambil ponselnya. Dan tertera sebuah nomor asing disana. Sudah kesekian kalinya Odden ganti nomor tapi masih saja ada penguntit yang meminta nomornya. Siapa lagi kalau bukan dari dua kampret temannya itu.

Hanya dengan disogok mie ayam pak kumis saja mereka langsung memberikan nomor ponsel Odden.

+628*********
Mengirim sebuah video

Kalo kamu mau, temui aku dibasement.

Dengan penasaran Odden mendownload video yang beliau kirim. Dan betapa kagetnya dia, saat Odden melihat sebuah video berbau dewasa disana.

Odden mungkin bodoh dalam mtk. Tapi dia tidak bodoh soal ini. Sudah pasti itu adalah sebuah pancingan dari musuh yang mau bertemu dengannya. Trik seperti ini tidak akan berpengaruh terhadapnya.

Lihat saja, akan dia ikuti permainannya.

"Lo yakin mau dateng sendiri?," tanya Peter khawatir.

Kini mereka berada di kantin sekolah, sebab bel istirahat telah berbunyi lima menit yang lalu. Kesempatan mereka untuk mengisi perut mereka sekaligus menambah tenaga saat menemui musuhnya nanti.

Walaupun Odden kaya tujuh tanjakan, dia tetap sekolah di sekolah negeri biasa. Tidak semewah atau semahal anak sultan yang lainnya. Bagi Odden, harta tidak ada artinya dibanding kebahagiaan. Azekkk.

"Yakinlah, ini kan urusan gue!" tegas Odden.

Chiko menonyor belakang kepala Odden dengan gemas, "gausah lo ladenin la anjing."

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang