Chapter 32

118 3 1
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.


Tak terasa dirinya telah tertidur di balkon dengan bersimbah darah. Untung dia bangun lebih awal dari kedua temannya. Jadi dia masih ada kesempatan untuk membersihkan kekacauan yang dia buat tadi malam.

Ia juga sempat menguburkan kelinci tersebut di belakang kondo, walau bentuknya sudah acak-acakan. Tapi Nando ada niat baik untuk menguburnya.

Sekarang masih jam enam pagi, Nando memilih untuk membuat sarap untuk mereka bertiga dengan bahan seadanya sebab ia belum belanja lagi. Sedangkan duo curut itu masih tidur nyenyak di ruang tengah. Mungkin mereka minum terlalu banyak hingga buat mereka terkapar dan belum sadarkan diri.

drtt drtt

Ditengah kesibukannya yang sedang memasak, ponsel Nando berdering. Ia pun menunda masakannya untuk menerima telpon dari sang empu.

"kemana aja lo?" ujarnya ngegas.

"maaf tuan saya sedang dalam perjalanan pulang, tiga jam lagi saya sampai di rumah."

"lo ga lupa kan?."

"tentu saja tidak."

"bagus."

Dia kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda. Syukurlah Artha kembali dengan cepat, jadi dia bisa secepatnya berbincang dengan ayahnya empat mata.

Namun lagi-lagi ponselnya kembali berdering, kali ini bukan Artha melainkan Chiko. Dengan malas Nando mengangkat telponnya.

"oi nan, anak-anak udah pada bangun belum?."

"belum."

"pantesan gaada yang aktif. Eh gue otw ke kondo nih, sekalian bawa baju buat wisuda. Nyokap gue beliin buat kalian juga."

"serius? oke oke. Gue lagi masak nih ntar dulu ngobrolnya."

"oh oke, pas banget gue juga belum sarapan hehe. Yaudah gue matiin, bye."

tutt

*****

Pukul 23.03

Entah sudah berapa lama dia fokus dengan monitor di depannya itu. Sejak Artha memberinya kabar jika dia sudah tiba di rumah. Nando langsung tancap gas untuk menuju rumah Artha. Dan disana lah dia berada sekarang.

Seperti janjinya, Artha sedang berusaha untuk menyambungkan saluran kepada Venson. Sesuai permintaan Nando, ia akan berbicara empat mata dengan ayahnya itu.

Lalu bagaimana caranya Nando bisa keluar dari Kondo Odden?. Tentunya di bantu oleh kedua temannya. Nando bisa keluar berkat bantuan Peter dan Chiko.

Odden memang melarangnya untuk pergi sendirian, tapi kedua temannya itu berusaha untuk meyakinkan Odden. Alasan Odden tak mau membiarkan Nando sendirian, sebab dari kecil Nando selalu dibiarkan tersendiri oleh kakek, Odden takut Nando kesepian. Apalagi Nando mempunyai kepribadian lain yang bisa saja ditunjukkan kepada orang-orang dan tanpa sengaja melakukan hal yang tidak diinginkan.

"aku akan berjaga di luar," ucapanya setelah berhasil menyambungkan saluran itu pada tuannya.

Artha membiarkan Nando berbicara dengan ayahnya di ruang rahasia. Rumah itu Artha sewa dengan khusus, salah satunya ruangan yang penuh monitor itu. Berguna untuk memberikan kode atau informasi kepada partner nya.

Nando tidak banyak basa basi saat itu, ia mengatakan hal-hal yang menurutnya sangat penting. Sebab ia sudah tidak punya banyak waktu untuk bersantai. Dan sudah saatnya Nando mengakhiri permainan ini.

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang