Chapter 18

171 10 0
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.

"lo udah ga waras cas."

Gerutu Jay teman dekat sekaligus cs Lucas. Dia marah-marah sebab Lucas membawa Nando kerumahnya untuk meminjam handuk dan baju kering.

Sudah tau mereka itu musuh dengan Nando, bisa-bisanya Lucas dengan seenaknya bersikap baik padanya.

"gue bayar deh baju sama handuknya, plis chil gue butuh buat Nando. Kasian dia kedinginan."

"lo sadar ga sih kalo lo udah hianat? atau jangan bilang ini semua bagian dari rencana lo?."

"gue tau, gue paham. Gue bakal jelasin ke kalian. Tapi tolong jangan kasih tau anak-anak soal ini."

Pria yang kerap dipanggil Jay itu menghela nafasnya, memasuki rumahnya untuk mengambil handuk dan baju untuk Nando, sesuai dengan perintah Lucas.

Lucas tidak berani membawa Nando kerumahnya, ia sedang malas pulang sekarang.

"nih."

Jay menyerahkan handuk tersebut kepada Lucas.

"thanks bro."

"gue tinggal ya, lagi streaming."

Lucas mengangguk, segera menghampiri Nando yang terduduk di bangku teras rumah Jay. Melihat Nando yang kedinginan membuat hati Lucas terenyuh.

Dia juga bingung dengan dirinya sendiri, padahal Lucas sangat membenci Nando.

"keringin dulu rambut lo, abis itu ganti baju," ujarnya.

Nando mengikuti perintah Lucas untuk kedua kalinya. Entah apa yang sudah merasuki Lucas hingga berbuat sebaik ini padanya.

Tapi mau bagaimana pun Nando tetap harus waspada karena bisa saja ini hanya tak tik Lucas saja.

"gue emang benci sama lo. Tapi gatau kenapa kalo liat lo kesusahan, gue ngerasa ga tega."

Perkataan Lucas berhasil membuat Nando menghentikan aktivitasnya. Tiba tiba saja Lucas berkata seperti itu dengan nada yang, menurut Nando tulus(?).

"lo tau? gue menderita selama ini" kali ini mata mereka saling bertemu.

Sorot mata itu, mengisyaratkan bahwa Lucas sangat terpukul. Tak tahu beban apa yang telah dia pikul hingga membuatnya selemah itu.

Sepertinya ada yang salah dengan kehidupan Lucas yang tidak Nando mengerti. Namun lagi-lagi Nando tak peduli, karena itu bukan urusannya.

*****

Badannya melemas saat dia mengungkapkan kebenaran selama ini. Amat syok sehingga dia tidak bisa berkata-kata lagi, tidak tahu harus berbuat apa.

Ini terlalu tiba-tiba. Sehingga dirinya belum siap menerima kenyataan yang terjadi sekarang.

"gue minta maaf, nan. Gegara gue, lo sama Odden berantem" ujarnya dengan nada serak.

"jadi...bayi itu?."

"iya, ini anak dia."

Nando menghela napas panjang, "kenapa lo ga bilang dari awal? kenapa harus kalian umpetin?."

"gue takut, gue malu, makanya gue minta tolong Odden buat rahasiain kehamilan gue."

"aishh brengsek," umpat Nando lirih.

"gue khilaf nan, udah buta cinta. Sekarang gue bingung mau gue apain anak ini. Tapi, Odden ga biarin gue buat gugurin anak ini."

"orangtua lo?."

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang