Chapter 19

150 9 0
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.

Motor Lucas berhenti tepat sesuai dengan arahan Nando. Ia baru tahu kalau Nando ternyata satu rumah dengan musuhnya, Odden.

Itu berarti Nando dan Odden ada kaitannya. Atau mungkin jangan-jangan mereka saudara?. Itu hanya argumen Lucas saja, tidak tahu benar adanya.

"gue balik ya."

"hm, thanks."

"yoi."

Saat itu juga Lucas melaju meninggalkan rumah Odden dan tak sengaja dia berpapasan dengan Odden yang baru saja pulang dari rumah Chiko.

Dia menghentikan motornya di depan pintu gerbang, menatap seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu yang juga menatapnya.

Akhirnya, sekian lama drama ini bermulai. Mereka bisa bertemu kembali. Rasanya seperti sudah puluhan tahun Odden tidak bertemu dengan Nando. Padahal baru beberapa hari mereka tidak bertemu.

"mau kopi?," tawar Nando.

Odden mengangguk di belakang Nando mengekori sang empu hingga terduduk di kursi meja makan. Dirinya memperhatikan Nando yang sedang meracik kopi dari kejauhan.

"semalem lo di rumah Lucas?" asumsi Odden memecah kecanggungannya.

"ngga, gue tidur di rumah jay" jawab Nando tanpa beralih.

"hah? rumah sianjay?," ucap Odden speechless.

"iya."

"sejak kapan si bangsat jay sebaik itu?" remeh nya.

"ga sebaik yang lo pikir. Dia juga terpaksa gue numpang tidur dirumahnya kalo bukan Lucas yang suruh."

"hm sepertinya ada yang tidak beres," guam Odden lirih namun masih terdengar oleh Nando.

Beliau hanya menggeleng kecil sembari berjalan mendekati Odden dengan membawa dua gelas kopi di tangannya.

"oh iya. Gue hari ini mau keluar nemuin om Alex di tempat biasa" ujarnya enteng.

Seketika kopi yang baru Odden minum menyembur keluar ketika mendengar ucapan Nando barusan.

"banjir den, astaga" Nando meraup wajahnya yang terkena cipratan kopi yang disembur Odden.

"sorry sorry. Gue kaget, lo bilang apa tadi? om Alex?."

Nando mengangguk polos, "iya."

"halu lu."

Ia mengernyitkan alisnya menatap Odden heran, "maksud lo?."

"anjir lo beneran ga tau?. Om Alex udah meninggal satu tahun yang lalu."

"jangan becanda, akhir-akhir ini om Alex selalu datengin gue buat eksekusi semua musuh kakek. Lo jangan ngadi ngadi deh."

"emang muka gue muka pelawak?."

"kalo lo ga percaya ikut gue nanti. Lo pasti kaget liat om Alex masih hidup."

"dih, malah lo yang lawak. Oke lah, siapa takut, penasaran juga sih wujud hantu om Alex kek apa hehe."

*****

Pada malam itu, seperti biasa dia mendatangi tempat yang sudah tidak asing lagi baginya. Tempat dimana dia bertemu dengan seseorang yang konon katanya sudah meninggal.

Tapi ia berani sumpah kalau dirinya benar-benar bertemu dengan om Alex. Bahkan kaki beliau menapak pada tanah. Sungguh pencitraan dari mana Odden bisa bilang kalau om Alex sudah meninggal.

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang