Chapter 05

314 20 0
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.


Prankkk

Gelas itu mengelos begitu saja dari tangannya. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat, amarahnya kian melunjak. Saat mendengar kabar bahwa sang cucu telah di culik oleh musuh.

Kabar itu dia dengar dari om ded, ia melaporkan kepada kakek akan hilangnya Odden. Berawal dari Odden yang tidak kunjung mengabarinya dan tidak ada tanda-tanda kemunculan Odden di kondo. Tidak biasanya Odden hilang kabar seperti ini, kalau tidak ada yang terjadi sesuatu dengan anak itu.

Om ded langsung mengintrogasi teman sohib Odden, dan mereka bilang bahwa Odden akan menemui seseorang di basement dekat sekolahnya. Awalannya mereka tidak membiarkan Odden sendirian, tapi anak itu lagaknya sok kul bat.

"Saya sudah melacak keberadaan tuan muda, dan juga cctv sekitar. Kita hanya butuh pasukan untuk mengepung tempat itu," ujar om ded pada kakek.

"Bajingan itu! Selalu saja bertingkah bodoh, cepat tolong Odden. Aku tidak mau cucu ku terluka!" Perintahnya.

"Baik tuan, laksanakan."

"Oh, jangan lupa ajak Nando, aku ingin melihat reaksi mereka saat bertemu Nando."

Om ded mengangguk patuh, dia langsung melaksanakan apa yang harus dia lakukan. Misinya kali ini menyelamatkan tuan muda secara sehat walafiat tanpa luka. Sebelum itu juga om ded mengajak Nando seperti perintah kakek.

~~~~~

Disebuah tempat yang lembab, kotor, juga minim pencahayaan itu tempat Odden di sekap oleh para musuh. Odden duduk di sebuah kursi dengan tangan yang terikat kebelakang dan mulutnya yang ditutup dengan lakban.

Entah sudah beberapa lama Odden pingsan, namun saat dia sadar, dia sudah berada di tempat itu. Tidak ada siapapun disana. Bajingan itu telah pergi entah kemana.

Dengan sisa energinya, Odden mencoba memberontak agar lepas dari ikatan itu. Tidak banyak yang dia lakukan, karena ikatan itu sangat kuat, saking kuatnya membuat kulit Odden lecet memerah.

Rupanya tempat penyekapan itu terletak di kota sebrang. Dimana GPS menunjukkan pada sebuah bangunan tua yang sudah lama kosong. Dengan segera om ded dan rekannya menuju lokasi tersebut untuk menyelamatkan tuan muda.

"Apapun yang terjadi, tetaplah menjadi versi terbaikmu. Jangan biarkan sisi lain menguasaimu. Apa yang terjadi, itu tergantung pilihanmu."

Sedari tadi, Nando termenung dengan ucapan kakek. Seperti, beliau sudah memperingatkan dirinya, bahwa jika terjadi sesuatu padanya kelak agar dia bertindak dengan hati-hati dan tidak bertindak ceroboh.

Sebab kakek tau bagaimana bahayanya Nando ketika emosi, dia bukan lagi menjadi Nando yang seperti sekarang.

Ketika sampai di titik yang mereka cari. Om ded meminta rekannya untuk mengikuti rencana yang sudah dia susun dari awal. Yang pertama, mereka berencana mengepung bangunan itu dengan sembunyi-sembunyi. Sedangkan om ded, ia akan masuk untuk mengecek berapa musuh di dalam sana.

"Sepertinya ada yang tidak beres, di dalam tidak ada siapapun" ujar om ded melalui ponsel HT nya.

Anehnya, tidak ada satupun seseorang disana. Om ded curiga ini adalah jebakan. Rasanya tidak mungkin seorang musuh membiarkan musuhnya dengan mudah mendapatkan sanderaan mereka, pasti ada yang tidak beres.

Sekian lama Odden menunggu, akhirnya om ded datang menjemputnya. Ya! Om ded telah menemukan keberadaan Odden sekarang. Anak itu dengan malangnya terikat di kursi dengan mulut yang di perban.

Sedangkan Nando dan yang lainnya terdiam dengan kabar yang om ded sampaikan itu. Di luar pun juga begitu, tidak terlihat satupun orang disana. Nando yakin musuh sudah menyiapkan semua ini saat dirinya datang.

Dia memejamkan matanya, mencoba memfokuskan diri. Hal yang istimewa dalam diri Nando ialah, dia mempunyai insting yang kuat. Itu mengapa kakek menganggap Nando sebagai senjata utama keluarganya.

Terdengar konyol memang, tapi itulah nyatanya. Lihat saja, ia benar-benar serius sekarang. Dia membuka matanya dan langsung mengarah ke arah barat dimana ada sebuah pohon besar yang cukup jauh dari tempatnya berdiri.

Dengan ekspresi datarnya, Nando merebut HT dari salah satu bodyguard itu.

"Sebelah barat," ucapannya singkat.

Jelas om ded bingung, bertanya-tanya dengan ucapan Nando tadi. Muncul banyak pertanyaan dalam hatinya, barat? Barat apa nih? Ada apa?. Dengan segera dia menengok ke arah jendela sebelah barat, dan langsung tertuju pada pohon besar. Jika dilihat, di pohon itu sekilas nampak titik cahaya yang sangat kecil.

Om ded belum sempat membukakan tali pada Odden, dia penasaran dengan ucapan Nando. Dan kini otaknya dipaksa berpikir keras, apa hubungannya Nando dengan arah barat. Yang dia lihat hanya hamparan pohon karet, dan sebuah pohon besar disana. Tidak ada apapun selain itu.

Namun, beberapa detik kemudian. Om ded dengan panik langsung menarik kursi Odden dengan sekuat tenaganya.

Sebuah peluru menembus kaca jendela dan hampir mengenai Odden. Sekarang om ded tau apa yang Nando maksud. Cahaya itu ternyata laser senapan pcp dari musuh.

Tak lama setelah peluru senapan itu meluncur. Terdengar ramai suara tembakan dari luar sana. Sepertinya musuh telah muncul.

Dan beberapa saat kemudian, Nando datang untuk membantu om ded. Walaupun om ded menyuruh Nando untuk berjaga di luar, membantu para bodyguard. Tapi insting dia, om ded bakal kualahan menghadapi musuh utama mereka.

Disaat yang bersamaan, di belakang Nando muncul pria dengan membawa pisau, hendak menusuk Nando dari belakang. Disaat itu juga om ded berteriak pada Nando. Dan refleks Nando menengok ke belakang, betapa terkejutnya dia saat pria itu hampir menusuk punggungnya. Yap! Nando dapat menghindari serangan dadakan itu.

Om ded langsung mengeksekusi musuh-musuh yang berdatangan menyerang mereka. Dia mempercayai Nando untuk melepaskan ikatan Odden yang sedari tadi tertunda terus. Padahal Odden sudah greget ingin menjitak satu persatu musuh yang telah menculiknya. Awas saja kalau sudah bebas, akan Odden habisi semua.

Dengan tergesa-gesa Nando membukakan tali itu susah payah. Ikatannya sangat kencang dan licin, jadi butuh keahlian khusus. Namun Odden malah memberontak, membuat Nando kebingungan.

"Hmph...mphhh..."

"Apa sih?!."

"Hmph..mphhh..."

Nando beroh ria dan langsung membrebet lakban pada mulut Odden dengan kencang. Maaf efek buru-buru hehe.

"BWANGSATTTTT" teriak Odden kesakitan.

Sontak Nando menampol kepala Odden seperti bola kasti dengan enteng, "berisik."

"Cepet lepasin talinya!" Perintah Odden.

Ia coba mengotak atik tali itu supaya lepas, namun terlalu lama jika menggunakan tangan. Dengan ide cemerlangnya Nando mengeluarkan sebuah pisau lipat dengan terbinar. Pasalnya itu pisau kesayangannya yang sudah lama tidak ia pakai.

Melihat itu Odden meneguk saliva nya sulit, sekujur tubuhnya merinding seketika, mengingat Nando seorang psikopat dengan tersenyum seperti itu membuat point plus seramnya.

"Tiati ya nan, gue belum kawin," ujar Odden gemetar.

"Udah lo tenang aja. Paling putus satu jarinya" enteng Nando. Membuat Odden merengek-rengek.

Bisa-bisanya disituasi gaswat darurat mereka masih bisa bercyandyaaa bercyandyaaa. Udah tau om ded kualahan menunggu bantuan mereka!.

Setelah tali itu putus, Odden mengucapkan syukur atas bantuan Nando, juga jari-jarinya yang masih utuh. Hanya saja tangannya memerah akibat kencangnya ikatan itu.

"OM DED! IM COMING!" Teriak Odden menyusul om ded melawan musuh.

To be continued~~~

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang