Chapter 15

157 9 0
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan sedikit dewasa. Mohon maaf bila ada kata yang kurang tepat atau sulit dipahami. Mohon kebijakan dalam membaca. Happy reading ^_^⚠️.

Sudah satu Minggu lamanya Odden dan Nando tidak saling bicara. Kadang Odden juga memilih untuk menginap di rumah Chiko dari pada pulang ke kondo nya. Odden juga jarang masuk kelas, entah kemana dia pergi yang pasti anak itu selalu saja absen.

Sebagai teman yang baik sentosa. Peter dan Chiko membuat keputusan untuk membicarakan hal ini kepada Odden dan Nando. Melihat mereka yang tak kunjung akur, bikin mereka migren.

Jadi hari ini rencananya Chiko mengundang Odden dan Nando ke rumahnya, tak lupa dengan Peter juga. Mereka akan mendamaikan Odden dan Nando seperti dulu. Hitung hitung main bareng sebab mereka jarang kumpul semenjak Odden sibuk dengan dunianya.

Kini Nando tengah melamun melihat kedua curut di depannya asik bermain play station sembari mengoceh tak jelas. Rupanya mereka sedang menunggu kehadiran Odden yang belum juga datang.

"kalo gue menang lo harus ngajak gue ke pluto," oceh oknum satu.

"nah kalo gue yang menang lo kudu traktir gue minyak bumi," sahut oknum dua.

"halah, lo aja udah dua kali kalah. Mana bisa menang, paling juga menangis, hahahha."

"dih pede lo, gue ngalah anjir bukan kalah. Yakali gamers ganteng kayak gue kalah dari jamet kek lo."

"bacot lo, awas aja ampe kalah gue arak lo satu kampung."

Nando yang berada di tengah-tengah mereka hanya menengok kanan kiri saat mereka berbicara. Ia belum begitu paham game yang mereka mainkan itu, untuk bermain ponsel saja Nando masih belajar.

tring

Di tengah pembincangan tersebut, sebuah notif berbunyi berasal dari ponsel Nando. Ia mengerutkan keningnya saat sebuah nomor asing mengirimkannya pesan.

WhatsApp•+62****
Nando, ini gw abel

gw mau ketemu sma lo, ada sesuatu yg hrus gw sampein ke lo. kita ketemu di cafe ini ya

*shareloc

see you

Setelah membaca itu, Nando langsung beranjak dari tempatnya. Cukup lama Abel menghilang dari peradaban ini, dan kini muncul ingin bertemu dengannya. Jelas hal ini tidak bisa dia tolak, dengan begitu Nando bisa menanyakan yang terjadi padanya dan Odden selama ini.

Sudah hampir dua Minggu Abel tidak masuk sekolah tanpa sebab. Dia hilang begitu saja bagai di telan bumi. Pihak sekolah sudah menanyakan kepada keluarga Abel dan katanya, mereka sedang pergi ke luar kota secara mendadak.

"Weh mau kemana lo?" tanya Chiko melihat Nando berancang-ancang melangkah pergi.

"Gue keluar sebentar," jawabannya yang langsung pergi begitu saja.

"Bjirr Odden udah nyampe cok" histeris Chiko baru saja membaca pesan dari Odden.

Sedang di depan rumah Chiko. Odden yang hendak melangkah membuka gerbang, di kagetkan dengan kemunculan Nando yang ingin keluar.

Tak ada percakapan apapun. Mereka saling bertatapan cukup lama, seperti ingin menyampaikan sesuatu namun mulut mereka sama-sama membeku, sampai pada akhirnya Nando pun melangkah pergi dari sana untuk menemui Abel.

Ia hanya menatap punggung Nando yang semakin menjauh. Jauh dari lubuk hatinya, dia ingin sekali menyapa Nando tadi. Tapi entah mengapa mulutnya seketika terkunci.

Harapannya telah gugur. Dia harap dengan pertemuan mereka kali ini, Odden di kasih kesempatan untuk menjelaskan apa yang telah dia alami selama ini. Odden yang sangat antusias perdamaiannya dengan Nando, seketika hilang ketika melihat Nando yang pergi.

"Lo ketemu sama Nando barusan?" lontar Chiko mendapati Odden baru masuk ke kamarnya berada.

Odden hanya mengangguk, lalu mengambil sikap duduk di bibir kasur Chiko.

"kejar anjing" umpat Peter.

"hah?."

"hah heh hah hoh. Lo mau kehilangan kesempatan lagi?" tanyanya.

Disitu Odden bukannya langsung bergerak, justru memasang wajah polosnya bikin kedua temannya menggerutu.

"si anying malah plonga plongo bjir."

"apasih sat, gue baru nyampe juga."

"big goblok!."

"ngapa sih pet temen lo, gue datengin malah marah-marah."

Dengan pasrah Peter menjawab, "serah lu nyet, gue udah capek."

"lo bedua kenapa dah? kerasukan?."

"IYA! KERASUKAN NENEK MOYANG LO!" Ngegas Chiko.

Di tempat lain. Nando sedang berhadapan langsung dengan Abel. Mimik wajahnya terlihat sangat serius, pasti ada sesuatu penting yang akan dia katakan.

Sedari tadi Abel terus memainkan jari tangannya, sepertinya dia gugup.

"ngomong aja," ucap Nando memulai percakapan.

"eum..anu...duh gue bingung mulai dari mana,"

"nan, janji sama gue, setelah lo tau semua. Lo ga bakal jauhin gue, ya?."

"tergantung."

"nan, I ask please."

"iya."

Abel mengambil nafas dalam-dalam, menghembuskan secara perlahan. Menatap Nando dengan serius.

Melihat itupun jantung Nando jadi bergemuruh. Dia penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh Abel hingga seserius ini. Nando jadi merasa gugup di tatap seperti itu oleh Abel.

"gue...hamil."

-
-
-

To be continued~~~

DUWARRRRRR

My Friend Or Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang