Part 14

31.5K 1K 10
                                    

Gauri tiba dari Kuala Lumpur malam tadi, sekitar pukul sebelas. Ia langsung tidur karena rasanya semua badan remuk.

Penerbangan terbilang tak panjang, tapi lelah menyerang badan disebabkan oleh jadwal pertemuan dengan para mitra bisnis kemarin.

Gauri memilih kembali ke Jakarta lebih awal. Tak bersama dengan sang mantan suami.

Affandra memiliki pertemuan dengan empat kawan lamanya di sana, diluar urusan bisnis. Begitulah laporan diterima dari ajudan pria itu.

Affandra baru akan terbang mungkin nanti malam. Ia belum tahu persis kapan tepatnya.

Andai memang mantan suaminya akan tiba hari ini. Ia bisa bertemu Affandra besok pagi. Akan didatanginya apartemen pria itu.

Gauri ingin merealisasikan segera rencana memberi tahu Affandra tentang kehamilannya. Sungguh penasaran reaksi mantan suaminya.

Gauri tentu menghendaki pria itu bahagia atas calon bayi mereka di rahimnya.

Persiapan pun sudah mulai dilakukan.

Mulai dari membeli kotak hadiah yang cukup besar akan diisi dengan hasil-hasil USG dan pemeriksaan kandungan selama ini.

Tak ketinggalan dimasukkan beberapa alat testpack yang digunakan waktu ini, ketika pertama kali untuk tahu kehamilannya.

Drrttt ....

Drrttt ....

Drrttt ....

Layar ponsel memerlihatkan nama Hemmy Weltz, adik laki-laki tiri dari Affandra Weltz.

Langsung saja diangkat telepon. Walaupun perasaan kurang enak karena panggilan.

"Kamu di rumah? Aku ada depan pintu."

"Bukakan pintumu untukku."

Dari cara bicara Hemmy, dirinya sudah tak senang dengan nada memerintahnya.

Apalagi, mereka tak seakrab itu. Bertemu pun baru sebanyak dua kali seingatnya.

"Aku lagi malas bertemu siapa pun, termasuk kamu. Maaf, aku nggak bisa menerima ba-"

"Aku membawa pakaian bayi dari Belanda. Kakek yang membelikannya. Tidak mau?"

"Maksud kamu Opa Flauz Weltz?"

"Yang jelas bukan kakekmu membelikan karena beliau sudah meninggal lama."

"Mendiang orangtuamu juga bukan, Gauri."

Celotehan Hemmy sebenarnya biasa saja, tapi jika anggota keluarganya disebut, maka perasaan akan mudah bergolak begitu cepat.

Teringat kembali dengan fakta menyakitkan, ia hidup sebatang kara di dunia saat ini.

"Bukakan pintumu, aku tidak akan lama. Aku tidak bisa membawa semua hadiah pulang."

"Apa kamu berani menolak pemberian dari kakekku yang sudah berbaik hati?"

"Baiklah, baiklah." Gauri membalas dengan cepat. Tak membiarkan Hemmy berceloteh lagi. Malas saja untuk didengarnya.

Gauri langsung mengakhiri panggilan.

Lalu, bergegas keluar dari kamar tidur. Cukup cepat melangkah agar bisa segera sampai.

Jarak yang hanya beberapa meter, tentu bisa dengan mudah untuk dijangkau pintu utama.

Dan ketika sudah dibuka, sosok adik tiri dari sang mantan suami terlihat jelas oleh kedua matanya, termasuk tas-tas belanja dibawa.

Ada lebih dari enam buah.

Gauri pun belum mempersilakan Hemmy ke dalam, tapi pria itu masuk begitu saja ke ruang tamu dan duduk di sofa.

"Kakek belanja sangat banyak. Tapi, aku cuma bisa membawa ini ke Indonesia."

"Kakek rela belanja banyak untuk keturunan baru di keluarga Weltz. Sangat semangat."

"Aku penasaran apa saja dibeli Kakek."

Gauri tetap diam. Tak berniat menanggapi satu pun gurauan Hemmy yang disertai tawa.

Namun, tetap diperhatikan aktivitas pria itu. Tengah membuka satu demi satu tas belanja dengan merek-merek internasional tersebut.

Tentu harganya mahal-mahal. Tak akan bisa diragukan kualitasnya yang berkelas.

Dari penglihatannya, kebanyakan isi dari tas belanjaan adalah pakaian-pakaian bayi. Lalu ada sepatu kecil dan beberapa mainan.

Gauri seketika membayangkan calon buah hatinya memakai semua itu nanti. Pasti lucu dan menggemaskan, seperti bayi-bayi lain.

"Apa diberikan untukku?" Gauri harus ulang mengonfirmasi, sebelum resmi menerima.

"Kakek beri pada perempuan yang sedang mengandung keturunan baru keluarga Weltz. Kamu lagi hamil keturunan Weltz bukan?"

"Apa Opa Flauz tahu aku hamil?"

Full ver part ini, di karyakarsa, link ada di bio.

Full ver part ini, di karyakarsa, link ada di bio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pewaris Untuk Mantan SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang