“Kamu tidak penasaran bagaimana rasanya saya culik?”Gauri ingin berhenti tertawa, namun celotehan suaminya di seberang telepon, lucu kembali.
“Saya penasaran. Saya tunggu Pak Affa culik saya.”
“Saya ingin minggu ini menculik kamu, tapi saya harus ke Belanda, rapat dengan Opa. Mau ikut saja?”
Gauri spontan menggeleng. Walau sang suami tidak akan melihat. Mereka pun tak lakukan panggilan video.
“Saya nggak bisa. Saya ada kelas yoga dan parenting di sini, Pak Affa. Nggak bisa saya tinggalkan.”
“Baiklah, Sayang.”
Gauri menjauhkan sebentar ponsel dari telinga untuk tahu sekarang pukul berapa. Pergerakan waktu bisa dilihat pada layar ponselnya.
Ternyata sudah pukul enam pagi.
Hampir satu jam lamanya mereka bertelepon. Tidak terasa karena banyak hal yang dibahas bergantian dan pembicaraan pun terus mengalir.
“Pak Affa …,”
“Apa, Sayang?”
“Pak Affa, sudah dulu,ya.”
“Saya mau masak sarapan buat Ibu Aida.” Gauri pun lanjut utarakan alasan agar suaminya memahami.
“Telepon saya nanti malam, jangan lupa terus.”
“Kasih sayang kamu harus lebih besar untuk saya dari pada Mama. Kalau tidak, kamu akan saya culik.”
“Saya culik selamanya dari Mama.”
Gauri tak mungkin tidak tergelak mendengarkan pesan yang disampaikan serius oleh sang suami.
Masih tak habis pikir kenapa Affandra jadi takut jika dirinya akan lebih mementingkan Ibu Aida.
Mungkin itu bentuk keprotektifan dan kasih sayang padanya. Tentu akan selalu dihargainya.
“Sayang saya akan diutamakan buat Pak Affa.”
“Sayang banget sama Pak Affa.” Gauri mempertegas dengan kata-kata yang dilontarkan kian mesra.
Kekehan tawa sang suami renyah di ujung telepon.
“Sampai jumpa lagi malam ini, Pak Affa.”
“Iya, Sayang.”
Dibiarkan Affandra yang lebih dulu mengakhiri panggilan mereka. Tak akan dirinya pertama menyudahi.
Semenit kemudian, telepon mereka telah terputus.
Gauri pun lekas turun dari ranjang. Menuju kamar mandi guna membasuh wajah dan menggosok gigi.
Dilakukan cepat untuk mempersingkat waktu.
Menit demi menit kian cepat berganti, sedangkan ia belum menyiapkan makanan untuknya dan Ibu Aida.
Selama tiga minggu menetap dengan mertuanya, setiap pagi Gauri yang bertanggung jawab untuk sarapan.
Apa pun dibuatnya akan disantap oleh Ibu Aida. Selalu dipuji pula masakannya.
Dari hari ke hari, keakraban tercipta antara dirinya dan sang mertua terus bertambah. Ia bersyukur hubungan mereka kian membaik.
Ibu Aida sosok yang hangat. Kasih sayang dicurahkan padanya terasa tulus. Walau bukan dengan kata-kata manis.
Namun kelembutan bersikap dan juga cara memperlakukannya, menjadi bukti nyata Ibu Aida sungguh-sungguh ingin menerimanya.
Akan ditunggu dimana tiba waktunya nanti sang mertua dapat menyayanginya secara penuh sebagai seorang anak.
"Siapa yang menangis?"
Rasa kejut cukup besar karena mendengar suara isakan kencang, turut membuat Gauri berhenti melangkah menuju ke dapur.
Lekas dicari sumber asalnya. Dan mustahil jika sekadar bagian dari halusinasi.
Ternyata berasal dari ruang tidur mertuanya.
Tak hanya tangisan kian keras yang kedua telinganya tangkap, namun beberapa kali teriakan sarat akan kesakitan.
Suara itu milik Ibu Aida. Sangat jelas.
Gauri pun mulai panik. Dan semakin diserang oleh rasa takut akan kondisi mertuanya di dalam sana yang terus meraung menangis.
Jika hanya diam tanpa memastikan, tak akan ada gunanya sama sekali. Ia harus masuk.
Tangan dibawa ke gagang pintu, diputarnya perlahan dengan harapan tak terkunci.
Syukurnya bisa buka.
Gauri lekas melangkah ke ruang tidur sang ibu mertua yang sangat privat untuknya. Tapi, ia harus menerobos masuk tanpa izin kali ini.
Gauri langsung disuguhkan keadaan dari Ibu Aida yang seketika mengiris hatinya.
Sang mertua terduduk menekuk lutut di atas ranjang dengan kepala ditundukkan. Kedua tangan menutup masing-masing telinga.
Tubuh Ibu Aida bergetar hebat seiring dengan tangisan yang kian pilu diloloskan kencang.
"Mas Barama! Mas Barama! Berhenti khianati saya lagi! Berhenti berselingkuh!"
Full versi part ini ada di karyakarsa. Link di bio.
Bisa dibeli juga dalam bentuk pdf, pemesanan via WA 081717254225. Only 40k untuk full versi cerita (50 bab) + 10 ekstra part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris Untuk Mantan Suami
General Fiction[Follow dulu untuk bisa membaca part yang lengkap] Pasca bercerai dari Affandra Weltz, Gauri Chandrata mendapati dirinya mengandung bayi sang mantan suami. Tak akan mudah melewati kehamilan hanya seorang diri, namun ia sudah bertekad untuk melahirka...