Hemmy mengantarnya pulang. Dan selama di perjalanan mereka tak membahas masalah antara dirinya dan Affandra.Hemmy malah menceritakan tentang Soul.
Bagaimana anaknya bisa lahir. Siapa ibunya. Dan apa yang akan menjadi misi dimiliki oleh pria itu kedepan untuk balas dendam.
Semua rahasia dibongkar Hemmy sudah tentu membuatnya terkaget-kaget. Masalah yang terlalu berat baginya, hanya sekadar untuk didengar. Apalagi, jika harus dialami.
Gauri tak bisa berkomentar. Hanya sebagai pendengar yang baik ditempatkan diri.
Hemmy tidak dekat dengannya. Bahkan, hubungan mereka sempat menegang karena ulah dilakukan oleh pria itu merugikannya.
Namun hari ini, Gauri menaruh sedikit empati akan permasalah Hemmy yang rumit.
Tadi, pria juga membantunya. Jadi, penilaian negatif pada Hemmy mulai bisa dikurangi. Hanya saja membangun kepercayaan akan butuh lumayan waktu untuknya.
"Mau minum apa?" tanya Gauri selepas keluar dari kamar guna menidurkan Soul.
"Bir dingin bagus."
"Aku nggak punya bir. Air dingin?"
"Oke."
Gauri lekas ke dapur. Menuju kulkas guna mengambil sebotol air mineral.
Lalu, kembali ke ruang tamu. Hemmy sudah duduk dengan peringai santai di sofa.
Diserahkan cepat apa yang dibawa. Baru ia menempatkan diri di kursi berseberangan dengan Hemmy. Mereka dipisahkan meja.
"Kenapa kamu tiba-tiba dukung Pak Affa?"
"Kenapa kamu mau membatalkan pernikahan dan membiarkan kami ke Belanda?" Gauri pun mempertegas maksud pertanyaannya.
"Dari awal aku di pihak Kak Affa. Dan aku cuma ingin menguji saja selama ini."
"Menguji?" Gauri menyebutkan sepatah kata yang rasanya paling mengganjal.
"Iya, ingin menguji seberapa besar cinta dan keposesifan Kak Affa padamu, Gauri."
"Andai tekad dia tidak besar menikahimu lagi, aku pasti masih berpikir untuk terus mengikuti rencana yang dibuat oleh Mama."
Hemmy melihat ketegangan ekspresi terlihat menghiasi wajah mantan iparnya, perlahan.
"Tadi pagi, Kak Affa mendatangiku, meminta agar aku membatalkan pernikahan dengan iming-iming memberikan sahamnya."
"Jadi, kamu mau karena diberikan saham?"
Hemmy terkekeh. Dari cara Gauri bertanya, sangat jelas mencibir. Lalu, ia menggeleng.
"Dibanding saham, aku memilih Kak Affa memberikan dukungan finansial atau lainnya yang aku butuhkan untuk balas dendam."
"Pada keluarga Dermawan," imbuhnya.
Setiap kali nama keluarga Sanji terlontar dari mulut, rasa panas oleh amarah pasti akan dengan mudah terpancing di dalam dirinya.
Sungguh, tak sabar ingin segera menerapkan dengan semua rencananya. Namun, ia mesti membantu sang kakak tiri menyelesaikan konflik di dalam keluarga mereka.
Dirinya ikut andil memercik kobaran masalah menjadi membesar, maka harus bertanggung jawab pula dalam meredakan masalah ini.
Tentu dengan penyelesaian yang tidak akan sampai merugikan salah satu pihak.
Kak Affa dan ibu tirinya harus berdamai.
"Ibu Aida benar merencanakan semua ini?"
Full versi part ini ada di karyakarsa. Link di bio.
Bisa dibeli juga dalam bentuk pdf, pemesanan via WA 081717254225. Only 40k untuk full versi cerita (50 bab) + 10 ekstra part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris Untuk Mantan Suami
General Fiction[Follow dulu untuk bisa membaca part yang lengkap] Pasca bercerai dari Affandra Weltz, Gauri Chandrata mendapati dirinya mengandung bayi sang mantan suami. Tak akan mudah melewati kehamilan hanya seorang diri, namun ia sudah bertekad untuk melahirka...