Affandra ingin mengawali hari dengan rasa tenang karena hatinya sedang bahagia.Namun ketika menerima pesan dari informan kepercayaannya yang mengabari adanya aktivitas aneh sang ibu, ia mulai gelisah.
Penerbangan dari Belanda ke Jakarta telah dipesan, dijadwalkan akan berangkat siang waktu Belanda. Masih beberapa jam lagi.
Affandra merasakan kejanggalan yang amat besar akan kepulangan sang ibu, setelah satu tahun tidak pernah kembali ke Indonesia.
Terlebih lagi, tak ada mengabari lebih dulu. Padahal, mereka tetap saling mengirimkan kabar, setidaknya dua hari sekali.
Atau memang tujuan kedatangan ke Jakarta sifatnya rahasia dan ia tidak perlu tahu?
Affandra tentu harus berasumsi negatif soal ini. Ibunya tipe yang suka menyimpan sendiri rahasia atau rencana sifatnya tertutup.
Dirinya harus mulai waspada, andai agenda sang ibu berkaitan dengannya. Apalagi jika sampai menyeret Gauri juga nantinya.
Sejak, ia menerima wasiat untuk menikah dengan Gauri, ibunya tak setuju. Terus beri pertentangan. Tidak pernah bisa menerima kehadiran Gauri sebagai menantu.
Ibunya terlalu blak-blakan dan sering bilang ketidaksukaan dengan mantan istrinya, maka ia menjadi sangat tahu perasaan sang ibu.
Dorongan inilah yang beberapa bulan lalu, menyanggupi permintaan Gauri berpisah.
Affandra berpikir wanita itu tak ingin terikat lagi pernikahan dengannya, sedangkan sang ibu tak menyukai Gauri jadi istrinya.
Affandra pun mengira perceraian adalah jalan tengah yang bisa diambil karena ia enggan terbebani dengan kehidupan pribadi.
Tugas sebagai pimpinan utama sekaligus juga memulai karier politik, sudah cukup membuat beban ditanggung banyak.
Dan ternyata perceraian tak membuat hatinya bahagia karena kehilangan Gauri.
Kali ini, tidak akan diulanginya kesalahan lagi.
"Selamat pagi, Pak Affa."
Gauri merasakan pipi memanas oleh pelukan sang mantan suami yang baru saja berdiri menjulang tepat di hadapannya.
Pria itu merengkuh tanpa memakai atasan, sehingga dirasakan kehangatan kulit Affandra dan otot-otot dada sang mantan suami.
"Hari ini, kamu tidak usah ke kantor."
Gauri langsung mendongakan kepala. "Saya sudah sehat, Pak Affa. Saya harus kerja."
"Besok saja, Gauri. Istirahat satu hari lagi agar kondisimu semakin pulih, Sayang."
"Baik, Pak Affa." Gauri memutuskan menurut. Tak akan bisa membantah perintah Affandra.
"Pak Affa akan ke kantor hari ini?"
"Iya, saya ada beberapa rapat penting."
"Bapak mau sarapan apa?"
"Nasi goreng."
Gauri terkekeh. "Oke, Pak Affa. Saya akan buatkan Bapak sarapan nasi goreng."
"Terima kasih, Sayang."
"Apa anak saya sudah bergerak pagi ini?"
Aliran darah Gauri jadi berdesir merasakan tangan Affandra membelai perutnya.
Lalu, kepala digelengkan. "Belum, Pak Affa."
"Mungkin saya harus menyapanya."
Saat Gauri masih berusaha memaknai arti ucapan Affandra, pria itu sudah menciumi perutnya. Ia kembali menjadi merinding.
Tentu, sekaligus senang dengan aksi sang mantan suami dalam menunjukkan kasih sayang kepada calon buah hati mereka.
"Tumbuhlah dengan sehat setiap hari, Baby."
Mata yang tak berair, seketika berkaca-kaca mendengar ucapan lembut Affandra yang bagaikan doa tulus untuk calon anak mereka.
Dan ketika Affandra sudah berdiri kembali di depannya, dipeluk lagi pria itu. Dibisikkannya terima kasih pada telinga sang mantan suami.
"Sayang Pak Affa," lanjutnya lantas.
Didengar Affandra tertawa pelan. Rengkuhan pria itu mulai berkurang, lalu dilepaskan.
"Saya akan sarapan, setelah saya mandi."
"Pak Affa mau mandi pakai sabun bayi? Maaf saya belum sempat beli sabun buat Bapak."
"Saya suka sabun bayi."
"Nanti saat anak saya lahir, saya akan mandi bersama dia dengan sabun mandi bayi."
Gauri hanya bisa melongo mendengarkan lelucon sang mantan suami. Tidak cukup lucu, namun harus dihargai karena pria itu sudah berusaha untuk melempar candaan.
Gauri lantas tertawa seraya menganggukan kepala beberapa kali, mengiyakan apa yang menjadi keinginan pria itu di masa depan.
"Kamu mau ikut saya mandi?"
Full versi part ini ada di karyakarsa. Link di bio.
Bisa dibeli juga dalam bentuk pdf, pemesanan via WA 081717254225. Only 40k untuk full versi cerita (50 bab) + 10 ekstra part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris Untuk Mantan Suami
General Fiction[Follow dulu untuk bisa membaca part yang lengkap] Pasca bercerai dari Affandra Weltz, Gauri Chandrata mendapati dirinya mengandung bayi sang mantan suami. Tak akan mudah melewati kehamilan hanya seorang diri, namun ia sudah bertekad untuk melahirka...