35 : Unstable

197 17 1
                                    

"Bagaimana bisa kalian melibatkan anak seorang pejabat?! Kalian semua ingin mati, hah?!" Bentak Danzo pada semua bawahannya di rumah sakit itu.

"Orochimaru-sensei, bagaimana anda mengurus anak buah ini?!" Bentak Danzo.

"Maafkan saya, Danzo-sama. Saya lalai mengawasi mereka."

"Sial!" Teriak Danzo kesal.

Mereka semua yang berada di ruangan itu, kecuali Orochimaru, terlihat gemetar karena takut.

"Ini bisa menjatuhkanku jika ketahuan!" Gerutu Danzo.

"Sudah aku bilang! Target kalian adalah seseorang yang tidak punya keluarga atau kerabat!"

"Aku tidak peduli apa yang akan kau lakukan, tapi gunakan otakmu untuk membersihkan hal ini!" Bentak Danzo pada Orochimaru.

"Baiklah, saya mengerti."

"Haaah! Untung saja Pria itu tidak tau akan penelitian ini..." Gerutu Danzo.

"Semuanya keluar! Orochimaru, aku perlu bicara denganmu!"

Sesuai perintah, Kabuto dan bawahan lainnya keluar dari ruangan tersebut dan meninggalkan Orochimaru dan Danzo disana.

"Danzo-sama, saya tau siapa dokter yang melakukan itu?"

"Siapa? Si Kabuto itu?"

Orochimaru menggelengkan kepalanya. "Tidak, bukan dia."

"Tapi, kita bisa dalam masalah jika tetap membiarkan Yakushi Kabuto hidup." Lanjut Orochimaru.

"..."

"Anda sudah tau sejak lama, bahwa dia terlihat akan mengkhianati kita, kan?"

"..."

"Saya memperhatikannya akhir-akhir ini. Dia sering sekali bersama Haruno Sakura."

"Haruno Sakura? Ah, perempuan itu..."

"Benar! Jika Kabuto membocorkan hal ini padanya, kita akan tamat!"

"..."

"Bagaimana, jika kita membunuh mereka berdua?"

Danzo terdiam sejenak, kemudian menyeringai.

"Fu, cari lokasi yang bisa digunakan untuk mengeksekusi mereka."

Fu mengangguk. "Baik, Danzo-sama."

"Sudah waktunya kita membersihkan hama-hama itu."

.............

"Kau memintaku mengekspos ini sekarang?" Tanya Sakura pada Kabuto.

Kabuto mengangguk. "Mereka sudah gelisah dengan adanya berita kemarin." Ujar Kabuto.

"Jika kita menyerang mereka dengan ini, mereka takkan bisa bergerak lagi." Kata Kabuto seraya duduk di samping Sakura.

Sakura yang duduk di mejanya itu terlihat berpikir sejenak. Tidak ada orang lain selain mereka berdua disana, sehingga mereka leluasa untuk membicarakan itu.

"Tapi setelah kupikirkan, bagaimana bisa mereka ceroboh seperti itu?" Tanya Sakura.

"Hm, mungkin saja karena dia tidak mengecek latar belakang pasien saat itu."

"Tapi kuakui, mereka sangat ceroboh." Lanjut Kabuto.

Kabuto menghela nafas panjang seraya menyenderkan punggungnya ke senderan kursi.

"Kau tau, mungkin saja mereka sudah merencanakan hal lain untuk mengantisipasi hal itu." Gumam Kabuto tanpa melihat Sakura.

"Apa maksudmu, Senpai?" Tanya Sakura bingung.

Spring of Darkness LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang