Hai semuanya!!!👋👋👋
Selamat membaca!!!
***
15 Tahun kemudian...
"Dedek, Christy, ayo cepat beres-beres nak! Kan ini hari pertama kamu masuk SMA!" Ucap Shani yang membangunkan Christy sembari menggoyangkan pundaknya.
Merasa terusik, kini Christy beralih menatap kearah manik sang ibu. Perlahan ia mulai bangun dan duduk di atas kasurnya. Shani langsung memasangkan alat bantu dengarnya pada Christy.
"Dedek, ayo siap-siap kan kamu masuk sekolah hari ini!" Ucap Shani.
"Hah?!?! Jam berapa sekarang mih?!?!" Tanya Christy.
"Udah jam 6 pagi, ayo buruan!" Titah Shani.
"Oke mih, muach..." Ucap Christy sembari mengecup pipi ibunya itu dan melepaskan alat bantu dengarnya lagi.
Dengan segera ia langsung bergegas ke kamar mandi yang berada di kamarnya itu, Shani menatap punggung anaknya yang menghilang dibalik pintu kamar mandi itu dengan wajah yang tersenyum. Kini ia langsung turun untuk menyiapkan sarapan pagi untuk mereka.
Singkat cerita kini makanan sudah tersaji di atas meja makan itu. Chika yang sudah bersiap-siap untuk ke kampus juga. Chika mulai mengambil piringnya dan menyiapkan makanannya. Tak lama kemudian, Christy hadir dengan berpakaian lengkap dan menenteng tas sekolahnya.
"Pagi kak Chika." Ujar Christy dengan riang namun tak ada respon berarti dari Chika.
"Chika... Adekmu manggil itu loh." Tegur Shani.
"Ya." Balas Chika dengan singkat.
"Kak Chika kenapa sih tiap hari gitu mulu." Ucap Christy dengan nada sendunya.
"Bisa diam gak?!?! Gausah bikin mood gue rusak pagi-pagi gini!" Bentak Chika.
"Chika! Mami ga pernah ngajarin Chika untuk ngebentak dedek! Sekarang minta maaf!" Titah Shani yang emosinya sudah memuncak.
Prangg....
"Mami kenapa sih selalu memperhatikan dia dibanding aku? Apa salahku sama mama hah?!?!" Bentak Chika kepada Shani.
"Turunkan nada bicaramu Chika! Mami ngga pernah ngajarin kamu untuk ngebentak orang tua!" Bentak Shani.
"Udah ah, aku udah muak!" Ucap Chika sembari mengambil tasnya dan pergi meninggalkan mereka di situ.
"Chika!" Teriak Shani memanggil Chika namun tak di gubris oleh Chika.
Shani menatap sendu kearah punggung putrinya itu yang semakin menjauh dan akhirnya menghilang dari pandangannya itu. Kini manik matanya beralih kearah Christy yang sudah tertunduk lesu dengan alat bantu pendengarannya yang ia lepas dan letakkan di atas meja makan itu. Ia langsung menuju kearah putri kecilnya itu, mengambil alat bantu pendengaran itu dan memasangkannya kembali kepada Christy.
"Dek... Jangan takut yah? Mami akan selalu bersamamu, doakan kak Chikanya ya biar dia luluh." Ucap Shani sembari membelai lembut pipi anaknya itu.
"Mih... Aku anak pembawa sial ya?" Tanya Christy dengan nada sendu.
"Kamu jangan ngomong ngawur gitu dek, justru kamu anugerah terindah dari Tuhan yang diberikan kepada mami." Ucap Shani sembari memeluk buah hatinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jemari ✓
Fanfiction"Tuhan, kenapa aku harus terlahir begini? Apakah aku pernah berbuat dosa yang sangat berat di kehidupan sebelumnya?" - Angelina Christy Davies • • • "Meskipun kamu tuli, jemariku dan jemarimu akan saling berkomunikasi satu sama lain. Jadi jangan kha...