Hai semuanya!!!👋👋👋
Baca sampai habis kalau ngga nyesal nanti akhirnya gimana... 🙂
Selamat membaca!!!
***
7 Tahun kemudian...
"Udah dulu ya Caca, Aldo, mami capek. Mau duduk dulu di sana. Mainnya sama papi aja ya?" Ujar Chika sembari menunjuk payung-payung yang berada tak jauh dari pantai itu.
"Oke mami, ayok papi!" Ajak Caca.
"Let's go!!" Ujar pria itu dengan girang.
Chika pun langsung menuju payung-payung yang dimaksud. Ia duduk dan menatap kosong ke arah pantai itu. Pikirannya membiru kala merasakan suasana berangin dari pantai itu. Seakan-akan sang empunya sedang merindukan sesuatu.
"Chika!" Ucap seorang wanita paruh baya sembari menepuk bahu Chika.
"Eh!"
"Lah, mami?"
"Kamu ngapain?" Tanya Shani sembari mengambil posisi untuk duduk dan memangku dagunya.
"Engga ngapa-ngapain sih mi."
"Kamu rindu dedek ya?"
"Dedek udah senang ya mi?"
"Harusnya sih begitu." Balas Shani sembari menikmati suasana pantai itu dan menatap kosong kearah lautan.
"Aku nyesal, ngga berada di sana pada saat-saat terakhirnya." Ucap Chika dengan air mata yang sudah mencuat keluar dari sudut mata dengan manik coklatnya itu.
"Dedek kalo masih ada udah gede banget pasti ya mih?"
"Banget malah. Kamu aja udah punya anak dua."
"Seandainya aku di sana, apa yang bakal terjadi ya samaku?"
"Entahlah..."
***
Flashback on...
Keadaan Christy semakin hari semakin memburuk, ternyata pendarahan di otaknya tak dapat dibendung. Kini ia sedang dalam keadaan kritis dan sedang dalam penanganan intensif dari dokter.
"KAK CHIKA!!! KAK CHIKA!!! KAKAK DIMANA?!?!" - Zee.
"Jauh, di luar... Kenapa?" - Chika.
"PLEASE KAK CHIKA!! TOLONG KEMBALI LAH!! TOYA BUTUH KAK CHIKA SEKARANG!!" - Zee.
"Ga bisa Zee... Maaf... Aku tak sanggup melihat itu semua Zee..." - Chika.
"BUT, WHY?!?! DIA BUTUH KAMU KAK, INI SAAT-SAAT TERAKHIRNYA KENAPA HARUS PERGI BEGITU AJA TANPA MENEMANINYA. DARI TADI DIA MANGGILIN NAMA KAMU KAK!!!" - Zee.
"Maaf Zee... Ga bisa." - Chika.
Chika memutus panggilan suara dari sahabat Christy, yaitu Zee. Chika sebenarnya berada di sebuah pantai, ia duduk di pasir pantai dengan ombak laut yang menyapu tubuhnya kala angin laut menuju dirinya. Matanya menatap sendu kearah langit yang menampilkan semburat jingga dengan perpaduan warna ungu muda yang membuat kesan yang mendalam bagi yang melihatnya. Matahari yang sudah berada di ufuk barat pun kian tenggelam dan digantikan dengan bulan.
"Maaf Kitty! Maaf, sejujurnya aku ga mau meninggalkanmu di saat sakratul mautmu seperti ini. Ini salahku." Lirih Chika sembari berurai air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jemari ✓
Fiksi Penggemar"Tuhan, kenapa aku harus terlahir begini? Apakah aku pernah berbuat dosa yang sangat berat di kehidupan sebelumnya?" - Angelina Christy Davies • • • "Meskipun kamu tuli, jemariku dan jemarimu akan saling berkomunikasi satu sama lain. Jadi jangan kha...