30. 🌸 Faktanya

308 23 4
                                    

"Retha, apa yang kamu pikirkan tentang dia? Kenapa kamu melarang anak itu bersama Lizzie?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Retha, apa yang kamu pikirkan tentang dia? Kenapa kamu melarang anak itu bersama Lizzie?"

"Aku hanya gak suka sama dia, Han, gak lebih dari itu,"

Raihand tersenyum kecil menanggapi Maretha sang istri, keduanya bahkan sedang membahas tentang hubungan yang terjalin antara anaknya Lizzie dengan Joshua.

"Yakin? Bukan karena dia sangat mirip dengan Jonathan? Kamu takut kalau kejadian itu akan terulang kembali kepada anak kita?"

"Raihand! Tutup mulut kamu! Jangan pernah kamu bahas peristiwa itu lagi, aku gak mau dengar!"

"Mau sampai kapan kamu begini? Menganggap bahwa kejadian itu gak pernah terjadi? Aku tau dan sangat paham, kamu mengalami trauma berlebih karena kejadian itu. Kamu juga kehilangan Lyla, aku tau. Tapi, kamu perlu ingat, semua itu sudah berlalu. Bahkan kejadian itu sudah tiga puluh dua tahun berlalu dan gak akan mungkin terulang kembali. Lalu, apa yang kamu khawatirkan?"

Maretha yang semula menutup kedua telinganya, perlahan melonggarkan tangannya. Ia terdiam sejenak seolah menerawang ke dalam bayangan masa lalunya dulu.

Mengingat luka lama yang sudah ia tutup rapat yang waktu itu berusaha ia lupakan. Tentang kematian Jonathan, lalu penembakan mantan kekasih Lyla tepat di depan kedua matanya, dan terakhir mendengar kabar kematian Lyla yang saat itu bahkan dirinya tidak dapat menemaninya di saat-saat terakhir Lyla.

Semua rentetan kejadian kelam itu begitu memilukan baginya, terlebih kehilangan sosok Lyla, sahabat sekaligus seseorang yang sangat berarti di dalam hidupnya. Maretha mengalami trauma berkepanjangan, terkadang saking tidak percayanya, ia sering menganggap bahwa Lyla dan Jonathan masih hidup.

Merasa seolah kedua orang itu masih berada di sekitarnya, semua itu terjadi karena rasa traumatis luar biasa yang dialaminya. Namun seiring berjalannya waktu, lambat laun Maretha mampu kembali kepada kehidupan nyata dan benar-benar bisa menerima bahwa Lyla dan Jonathan sungguh sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Untuk itu selama proses penyembuhan mentalnya yang terguncang, ia bertemu dengan Raihand sang ahli psikologi yang saat itu senantiasa mendengar semua cerita Maretha. Dimana, seiring berjalannya waktu, yang semula keduanya hanya rekan biasa, keduanya lalu memutuskan untuk menjalin hubungan sampai menikah hingga saat ini.

Untuk itu Raihand, sang suami, begitu mengerti isi pikiran Maretha, segala kehidupan dan beban yang dimiliki oleh Maretha sepanjang hidupnya. Raihand juga mengetahui seluk beluk kehidupan tentang Lyla dan juga Jonathan.

Kedua mata wanita paruh baya itu pun mulai terasa panas, ia ingin menangis namun berusaha di tahannya. Kemudian sang suami yang mengetahui itu, maju untuk memeluk tubuh sang istri.

"Lizzie bukan lah Lyla, meskipun wajah mereka berdua sangat mirip, tapi sekali lagi, anak kita bukan Lyla. Begitu pun dengan Joshua, dia bukan Jonathan. Kalau pun mereka berdua berakhir bersama, itu tandanya adalah takdir. Kamu gak perlu menyangkut pautkan kejadian itu terhadap Lizzie dan Joshua, mereka tidak ada hubungannya dengan kejadian kelam tiga puluh dua tahun yang lalu itu. Lizzie adalah Lizzie, dan Joshua adalah Joshua. Kamu mengerti?"

You Going Me Crazy | Joshua Hong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang