19. HANCURNYA HUBUNGAN ALETHEA DAN SAGARA

798 30 2
                                    

Hai, selamat membaca, semoga suka^^

TANDAI TYPO YA ‼️

JANGAN LUPA UNTUK MENEKAN TOMBOL BINTANG. SILAHKAN FOLLOW AKUN AUTHOR UNTUK MENDAPATKAN NOTIP. TERIMA KASIH.

Ig : @alethea.erz

ENJOY 💟

***

19. HANCURNYA HUBUNGAN ALETHEA DAN SAGARA

Tepat pukul 8 malam, Alethea turun dari kamarnya untuk menuju ke parkir mobil. Ia meninggalkan ketiga temannya dengan langkah memburu. Dengan cepat perempuan itu menaiki mobilnya dan selepas itu membelah jalanan yang cukup padat.

Selama diperjalanan, pikiran Alethea tidak terfokus pada apapun. Tapi ada secuil harapan yang terselip dalam hatinya, kebahagiaan. Perempuan itu mengharapkan kebahagiaan akan datang dari sosok lelaki yang sangat amat ia cintai.

Setelah kurang lebih 15 menit perjalanan, Alethea telah sampai di lokasi yang Sagara kirim padanya. Baru saja ia turun, terpampang jelas satu motor sport hitam yang sangat ia kenal. "Sagara udah nyampe," batin perempuan itu.

Tanpa berpikir apapun lagi, Alethea masuk ke dalam cafe yang tengah ramai saat itu. Perempuan pemberani itu lalu berjalan mendekati Sagara, persis duduk di samping Sagara tanpa sepatah kata yang ia ucapkan. Memang telah lama mereka tidak seperti ini, rasa canggung kalut dalam diri keduanya.

"Kenapa, Gar?" tanya Alethea. Perempuan itu sengaja meninggalkan ketiga temannya di Dareen Apart hanya untuk mendatangi Sagara.

"Ada yang mau gue omongin sama lo," balas Sagara datar.

Alethea mengerutkan keningnya, bingung akan perkataan Sagara yang menyebutkan kata 'gue' dan 'lo' kepadanya, "Tentang?"

"Hubungan kita."

Deggg!!

Jantung Alethea berdegup tak beraturan mendengar hal itu. Pandangan matanya sengaja ia alihkan dari sosok laki-laki di hadapannya. "Kenapa, Gar?"

Sagara menundukkan kepalanya, ia terdiam beberapa saat. Mencoba meyakinkan diri untuk mengatakan hal yang mungkin sangat sakit untuk diterima. "Kita selesai ya, Al?"

"Maksudnya?"

"Hubungan kita selesai."

"Putus?"

"Iya."

Alethea menengadahkan kepalanya secara paksa, menahan air matanya agar tidak lolos begitu saja. Ternyata benar, jangan letakkan kebahagiaan kita pada orang lain, karena kalau orang tersebut hilang, kita akan berantakan.

"Jangan nangis, Al," lirih Sagara. Perasaan Alethea semakin kalut dibuatnya. Bagaimana bisa dilarang menangis sama orang yang telah membuat kita nangis? Selucu itu kah?

"Lo jahat, Gar."

Sagara terdiam sejenak. "Iya, gue jahat. Jadi, lo jangan sama gue. Bahagia lo bukan gue. Gue gak layak buat sama lo."

"Kenapa lo jadi sebrengsek ini, Gar?" tanya Alethea.

"Lo, atau gue yang brengsek, Al?"

Pikiran Alethea memutar dan terpusat pada insiden SMA BUMANTARA seminggu yang lalu. "Gue udah jelasin. Semua yang diucap Nio itu bohong, Gar. Sesusah itu buat lo percaya sama gue? Gue gak sebrengsek yang lo kira."

Sagara menatap lekat perempuan dihadapannya yang tengah membela dirinya itu. "Gue juga gak sebrengsek itu, Al. Tapi kita harus selesai. Harus."

"Gue bukan bahagia nya lo, dan lo juga bukan bahagianya gue," sambung Sagara.

ALETHEA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang