23. EGOIS

817 33 1
                                    

Hai, selamat membaca, semoga suka^^

TANDAI TYPO YA ‼️

JANGAN LUPA UNTUK MENEKAN TOMBOL BINTANG. SILAHKAN FOLLOW AKUN AUTHOR UNTUK MENDAPATKAN NOTIP. TERIMA KASIH.

Ig : @alethea.erz

ENJOY 💟

***

23. EGOIS

Cinta itu sederhana, yang rumit itu ego dan gengsi.

Hujan mengguyur malam ini, suasana dingin menyelimuti tubuh kekar Sagara. Laki-laki itu berdiri di tengah hujan, membiarkan tubuhnya basah kuyup. Kepalanya sengaja menengadah agar air matanya yang jatuh mampu lolos terbawa hujan.

"BRENGSEK!! BAJINGANNN!!" teriak Sagara. "LO BRENGSEK BANGET, GAR!! LO JUGA GAK LEBIH DARI COWOK BAJINGANN!!"

Laki-laki itu mengacak-acak rambutnya yang basah. Isi kepalanya sangat berisik dan terputar kejadian di rumah sakit yang membuatnya semakin frustrasi.

"Masih berani lo nongol disini?" tanya Reksa. "Masih berani lo menampakkan diri disini?"

Pandangannya menoleh pada ketiga perempuan di sampingnya. "Lo bertiga ternyata juga gak bisa dipercaya?"

"Bang, tapi soal kedatangan Sagara ini diluar kemauan kita. Sagara sama Kenan ngikutin kita, Bang," sanggah Gaby cepat.

"Tandanya lo bertiga gak becus!" sentak Reksa. "Gue gak nyangka kalau Alethea dikelilingi orang-orang munafik kayak kalian."

Gaby akan mengeluarkan suaranya lagi namun dicegah oleh Maudy. "Stop. Jangan bikin keributan."

Bella sejak tadi diam, matanya berlinang. Wajah perempuan itu pucat, terlalu lelah dan banyak pikiran khawatir akan keselamatan putri kesayangannya. Sunyi melanda, tidak ada yang angkat bicara duluan. Bella mendekat pada Sagara, tatapannya utuh untuk laki-laki di hadapannya.

Plakkk!!

Tamparan keras mengenai pipi Sagara. "Saya kecewa sama kamu!" kata Bella penuh penekanan. "Mana janji kamu untuk menjaga putri saya?!"

Sagara menundukkan kepalanya penuh rasa kecewa pada dirinya sendiri. "Maafin saya, Tante."

"Tidak ada kata maaf, Sagara," kata Bella serius. "Jangan pasang topeng munafik mu itu. Saya tidak akan pernah mengizinkan kamu untuk tetap dekat dengan keluarga saya, terutama dengan Alethea."

"Izinkan saya untuk tanggung jawab, Tante. Setidaknya sampai Alethea sembuh," kata Sagara lemah.

"Perlu saya ulang kalimat saya, Sagara?" kata Bella dengan nada yang mulai meninggi. "Kamu boleh pergi dari sini, jangan tampakkan diri kamu lagi."

"Tante, tapi-"

"SAYA BILANG PERGI!!"

Kenan meraih tubuh Sagara, laki-laki itu merangkul teman yang telah dianggap sebagai saudaranya sendiri. "Udah, Gar. Kita pergi."

"PENGECUTTT!!! LO PENGECUTT, GARRR!!!" teriak Sagara. Ia semakin frustrasi. Perkataan Sagara tidak benar. Alethea masih bahagianya, perempuan itu masih segalanya, bahkan semestanya. Tapi Sagara telah kehilangan dia.

"KEMBALIKAN SEMESTA GUE!! KEMBALIKAN ALETHEA GUEE!!"

"GUE MAU PELUK DIA DENGAN ERAT LAGI, HUJAN."

"AKU MENYAYANGINYA."

ALETHEA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang