22. KITA, FOUR ANGELS!

751 25 2
                                    

Hai, selamat membaca, semoga suka^^

TANDAI TYPO YA ‼️

JANGAN LUPA UNTUK MENEKAN TOMBOL BINTANG. SILAHKAN FOLLOW AKUN AUTHOR UNTUK MENDAPATKAN NOTIP. TERIMA KASIH.

Ig : @alethea.erz

ENJOY 💟

***

22. KITA, FOUR ANGELS!

Kantin SMA BUMANTARA tengah ramai. Suara ricuh bersahutan dimana-mana menggambarkan suasana biasa saat di kantin. Ketiga perempuan atas nama Four Angels itu juga duduk disana, di bangku yang selalu bahkan telah di klaim menjadi pusat berkumpulnya saat di kantin. 

Zeline tersenyum hambar saat melihat ada satu bangku kosong di meja yang ia duduki. "Selama ini gak pernah ada bangku yang kosong disini."

Gaby menoleh kearahnya, lalu ke arah bangku kosong tersebut. Hatinya terasa tertusuk.

"Soal apapun yang menyangkut kita berempat, gue gak akan pernah diem aja. Semua harus dibalas, termasuk apa yang terjadi pada Alethea sekarang," kata Zeline tampak serius. Ia memang satu-satunya anggota Four Angels yang cukup arogan dan tidak pernah diam saja bila ada anggotanya sedang diusik ataupun terlibat dalam suatu masalah. 

Maudy memiringkan kepalanya, menangkap baik-baik ucapan Zeline. "Lo mau apain Sagara emang?"

"UHUYY, KASIAN BANGET YANG SEKARANG CUMA BERTIGA," sahut seorang perempuan dari arah kejauhan tapi mampu di dengar oleh seisi kantin. Ya, dia Bianca dan geng nya, termasuk Rachel yang sekarang tergabung bersamanya. 

Hening terjadi seketika. Tanpa menoleh ke arah sumber suara, Zeline, Maudy dan Gaby tahu siapa yang sedang melontarkan kalimat api itu. Maudy memegang tangan Zeline erat, ia juga tahu bahwa perempuan di sampingnya itu tidak akan diam aja. 

"MANA NIH, YANG KATANYA FOUR ANGELS FOR BEATLES?" sahut suara itu lagi semakin mendekat. Geng mereka yang jumlahnya lebih banyak sekitar tiga kali lipat Four Angels menampakkan diri tepat di hadapan Zeline, Maudy dan Gaby. "Sekali empat tetap empat, tapi sekarang tiga ya?"

Ketiganya spontan berdiri. Tanpa sadar, Bianca mengibarkan bendera peperangan di siang bolong. Para pengisi kantin tidak ada yang berani mengusik, bahkan Beatles pun tak tampak. "Mau apa lo semua?" tanya Gaby dengan tangan yang menyilang kedepan. 

Bianca menyeringai. "Mana ketua kebanggaan lo? Ketua yang disanjung-sanjung se area Bumantara? Kritis ya? Atau, udah kembali ke sang pencipta?"

Brukkk!!

Tubuh Bianca tersungkur di lantai kantin akibat dorongan kuat dari Zeline. "JAGA OMONGAN LO BANGSATT!!"

"LO GAK TAU APA-APA, JADI MENDING LO DIEM!!" 

Rachel maju sebagai tanda perlawanan pada Zeline. Ia juga mendorong tubuh Zeline untuk mundur. "Lo pikir, kita takut sama lo?!"

"Geng murahan kayak lo gak pantes untuk ditakutin!" sentaknya lagi. "Lo bertiga sok berkuasa, karena numpang nama doang di Beatles!" 

"Waduh waduh waduh, gak suka nih gue sama omongan kayak gini nih," sahut Gaby. "Enak banget mulut lo ngomong? Mau gue robek disini mulut lo?!"

Maudy terkekeh. "Etis gak sih, kalau kita tonjok-tonjokan?" katanya santai tapi mampu menusuk geng di depannya. Maudy memang terbilang bisa dan sangat mudah membaca kelemahan musuh-musuhnya. 

Rachel menelan salivanya kasar, ia memang perempuan berani tapi tidak dengan kemampuan bela dirinya. Ia sadar, bahwa Four Angels lebih unggul jika tentang itu. 

ALETHEA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang