2. PAMIT

1.1K 47 0
                                    

Hai, selamat menikmati hari libur! Selamat membaca, semoga suka^^

TANDAI TYPO YA ‼️

JANGAN LUPA UNTUK MENEKAN TOMBOL BINTANG. SILAHKAN FOLLOW AKUN AUTHOR UNTUK MENDAPATKAN NOTIP. TERIMA KASIH.

Ig : @alethea.erz

ENJOY 💟

***

"Pergi bukan berarti meninggalkan. Jarak bukanlah penghalang. Selamat tinggal." 

- Alethea Ratu Dareen

2. PAMIT

Alethea mamasuki kamarnya dengan langkah tak beraturan, melempar ranselnya asal. Ada perasaan marah yang sejak tadi ia pendam. Reksa menyadari perlakuan adiknya. "Kenapa, Al?"

"Party berantakan."

Reksa mulai duduk di tepi kasur berwarna cream, memandangi wajah kusut adik kesayangannya yang tengah duduk di kursi meja belajar. "Kok bisa? Kenapa?"

"Panjang ceritanya," kata Alethea. Reksa tak menanyakan nya lagi, sebab memang ia tahu mengenai apa yang terjadi pada adik perempuan kesayangannya. Bukan Reksa jika tidak tahu mengenai Alethea. "Tadi party sama Nio juga?" 

"Iya, Rachel juga datang," kata Alethea. 

"Kamu masih jalin hubungan sama Nio?" 

"Iya." 

Reksa menghembus napas pasrah, "Yaudah istirahat, besok harus berangkat ke Surabaya," pamitnya. Lelaki itu mengelus kepala Alethea sebentar, lalu melangkah pergi keluar kamar. Sejak awal memang Reksa tidak merestui hubungan Alethea dengan Nio, selain karena potensi kecerdasan otak Nio jauh di bawah Alethea, ia sering bersikap sombong kepada orang lain. 

Alethea terus terdiam menatap kertas yang tadi meneror dirinya. Tulisan itu menggunakan spidol merah, menandakan bahwa ini memang serius. Perempuan itu tidak takut, dia bukan penakut. Melainkan rasa gelisah menyelimuti pikirannya. 

"Siapa yang neror gue? Kenapa dia tau kalau gue mau pergi?" monolog Alethea. Tangan kiri Alethea tenggelam di ransel nya karena benda pipih itu berdering. 

Calling... 

"Kenapa Lau?" 

"Lo gak kenapa-napa kan Al?"

"Aman. Yang lain aman semua kan?" 

"Aman kok, lo sih main pergi pergi aja. Siapa sih emang yang neror lo?"

"Gue gak tau pasti, gue juga bingung kenapa dia bisa tau kalau gue mau pergi?"

"Yailah, berita update cepet banget sekarang. Apalagi lo anak keluarga Dareen."

"Iya juga. Gue mau tidur, Lau. Besok jam 5 pagi gue harus terbang ke Surabaya."

"Oke, see you lovee! Safe Flight and take care!"

"Thankyou, See you!

***

Jam menunjukkan pukul  3 pagi, Alethea bangun untuk bersiap diri. Ia mulai beranjak dari kasur segera mengambilhanduk dengan rasa malas yang masih menyelimuti, tak siap tersentuh air pagi itu. 

"Alethea! Cepat turun, udah ditunggu Pak Dio," teriak Mama dari bawah. 

"Iya, Ma. Ini Alethea turun," kata Alethea. "Dada kamar gue, terima kasih 16 tahunnya. Gue pergi dulu," monolognya menutup pintu kamar.  Alethea menarik napas panjang, selang beberapa detik ia meyakinkan diri untuk segera turun kebawah. 

ALETHEA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang