9

1.7K 243 1
                                    

"Kau tau, kau tak bisa bereinkarnasi."

"Kalau begitu, peperangan ini tak perlu usai."

Haruto menggebrak meja, membuat tiga orang lainnya tersentak. "Kau sudah di takdirkan Sooha, jangan keterlaluan dan tak tau diri!"

Sooha menatap Haruto dengan tenang, "Benar kalau ini takdirku, tapi aku juga berhak meminta satu hal pada kalian. Dan kalian harus memberikannya."

"Membuatnya hidup sama dengan mengambil kehidupan lain. Apa kau sudah gila?" Kini perwakilan manusia serigala berbicara

"Kau hanya dapat hidup sekali, kau tak memiliki kehidupan kedua atau hak bereinkarnasi, dan kau ingin membuat satu orang agar hidup dengan pengorbanan mu? Itu sama saja kau berkorban bukan untuk perdamaian, tapi hanya untuk dia saja." Lanjutnya sengit

"Dan lagi, pengorbanan mu akan jadi sia-sia. Peperangan tak akan berakhir karena kau ada niat lain. Darahmu itu, tak akan berguna lagi. Bahkan yang ingin kau buat tetap hidup itu juga tak akan bisa hidup!" Tambahnya

Suasana menjadi tegang, Sooha menunduk. Keinginannya adalah Sunoo tetap hidup. Walau ia tau, ia tak dapat melakukan hal itu.

"Kalau Sunoo berubah menjadi manusia biasa dan tetap hidup setelah kau. melakukan perngobanan. Apa kau setuju untuk melakukan perngobanan ini?" Ucap perwakilan manusia bersurai hitam legam itu

Sooha mendongak, menatapnya penuh harap. Sementara perwakilan vampir dan manusia serigala terlihat tak memiliki minat.

"Iya, bahkan kalau aku harus melakukannya sekarang. Akan ku lakukan." Ucap Sooha

Perwakilan manusia itu menatap Sooha tanpa ekspresi. Kemudian mengganggukan kepalanya.

"Maka, aku akan berikan kesempatan kehidupan kedua ku untuk membuatnya tetap hidup. Dan kau, lakukan pengorbanan itu." Ucapnya tanpa memedulikan keterkejutan dua perwakilan lain

"Kau sudah gila?" Haruto berdiri, ingin meninggalkan pertemuan itu.

"Kembali duduk!" Perintah manusia itu.

Haruto dengan enggan menurut.

"Nanti malam pukul 12. Kita akan melakukan perngorbanan. Kau berkorban untuk perdamaian ketiga kubu. Dan aku akan berkorban untuk menyerahkan kehidupanku kepada Sunoo." Ucapnya lagi.

Sooha mengangguk senang, "aku setuju, nanti malam aku akan melakukannya." Sooha menangis haru.

Perwakilan manusia serigala yang bernama Irene itu menunduk dalam. Dalam hatinya ia sedih, seorang teman baiknya akan berkorban.

Seperginya Sooha yang di antar Irene.
Haruto menangis menatap perwakilan manusia itu.

"Kenapa kau melakukannya? Dia yang harus berkorban karena telah di takdirkan. Bukan kau. Kau hanyalah manusia biasa. Kau.. kau.."

Manusia itu tersenyum, "Kalau aku tidak melakukannya lalu siapa? Haruto, jangan bersedih. Walau aku tau ini tidak mungkin. Namun, apabila kita memiliki kesempatan untuk bertemu sekali lagi. Mari habiskan lebih banyak waktu bersama. Terima kasih kepadamu dan Irene yang selama ini menjaga ku sejak aku kecil. Lihatlah, aku sudah hampir 25 tahun. Dan selama 20 tahun hidupku, kalian berdua telah menjadi bagian terindah dalam hidupku."

Haruto merasa dadanya sesak, ia ingin menangis lebih keras lagi. Ingin memeluk manusia di hadapannya, namun ia malu untuk melakukannya.

"Biarkan aku melakukannya."

Senyuman indah itu terus terputar dalam ingatan Haruto. Walau mata Haruto berembun sekalipun. Wajah pria di hadapannya yang tampan dan indah ini terlihat begitu jelas.

Senyuman terakhirnya.

Tak berapa lama Irene kembali. Dengan wajah sembab ia memeluk manusia itu.

"Kau manusia paling baik yang pernah ku temui. Terima kasih Junkyu."

🔙🔚🔜🔛

Irene menghentikan mobil di sebuah gedung tua. Ia masuk menuju tempat paling atas. Dimana seseorang menunggunya.

"Kali ini apa lagi?" Ucap Irene tak minat

Orang itu menatap bulan, "Aku telah bertemu dengannya."

Irene mengerutkan dahinya, "Siapa yang kau maksud?"

Orang itu tersenyum miring. Kemudian berbalik menghadap Irene.

"Kau tau, bahkan hanya dengan melewatinya. Aku langsung tau, itu adalah dia."

Irene mengepalkan tangannya. Menatap orang itu seolah ingin menjadikannya debu.

"Kau juga sudah hidup terlalu lama. Kenapa tiba-tiba ingin bersekolah?" Tanya Irene sembari mendekati orang itu.

"Haruto dan kawan-kawannya juga sama bukan? Bahkan aku lebih dulu masuk dari mereka."

Irene mengangguk, maniknya menatap bulan seperti yang di lakukan orang di sebelahnya.

"Apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" Tanya Irene

"Tidak ada. Aku hanya ingin hidup dengan damai."

Keduanya terdiam. Bulan malam ini tanpak sangat bersinar. Seolah kegelapan di hati mereka melihat secercah cahaya.



🔙🔚🔜🔛



"Aku mau belanja baju, ada yang mau ikut?" Tanya Sunoo

Ketujuh pria yang sedang asik dengan ponsel mereka itu menggeleng serempak.

Dengan kesal Sunoo mencebik. Segera bersiap dan pergi sendirian.

Baru saja membuka pintu ia sudah dikejutkan oleh seseorang yang berdiri di depannya dengan senyum lebar.

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Sunoo masih dengan keterkejutannya.

"Jemput ayang dong. Yuk jalan!" Ajaknya

Sunoo menatap Junkyu dari atas sampai bawah. Penampilannya cukup bagus dan tampan?

Ketujuh pria yang sedang bermain ponsel itu terdiam, melihat ke arah pintu yang terbuka sedikit dimana Sunoo berdiri di ambang pintu.

Pendengaran mereka yang tajam membuat mereka langsung tau siapa pemilik suara itu, bahkan pembicaraan apa yang mereka lakukan.

Jay berdiri menghampiri Sunoo yang hampir menutup pintu.

"Gue ikut." Ucap Jay ketika Sunoo menatapnya bingung, karena Jay menahan pintu yang akan Sunoo tutup

Junkyu mendelik malas. Kemudian menggandeng tangan Sunoo, membawa pergi ke dalam mobilnya.

Dengan cepat Jay mendahului mereka dan duduk di samping kemudi. Membuat Sunoo duduk di belakang dan Junkyu mengemudi.

Baru saja duduk dan memakai seatbeltnya. Pintu belakang di buka dari dua sisi. Memperlihatkan Heeseung dan sunghoon yang langsung duduk di samping Sunoo.

"Ini mau piknik keluarga apa?" Ketus Junkyu

"Udah diem, nyetir aja yang bener." Ucap Sunghoon

Junkyu memutar bola matanya malas. Dia yang punya mobil dia juga yang jadi sopir.

Sunoo tersenyum senang melihat wajah kesal Junkyu. Lucu saja baginya.

SUN OR MOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang