1

3.8K 312 10
                                    

Ini adalah tahun 2023. Dimana sudah ratusan tahun lamanya sejak peperangan 3 kubu di lakukan. Di jaman ini, tidak ada lagi kubu-kubu seperti dulu.

Manusia serigala seolah menghilang dan vampire sudah sedikit jumlahnya.

Vampire yang tersisa adalah mereka yang menjaga the blood altar.

Juga sudah ratusan tahun lamanya. 7 pemuda itu hidup. Mereka terus menunggu kehadiran seseorang. Namun mereka tak tau siapa yang mereka tunggu.

"Kak Jay!! Niki nih ganggu Sunoo mulu!!" Teriak Sunoo kala Niki mencipratkan air ke pakaiannya.

Jay hanya menggelengkan kepalanya. Enggan berkomentar karena itu adalah hal yang biasa.

"Semuanya ayo berkumpul." Heeseung berseru.

Ketujuh pemuda itu duduk di meja makan. Tanpa makanan apapun di atas meja.

Suasana hening, namun tidak tegang.

"Besok kita akan bersekolah." Ucap si sulung, Lee Heeseung.

"Jangan bercanda Kak, kita udah hidup ratusan tahun masa harus sekolah sih." Ucap Jungwon tak terima.

"Untuk mencari ilmu itu engga ada batasan umur Won." Celetuk Jake

"Ya masa kita berbaur sama manusia. Jungwon takut."

"Mereka engga mungkin gigit kita Won. Mereka taringnya engga setajam punya kita." Ucap Sunoo menenangkan.

"Sudah-sudah. Ini udah keputusan dari Haruto. Kita berdelapan mulai besok akan sekolah. Kalian siapkan saja apa yang perlu di siapkan. Tidak boleh ada manusia yang tau kalo kita vampire. Itu perjanjiannya."

"Kalo sampe ada yang tau gimana?" Sunghoon bertanya

"Ya gapapa sih. Cuma biar kita engga di kira aneh aja. Oiya umur kita di sini sama semua. Jadi kalian engga perlu pake kata kak lagi. Lagian setahu gue, umur kita sejak menjadi vampire itu sama semua." Jelas Heeseung

Jay merangkul bahu Heeseung yang duduk di sebelahnya.

"Akhirnya gue bisa manggil lu  Heeseung tanpa embel-embel. " Heeseung menatap Jay jengah.

"Rapat berakhir. Gue mau menemui Haruto dulu." Dengan kasar Heeseung melepas rangkulan Jay.

Setelah kepergian Heeseung, Mereka jadi ribut sendiri. Kecuali Sunghoon yang tampak tak peduli.

"Pokoknya aku mau tas warna kuning gambar bebek!!" Seru Sunoo

"Nggak usah aneh-aneh deh Noo. Itu lu mau narik perhatian apa gimana? Lagian kita masuk SMA bukan TK!" Ucap Jungwon kesal

"Kita perlu beli payung engga? Emang kita bisa tahan sinar matahari??" Tanya Niki

"Duh Nik, daripada pake payung mending pake sunblok. Biar engga item dekil juga. Kulit ga bakal terbakar." Jawab Sunoo sambil scroll produk skincare di online shop

"Emang iya?"

"Lu percaya sama Sunoo? Yakin?? Mukanya begitu lu percaya??" Cerca Jungwon

Niki menggeleng, lalu mengambil ponselnya dan memilih payung. Ia harus terlindungi dari sinar matahari.

Sunoo bodoamat, ia pergi ke kamarnya dan bersiap-siap membeli keperluan sekolah besok. Jujur ia senang, setelah sekian lama akhirnya ia bisa berinteraksi dengan banyak orang.

"Semua udah siap?" Tanya Haruto kala melihat 7 pemuda lain yang duduk di ruang tamu.

"Ayo berangkat!"

Mereka pergi ke salah satu mall terbesar di kota. Membeli banyak perlengkapan sekolah.

"Ini apa kok lucu banget." Tanya Sunoo sambil mengambil sticky note bergambar koala.

Baru saja ingin memasukannya ke keranjang, Ada tangan lain yang mengambil sticky note itu.

Sunoo menatap kesal sang pelaku. "Kenapa?" Tanyanya pada Sunoo

"Itu kan yang ambil duluan aku. Kenapa kamu ambil gitu aja?!"

"Belum lu bayar kan? Jadi boleh aja dong gue ambil." Jawabnya tak kalah sengit.

"Nyebelin, mentang-mentang mukanya mirip koala!"

Sunoo hampir saja melempar orang itu dengan keranjangnya. Namun tangannya di tahan oleh Haruto.

"Tenang Sunoo. Jangan bikin keributan."

Sunoo melepaskan tangannya dari keranjang. "Tapi dia nyebelin banget To!!" Tunjuk Sunoo ke pemuda yang daritadi menatapnya datar.

"Maaf ya, kami permisi." Ucap Haruto sembari menarik Sunoo

"Bocah ingusan yang menyebalkan."

Sunoo menghentikan langkahnya. Mengambil botol minum kaca yang tadi ia masukan keranjang dan melemparnya ke arah kepala pemuda tadi.

Karena posisi pemuda tadi sudah berbalik membelakangi Sunoo, ia tak tau kalo ada sebuah botol yang melayang ke arahnya dan mengenai kepalanya.

"Aduhhh!!" Pekiknya kala rasa pening menghampiri kepalanya.

"Kim Sunoo!!" Desis Haruto kesal. Sunoo sendiri tertawa terbahak-bahak.

Tak lama ada pemuda lain yang menghampiri pemuda itu. "Jun, lu gapapa?"

"Gapapa gimana? Pusing pala gue!" Eluh pemuda bernama Junkyu.

"Lu juga ngapain ngajak ribut anak orang sih." Ujar Yoshi, teman Junkyu.

"Itu anak mukanya ngeselin sih." Ucap Junkyu kesal.

Junkyu berbalik menatap Sunoo, dengan jahil Sunoo menjulurkan lidahnya dan berbalik pergi menjauhi Junkyu.





🔙🔚🔜🔛

"Kamu jangan cari masalah dong Noo." Ucap Heeseung setelah Haruto menceritakan apa yang terjadi tadi di mall.

Sunoo mengangguk malas. Matanya menatap tajam Haruto.

"Kalau begitu sekarang kalian tidurlah. Besok kalian harus siap buat menjalani hidup sebagai manusia biasa. Walau hanya berpura-pura."

Ketujuh pemuda lain mengangguk dan pergi menuju kamar mereka.

Sunoo berdiri di balkon kamarnya. Menatap bulan sabit yang seolah tersenyum kepadanya.

"Tampak menyebalkan."

Sunoo menutup matanya. Saat membuka matanya Matahari telah terbit dari sebelah timur. Tampak bercahaya.

Sunoo menatap matahari itu, seolah mengisyaratkan bahwa ia sudah lelah.

Dengan wajah datarnya Sunoo duduk di kasurnya. Menatap ke arah pintu kamarnya.

"Lee Heeseung. "Gumamnya

Pintu di ketuk pelan dan terbuka, menampakkan seseorang yang tersenyum lalu duduk di samping Sunoo.

"Kau sudah bangun?" Tanyanya sambil mencubit pelan pipi gembul Sunoo.

"Heeseung, heheh.. agak aneh tanpa kak di depannya. Tapi gapapa kan ?? Lee Heeseung??" Ucap Sunoo ngelantur

Heeseung tersenyum lebar. "Bersiaplah Sunoo. Sepertinya kau masih mengantuk, jadi ngelantur gini"

Heeseung beranjak dan pergi dari kamar Sunoo. Sunoo tersenyum. Tangan kanannya ia taruh di dada sebelah kirinya.

Dimana jantungnya berdetak. Namun ada yang berbeda. Jantung itu terlilit sebuah rantai kecil dengan permata merah yang bersinar dan ukiran sayap.






Haruto menatap lukisan yang ada di kamarnya. Sudah ratusan tahun lamanya ia menjadi vampire. Tak ada yang tau sejak kapan. Namun ia sudah hidup cukup lama.

"Aku tak tau, bahwa aku akan menyaksikan semuanya. Aku telah hidup sangat lama. Bahkan tanpa sadar, aku hampir melupakan beberapa hal."

Haruto menutup matanya, merasakan gejolak aneh di dadanya.

"Sooha."

Tanpa sadar mulutnya berucap. Perlahan ia membuka matanya. Tersenyum tipis kala ingatan itu hadir kembali.

"Semua sudah terjadi."



SUN OR MOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang