𝐁𝐚𝐛 𝟏𝟕

553 55 12
                                    

𝐓𝐡𝐢𝐬 𝐑𝐞𝐚𝐥𝐥𝐲 𝐇𝐮𝐫𝐭❜𝐬

~~

Ciuman keduanya begitu memabukkan, dan Mile benar-benar terbawa suasana panas keduanya. Bibir Mile melumat bibir Apo dengan sangat sensual, dan Apo hanya menerima setiap jengkal bibir Mile yang meraup bibirnya hingga menyesapnya seperti permen lollipop yang manis.

Puah..

Apo melepaskan ciuman Mile, dan mendorong tubuh Mile pelan agar mendapat jarak antara mereka untuk bernafas. "Huh.. huh.. huh.."

Nafas keduanya memburu, lalu keduanya meraup udara bersamaan secara rakus karena ciuman panas mereka benar-benar membuat keduanya hampir kehabisan oksigen. Matanya keduanya bertemu dengan lekat, ada kilatan nafsu di mata Mile yang menyala dan dapat dilihat dengan jelas oleh Apo. Apo menelan Saliva nya dengan kasar karena Apo tau, Mile pasti menginginkan hal yang lebih sama seperti dirinya. Namun saat Apo mencoba mencium bibir Mile kembali, Mile dengan cepat menahan tubuh Apo, sehingga Apo hanya bisa mematung pada posisinya.

"Mile.." lirih Apo.

"Hentikan, Po.. aku tidak mau melanjutkannya."

"Tapi kenapa?"

"Sebaiknya aku pergi."

"Mile, tunggu.." Apo menarik lengan Mile, agar Mile tidak pergi meninggalkannya sendiri. "Aku mohon jangan pergi.."

Mile menarik lengannya dari genggaman Apo, "Tetaplah disini, atau kau boleh pergi tapi yang jelas.. aku tidak mau bersama denganmu."

Mile melangkah pergi, namun dengan cepat Apo mengejarnya lalu memeluk tubuh Mile dari belakang. Ia melingkarkan tangannya dengan erat di pinggang Mile, lalu menyadarkan wajahnya di punggung lebar dan kekar milik Mile. Ia sangat merindukan aroma tubuh Mile yang selalu menjadi obat penenang untuknya di saat ia sedih, atau pun kesepian di masalalu. Pria yang selalu meminta, dan memberinya sandaran saat Apo membutuhkan tempat menumpahkan semua isi hatinya, dan pria yang selalu menghiburnya di kala Apo sedang dalam suasana hati yang sedih.

"Aku mohon jangan tinggalkan aku, Mile.. tolong tetaplah disini."

"Lepaskan, Po.. aku tidak mau."

"Tolong Mile.. tolonglah, tolong beri aku 1 kesempatan lagi.. aku mohon.."

Mile melepaskan paksa tangan Apo yang melingkar di pinggangnya, lalu berbalik menatap Apo dengan marah. "1 kesempatan? Apa kau tidak berpikir? Sudah berapa banyak kesempatan yang kuberikan kepadamu, namun apa yang aku dapatkan? Lagi-lagi kau berulah, dan lebih memilih dia dibandingkan diriku."

"Aku bodoh, Mile.. aku bodoh.."

"Ya, kau memang bodoh! Kau sangat bodoh, bahkan hingga akhir penyesalanmu kau tetaplah orang yang paling bodoh." Sarkas Mile penuh amarah.

"Mile.." lirih Apo.

Mile berbalik membelakangi Apo, "Maaf, Po.. tapi aku tidak bisa lagi memberikan dirimu kesempatan. Aku lelah, Po.. perasaan, dan cintaku kepadamu sudah lama mati. Semuanya telah mati, dan itu karena kesalahanmu sendiri.. jadi terimalah konsekuensinya." Mile meninggalkan Apo begitu saja, dan Apo hanya bisa menangis terjatuh di lantai.

"Hiks.. Mile.. maafkan aku, Mile.. maafkan aku.. tolong maafkan aku.."

Beribu kali maaf yang Apo ucapkan, tidak akan pernah bisa meluluhkan perasaan Mile yang telah mati, dan cintanya.

~~

Keesokan harinya, Apo benar-benar tidak bisa fokus kepada pekerjaan yang ia lakukan. Ia masih kepikiran tentang kejadian kemarin saat Mile kembali menolaknya, dan rasanya benar-benar sakit sekali. Ia baru sadar jika rasa sakit dari penolakan begitu menyakitkan, dan sekarang ia tau apa yang selama ini Mile rasakan di masalalu saat dirinya berulang kali menolak Mile yang menyatakan perasaannya kepada Apo.

𝐓𝐡𝐢𝐬 𝐑𝐞𝐚𝐥𝐥𝐲 𝐇𝐮𝐫𝐭❜𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang