Sandra memakan makanan miliknya, ia melihat isi rumah yang mulai rame. Di meja makan juga sudah berisik oleh candaan anak geng Ftepavìo, mereka tertawa sampai terbahak-bahak setelah mendengar lawakan pemuda bernama Malvin dan juga Ravangga. Sandra tak menyangka mereka yang dikenal menyeramkan akan sehangat ini dan asik.
"Lo pacarnya si bos?" Tiba-tiba seseorang bertanya yang duduk berada disampingnya. Sandra menoleh.
Sandra mengangguk kecil dengan mulut yang penuh oleh makanan. Sedangkan pemuda itu terkekeh gemas. "Kenalin, gue Sadipta Airlangga. Panggil aja Dipta, anggota termuda Ftepavìo."
Sandra yang mendengar terkejut. "Umur?"
"15 tahun, muda bukan?" Dipta kembali tertawa kecil. "Gue sejak usia 10 tahun dah diasuh sama si bos. Dia orangnya sangat baik, mengajak gue untuk berteduh. Dia seperti malaikat tanpa sayap, walau dikenal mematikan. Bos sebenarnya baik tapi ketutup sama jiwa iblisnya," jelas Dipta sambil melihat Ravangga yang masih tertawa senang dengan yang lain.
"Jiwa iblis?" Sandra baru teringat sesuatu. Tapi itu nyata atau hanya ilusi. Bayangan dimana Rava mendorong tubuh bu Dona serta mata merah menyala itu.
"Bos gak cerita sama lo? Emang lo berdua udah berapa lama pacaran?" Dipta tak mempermasalahkan percintaan ketua mereka begitu juga dengan yang lainnya saat di aula tadi. Mereka menerima semuanya, dan tak ambil pusing.
"Baru tadi," jawab Sandra sambil meringis malu.
"Oh, gue kira dah lama. Tapi gue seneng ada seseorang yang berhasil meluluhkan hati iblisnya. Dulu, gak ada satupun yang berhasil meluluhkan dia. Semua orang ia bantai karena selalu mengganggunya, sejak itu. Tidak ada yang berani lagi mendekati dirinya, kecuali satu orang."
"Satu orang?" beo Sandra yang diangguki oleh Dipta.
"Dia sahabat bos satu-satunya, seseorang yang bisa menenangkan bos saat dikendalikan jiwa iblisnya," ungkap Dipta.
Sandra ingin bertanya kembali, tapi tiba-tiba ada suara seorang wanita yang membuat kebisingan menjadi sunyi. Terlihat diambang pintu masuk terdapat seorang wanita dengan pakaian serba hitamnya dan jangan lupa. Wajah datar nan dingin.
"Ada apa ini? Kenapa kalian sangat berisik!" Semua orang hanya bisa terdiam tanpa melirik wanita itu.
Sandra menatap bingung siapa wanita itu. Tapi Dipta memberitahu siapa dia. "Liora Asrita, dia sahabat terdekat bos."
Sandra mulai melirik Rava yang bangkit dari duduknya. Ada perasaan tak rela saat Rava akan bertemu dengan wanita itu. Tapi ia bisa apa? Walau dia sudah di klaim menjadi kekasihnya, dia tak seharusnya mengikut campuri urusan pribadi orang lain.
"Liora?" Rava menatap terharu wanita dihadapan dirinya.
Sedangkan wanita itu menatap Rava bingung. "Siapa lo?" Liora segera melepaskan pisau lipat dari saku jeans hitamnya. Ia todongkan pisau itu kearah Rava.
Rava terkekeh. "Lo berani banget nunjukin pisau kearah sahabat sendiri?" Perkataan Rava sontak membuat wanita itu menatap dirinya penuh kebingungan.
"Maksud lo apa sih?! Sahabat gue dah mati! Jangan lo ngaku-ngaku sendiri!" sentaknya. "Terus! Kalian kenapa malah diam jika ada penyusup!"
"Dia bukan penyusup Liora, dia Valencia. Jiwa yang tak sengaja masuk ketubuh orang lain," jelas Jefrian menghampiri mereka berdua.
Liora menatap pemuda dihadapan dirinya dengan pandangan tak percaya. "L-lo.. Beneran Valencia?" Rava mengangguk.
Liora melempar pisaunya entah kemana, ia segera menerjang tubuh pemuda dihadapan dirinya penuh kebahagiaan. Rava terkekeh, ia membalas pelukan wanita itu dengan senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐀𝐕𝐀𝐍𝐆𝐆𝐀 - 𝑩𝒐𝒚'𝒔 𝑳𝒐𝒗𝒆
Ficção Adolescente(18+) story notes 2🔞 Transmigrasi | M-preg | Adults teen | BXB Kehidupan itu penuh kejutan, entah apa kejutan yang sang Pencipta berikan. Mau itu cobaan, takdir, nasib atau lainnya yang katanya seperti roda berputar. Kisah sederhana yang mencari ke...