45. Panti Andala

699 52 2
                                    

Sandra melihat pantulan dirinya dari cermin kamar mandi, dia mengusap belakang lehernya yang terdapat cetakan gigitan Rava. Dia teringat saat malam itu, dimana Rava membuat tanda utuh untuk mengklaim jika dirinya hanya milik pemuda itu. Sandra kira hal itu cuman fiksi atau dongeng biasa, tapi dunia nyata pun ada.

Seketika mata indah itu membulat dengan wajah merona merah. Sandra penepuk kedua pipinya setelah memikirkan hal intim. "Yak! Apa yang kau pikirkan?! Kenapa jadi mesum gini sih?" Sandra menatap lekat pantulan dirinya.

"Huhh... Tapi enak tau, dimana punya rav— Astagaaa!!! Hentikan pikiran mesum mu itu Sandra Elgoland! Kau sudah ketularan virus mesum Ravangga!"

Sandra menenangkan dirinya, setelah tenang. Dia mencoba memiringkan tubuhnya ke kiri, matanya terjatuh memandangi perut rata itu. "Kalo bisa hamil, berarti perut ini akan gede dong kayak balon. Terus katanya selalu ada respon jika kandungan sudah besar. Gak sabar nunggu hal itu, walau awalnya sakit tapi akhirnya penuh tangisan bahagia. Diriku ini emang spesial," cakapnya sambil mengelus perut rata itu.

"Dahlah, sekarang langsung beberes apartemen terus masak. Bentar lagi Rava pulang."

Inilah kegiatan dirinya setelah tinggal berdua bersama Rava. Dia seperti istri yang menunggu suami pulang, membereskan apartemen walau ada pembantu, dan memasak. Tapi jika dihari libur saja, hari biasa dia kan sekolah. Hanya bagian masak yang selalu ia lakukan tiap hari.

Menu malam ini agak spesial, Sandra tiba-tiba memilih menu ala Korea dikarenakan tergoda youtuber mukhang. Bahan semua lengkap, tinggal dia di aneka semua makanan menjadi olahan Korea, walau ayam kecap menu utama untuk si pemuda titan.

Sedang asiknya mengaduk kimchi pedas, ia terkejut mendapatkan sentuhan dari arah belakang. Apalagi tangan besar yang memeluk perutnya dari belakang dengan posesif. Hembusan nafas hangat menerpa leher belakangnya, membuat Sandra bergerak tak nyaman.

"Rava, kamu sudah pulang?"

Rava datang dengan wajah kusut, pemuda titan itu kelelahan setelah menyelesaikan urusan hari ini. Tapi rasa lelah serta emosi seketika lenyap setelah mendapatkan pemandangan indah di dapur. Ia segera memeluk kekasihnya dengan perasaan rindu walau tak ketemu beberapa jam.

"Aku lelah, Papah memberikan banyak tugas," gumamnya. Ia membenamkan wajah di sela leher putih mulus itu. Sesekali dirinya mencuri kecupan membuat gerakan Sandra semakin tak nyaman.

"Rav, aku sedang masak. Lebih baik kamu bersihkan tubuh dan pakai baju rumah. Kamu tak ingin terkena ketukan ini bukan?" kata Sandra sambil memperlihatkan spatula kayu.

Rava tersenyum polos. "Baiklah sayangku~ tapi berikan aku satu kecupan," ucapnya dan mulai memajukan bibirnya.

Sandra menghela nafas, ia tekan kedua pipi pemuda titan itu dan secepat kilat mengecupnya. "Dah, sono mandi. Kalo tidak nurut, ayam kecap tak akan ada malam ini!" tegasnya dan mulai kembali fokus memasak.

"Iya sayanggg~~" Rava lekas pergi menuju kamar yang berada di lantai dua.

Malam pun tiba, kedua pemuda itu sudah siap di meja makan. Mata Rava berbinar saat melihat menu makan malam ini, terasa mengiurkan. Bahkan air liur hampir menetes jika dia tak ingat.

"Kamu masak semua ini? Kenapa gak suruh pembantu saja?"

Sandra mengambil piring untuk Rava, dia mulai menuangkan makanan untuk si titan. "Aku lebih suka masak sendiri, karena hanya aku yang tau makanan apa kamu sukai dan tidak sukai," jawabnya dan memberikan piring itu.

"Manis sekali, aku beruntung memiliki kamu." Rava dengan gemas mencubit pipi yang mulai berisi itu.

"Hentikan kata manismu, aku tak akan mempan," ujar Sandra yang mulai fokus makan.

𝐑𝐀𝐕𝐀𝐍𝐆𝐆𝐀 - 𝑩𝒐𝒚'𝒔 𝑳𝒐𝒗𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang