Teman dakjal🖕
|Tas gue sama Sandra ada yang ngambil nanti.
|Gue udah beliin apa yang lo mau tadi, beserta uang pajak.Senang bekerja sama dengan Anda🤝|
|Tholol
ReadDimas mendengus, ia manaruh ponselnya di atas meja dan kembali menyuap mie kuahnya. Menonton serial drama Korea yang sedang naik daun sambil duduk se-lesehan. Dimas tertawa hingga menangis saat menonton acara drakor kesukaannya.
"Arghh!! Napa endingnya membagongkan sih?! Yang bikin haru para penonton kek!" Dimas menaruh kasar sumpit miliknya di meja kecil itu.
Ting tong..
Pandangan Dimas teralihkan pada pintu kosan miliknya. "Kayaknya dah dateng penjemputan kedua tas itu." Dimas berdiri dan berjalan ke depan pintu.
"Apakah Anda yang bernama Dimas Syaputra?" Seorang pria tinggi nan besar sudah berdiri dihadapan Dimas. Perawakan pria itu membuat Dimas bergidik ngeri. Kenapa seluruh pekerja bodyguard harus memiliki tubuh sebesar itu sih? Kan ngeri kalau dilihat seperti ini.
"Ya, suruhannya si Rava ya? Mau ngambil tas?" tanya Dimas yang diangguki oleh pria itu. Dimas mendengus, sudah memiliki tubuh segede Hulk. Mana mukanya datar macam jalanan tol, kagak ada ekspresi lainnya.
"Tunggu, gue ambil dulu." Dimas kembali masuk, ia kembali dua tas yang berada di kursi plastik hijau. Setelah mengambilnya, ia berikan pada pria itu.
"Ini, Tuan Muda memberikan ini untuk Anda." Setelah menerima tas itu, pria itu memberikan sekantong plastik besar dua serta paperbag berlogo McDonald. Jangan lupa amplop coklat yang sedikit tebal.
"Kalau begitu saya permisi." Pria itu segera pergi meninggalkan Dimas dengan wajah konyolnya.
"Si Rava beneran tuh bocah? Kagak maen maen kasih gue ini?" Dimas memeriksa amplop coklat itu. Ia dibuat terkejut oleh isinya.
"Njir! Ada atm ya! Mana uang segepok lagi! Bereum pisan!" pekik Dimas.
Dimas masuk ke kosannya dengan susah payah membawa dua kantong besar itu berserta paperbag itu. Dirinya menjatuhkan bokong di sisi kasur single miliknya yang terlihat tua. Kembali mengecek isi-isi kantong, paperbag sama amplop coklat itu.
Belum percaya dia. Dikira cuman di kasih apa gitu sesuai percakapan tadi di telepon. Tapi ini diluar nalar, Rava dengan gampangnya membelikan begitu banyak untuknya. Bahkan kartu atm.
"Bisa stok belanja bulanan nih," gumamnya saat menghitung uang merah itu.
Dimas menaruh amplop itu di atas nakas samping kasur, ia membuka seluruh kantong besar itu dan paperbag. "Yaaa.. Gak ada eskrim." Dimas berdecak kecewa saat tak menemukan minuman seger.
"Ke indoapril deh, beli eskrim buat stok seharian. Lumayan, pas nonton drakor kan ada sesuatu yang manis." Dimas bersiap-siap untuk pergi. Ia hanya mengambil jaket hitam kebesaran miliknya.
Jarak kosan dengan minimarket hanya beberapa meter saja. Dimas bersenandung ria untuk mengisi kesunyian malam hari, tapi siulan miliknya mulai reda saat mengingat kejadian sore tadi.
"Ya! Gue menyukai Sandra! Bahkan dari dulu gue sudah suka dengannya! Tapi Rava yang lebih dulu mendapatkan dia! Seharusnya gue dan Sandra sudah jadian, jika saja gue memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaan ini. Gue takut, takut kehilangan dia."
Dimas menunduk lesu, ia menghentikan langkahnya. Padahal beberapa langkah lagi sudah sampai didepan minimarket itu. Perkataan Garen kembali berputar, kata yang menjadi sesuatu pada dirinya untuk mundur secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐀𝐕𝐀𝐍𝐆𝐆𝐀 - 𝑩𝒐𝒚'𝒔 𝑳𝒐𝒗𝒆
Genç Kurgu(18+) story notes 2🔞 Transmigrasi | M-preg | Adults teen | BXB Kehidupan itu penuh kejutan, entah apa kejutan yang sang Pencipta berikan. Mau itu cobaan, takdir, nasib atau lainnya yang katanya seperti roda berputar. Kisah sederhana yang mencari ke...