28. Rava manja

2K 106 6
                                    

Backsound (Such a whore stellular remix by JIKA).

"Selamat datang kembali tuan muda Ravangga Karvino!" Puluhan penjaga dan pembantu segera berbaris, membungkuk hormat saat pemuda titan itu keluar dari mobil.

Rava tersenyum penuh wibawa. "Siapkan kamar dilantai dua, ambil barang-barang yang berada di bagasi mobil," ujar pemuda itu dengan tegas.

Para penjaga rumah segera menuruti apa yang diperintahkan atasan mereka. Membawa dua koper yang berada di bagasi mobil. Salah satu pembantu wanita mendekati Rava, mengambil ransel hitam pemuda itu.

Garen sedaritadi hanya bisa terdiam memandangi interior rumah mereka saat ini. "Bund, sepertinya kita salah alamat?"

"Bunda juga, apakah Rava memberikan kita salah alamat?" Neolia berdecak kagum melihat begitu besar nan merah rumah itu. Ah, bukan rumah. Melainkan istana.

Garen menurunkan kaca mobilnya. "Rav, lo salah rumah ya?"

Rava berbalik, dia melihat Garen dan bundanya. "Eh, apakah rumahnya kurang nyaman? Oh, apakah rumahnya terlalu kecil? Heheh, nanti Rava cariin lagi rumah yang besar untuk kita ya." Pemuda itu menggaruk pipinya canggung, merasa jika Garen dan Neolia kurang puas dengan tempat tinggal mereka nanti.

Garen menganga, begitu juga dengan Neolia. "Bukan itu! Maksud gue. Ini beneran rumahnya? Kok besar amat." Kenapa Rava berpikir seperti itu, padahal rumah itu terbilang besar dibandingkan kediaman Svanz dulu.

" Kenapa Rava berpikir seperti itu, padahal rumah itu terbilang besar dibandingkan kediaman Svanz dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rava melirik bangunan istana itu. "Besar kah? Menurut gue biasa aja, ini terlihat sederhana." Perkataan Rava membuat Garen dan Neolia hanya bisa bungkam.

"Sudahlah, lo emang berbeda dari manusia lainnya."

Rava menuntun abang dan ibunya untuk memasuki istana itu. Beberapa kali Garen berdecak kagum oleh dekorasi isi istana itu. Banyak sekali barang antik dan langka, bahkan kalau dijual bisa membeli satu pulau besar berserta rumah mewah.

"Kamar kalian berada di lantai dua. Kalo ada butuh apa-apa panggil aja melalui telepon yang tersedia dikamar masing-masing. Rava juga menyiapkan asisten pribadi untuk kalian berdua, mereka yang akan selalu menyiapkan semuanya dari pagi sampai malam," jelas Rava membuat tatapan tak menyangka dari dua orang itu.

"Rav, beneran dah. Seumur hidup gue gak pernah seperti ini, walau Svanz memiliki kaya berlimpah. Tapi gak pernah ada ritual seperti ini," ujar Garen.

"Rava, bagaimana bisa kamu membeli rumah sebesar ini? Bunda ingat uang jajan kamu berapa. Gak mungkin kamu jual organ terus dibelikan ke rumah mewah ini," seru Neolia.

𝐑𝐀𝐕𝐀𝐍𝐆𝐆𝐀 - 𝑩𝒐𝒚'𝒔 𝑳𝒐𝒗𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang