Kekacauan di gedung arah barat sangatlah kacau, serpihan debu serta pecahan lain berserakan di tanah setelah terjadinya ledakan besar. Orang-orang yang berada jauh di luar gedung tak percaya akan ledakan tersebut, tetapi teriakan seseorang membuat mereka sangat cemas.
"Ravaaa!!" Langkah lari Sandra memelan saat tubuh Rava tak terlihat oleh kepulan asap putih. Perasaan gelisah mulai menyelimuti dirinya, ia tak ingin kehilangan prianya.
Sedangkan, Nerios tertawa keras setelah memberikan ledakan sihir yang begitu kuat. Ia mundur untuk menghindar sebelum terkena serpihan material lain- sungguh mudah untuk melaksanakan tugasnya, walau awal terlihat susah karena jiwa lain dari tubuh Rava sudah beradaptasi.
Tapi tawa Nerios luntur saat kepulan asap itu sudah hilang tersapu oleh angin pantai. Orang yang harap ia mati masih berdiri kokoh, tapi kali ini tidak sendiri. Ada seorang pria baya yang ikut berdiri membelakangi Rava dengan perisai bercahaya biru.
"Pelindung hologram ini sangat ampuh. Saya harus menjual ini dengan harga tinggi," kata pria baya itu setelah menghilangkan perisai cahaya biru itu.
Rava menatap bingung pria yang tiba-tiba melindungi dirinya. "Siapa anda?" tanyanya dengan penasaran.
Pria baya itu berbalik, dan tersenyum lebar. Walau tubuhnya sudah di makan usia, tapi wajahnya penuh rupawan. Macam gula daddy gitu; anda minat? Silahkan daftar di nomer ghaib.
"Saya? Nanti saja perkenalan diri kita, sekarang fokus untuk melawan anak buah William," kata dirinya kembali fokus ke depan.
"Anda tau William?" tanya Rava tak menyangka. Pasti pria itu ada hubungan juga dengan William. Tak mudah untuk mengetahui identitas asli ilmuwan gila itu dan mafia yang merupakan musuh bebuyutan Ervin.
"Panjang ceritanya nak," jawab pria itu.
"Maka persingkat," balas Rava.
Pria itu merotasi matanya akan tingkah penasaran tinggi anak itu. "Daripada kau memusingkan siapa saya, lebih baik kau fokus pada kekasihmu. Jangan sampai musuh melukai dia disaat kau sedang lengah seperti ini," tutur pria itu.
"Sandra?!" Rava baru teringat akan kekasihnya, ia segera mengedarkan pandangan. Mata tajamnya menemukan Sandra yang berdiri tak jauh darinya, tapi senyuman Rava luntur saat Havid mendekati Sandra sambil membawa pisau.
"Gue akan buat lo lemah Rava!" Havid tersenyum puas, ia susah menodongkan pisau tajam itu.
Bruukkk!!
Tubuh Havid terpental hingga menembus dua tembok dalam sekali pukulan. Sedangkan Sandra memejamkan matanya saat hembusan angin menerpa dirinya, dan ia merasakan sebuah tangan menarik pinggangnya hingga memasuki dalam dekapan orang itu.
"Kamu tak apa?" Rava cemas, ia memeluk posesif tubuh mungil kekasihnya.
Sandra mendongak, ia tersenyum senang jika Rava telah menyelamatkan dirinya. "Hiks.. aku takut kehilangan kamu," isak Sandra menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Rava.
Rava menunduk, ia mencium beberapa kali pucuk kepala kekasihnya. "Tak apa, aku tak mungkin pergi begitu saja. Aku akan selalu ada di sisimu," ucap lembut Rava dengan nada berbisik.
Sandra semakin menangis, perasaan dirinya campur aduk. Takut, emosi, sedih dan senang menjadi bersatu dalam satu perasaan ini. "Kamu terluka kan? Mana? Sini aku lihat." Sandra ingin tau apakah ada luka parah, ia segera mengecek setiap tubuh Rava yang sebesar titan itu.
"Hey hey, aku benaran tak apa. Lukanya juga tak terlalu parah." Rava segera menangkup kedua pipi gembul Sandra, ia terkekeh saat wajah kekasihnya tak henti menyiratkan penuh ke khawatiran untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐀𝐕𝐀𝐍𝐆𝐆𝐀 - 𝑩𝒐𝒚'𝒔 𝑳𝒐𝒗𝒆
Novela Juvenil(18+) story notes 2🔞 Transmigrasi | M-preg | Adults teen | BXB Kehidupan itu penuh kejutan, entah apa kejutan yang sang Pencipta berikan. Mau itu cobaan, takdir, nasib atau lainnya yang katanya seperti roda berputar. Kisah sederhana yang mencari ke...