"Bastian, aku memerintahkan dirimu untuk mencari anak ini. Jangan sampai mereka mendahului kita jika ingin dunia selamat. Mereka bisa saja mencuci otak anak itu untuk bergabung, dan akan bahaya jika itu terjadi." Seorang pria tua menyondorkan sebuah kertas berisi data seseorang. Bastian menerimanya.
"Kenapa Anda memerintahkan saya untuk membawa anak ini? Apakah dia termasuk seperti yang lainnya?" tanya Bastian melirik sekilas kertas itu.
Pria tua itu menopang dagu nya dengan lipatan kedua tangannya. "Coba kau baca secara seksama. Kau akan paham mengapa saya memerintahkan dirimu itu," cakapnya sambil menunjuk kertas yang dipegang Bastian.
Bastian segera melihat setiap huruf dalam kertas itu. Dia membaca dengan seksama. Awalnya mata itu biasa saja, sampai tiba-tiba mata itu membulat saat menemukan satu kata yang tak asing untuknya. Bastian kembali melirik pria tua itu.
"Bagaimana bisa? Dia telah tiada beberapa bulan lalu, bagaimana mungkin dia hidup kembali? Bukankah kematian dia sangat ramai diperbincangkan awak media? Tuan Bryan, i-ini... Ini tak masuk akal," terang Bastian. Dia sangat terkejut setelah mengingat siapa pemilik nama itu.
Bryan tersenyum miring. "Apakah kau percaya begitu saja? Selain dirimu yang merupakan percobaan berhasil dari mereka. Anak itu juga termasuk seperti dirimu, dia alat terhebat dan sangat berbahaya untuk mereka jika tidak dikendalikan. Karna itu, saya perintahkan dirimu untuk segera menjemputnya."
"Smith dan Chester sudah bergerak lebih awal, mereka kembali menciptakan alat untuk melawan kalian. Bahkan pasukan mereka lebih banyak ketimbang dahulu. Bastian, ini tentang perlindungan dunia. Banyak sekali anak-anak yang menjadi alat kelinci cobaan untuk mereka, dipaksakan menghancurkan dunia. Apakah kau tak bisa membayangkan dunia nanti? Hanya satu yang bisa melawan mereka. Yaitu—" Bryan menatap lekat pada Bastian.
"Jiwa Valencia yang berada di raga Ravangga Karvino. Dialah kunci yang harus kita amankan."
-RAVANGGA-
(Backsound You da one - Rihanna).
"Kemana aja baru nonggol sekarang ganteng?" sindir Sandra sambil menatap atas bawah tubuh pemuda titan itu yang baru saja memasuki apartemen di siang hari.
Rava yang baru masuk langsung cengengesan tak jelas, dia menggaruk belakang kepalanya dengan tatapan penuh bersalah. Pasalnya baru dua hari dirinya baru ingat pulang ke apartemen dan menemui kekasihnya. Padahal Rava sudah janji akan pulang sebelum hari ini dan mengantar sang kekasih pulang.
"Biasalah, di markas ada tikus berkeliaran yang sedang di eksekusi," jawab Rava.
"Yang katanya mau balik kemaren mana? Mau nganter gue balik mana? Enak bener setelah melakukan itu keluar begitu aja, sedangkan kedua teman lo ngurusin gue yang jalannya kayak soang!" cibir Sandra.
"By, sory ye. Lo tau kan permasalahan kemarin mendadak banget. Malvin nelepon gue begitu aja, ya udah gue turun ke markas buat eksekusi para tikus. Gue suruh Jefrian dan Nicholas sementara buat temanin lo di saat gue gak ada, yang penting mereka bisa bantu lo," jelas Rava dengan segera membujuk kekasihnya. Dia mendekat dan menarik satu tangan Sandra yang bersedekap di dada.
Sandra memalingkan wajahnya. "Ya lu sebagai lakik kudu tanggungjawab. Lo udah membobol gue saat itu, mana pantat gue masih sakit sampe hari ini. Lo kira gak sakit apa dimasukin secara paksa oleh rudal segede atom itu? Ya sakitlah!" Sandra secara ngegas mulai mengeluarkan emosionalnya, dia bahkan sampai menitikan airmatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐀𝐕𝐀𝐍𝐆𝐆𝐀 - 𝑩𝒐𝒚'𝒔 𝑳𝒐𝒗𝒆
Ficțiune adolescenți(18+) story notes 2🔞 Transmigrasi | M-preg | Adults teen | BXB Kehidupan itu penuh kejutan, entah apa kejutan yang sang Pencipta berikan. Mau itu cobaan, takdir, nasib atau lainnya yang katanya seperti roda berputar. Kisah sederhana yang mencari ke...