Awan putih menghiasi langit cerah di siang hari. Terlihat dua insan sejenis terduduk manis sembari menyantap makan siang mereka.
"Teme, apakah kau tidak mau menikah?"
"Tidak." Sekilas menatap sahabatnya dengan tatapan bosan, pria berambut gelap menjawab tanpa keraguan.
"Hey, menikah tidak seburuk yang kau pikirkan, Sasuke."
"Berhenti membicarakan urusan pernikahan denganku, Naruto." Setelah mendengar kalimat yang terlontar, pria bernama 'Naruto' itu langsung mengunci bibirnya rapat-rapat.
"Kalau sudah selesai, ayo kembali ke kantor." Naruto hanya mengangguk, ia mengambil dompetnya dan membayar makanan mereka.
"Terima kasih atas traktirannya." Ujar Sasuke.
"Tak masalah."
Keduanya memutuskan untuk langsung kembali ke kantor setelah menyantap makan siang mereka. Sasuke dan Naruto lebih sering menghabiskan waktu untuk bekerja di kantor daripada berada di luar.
Terutama Sasuke.
Sasuke selalu memiliki ambisi dalam hidupnya, terutama dalam hal pekerjaan. Ia adalah seorang pekerja keras yang tak pernah kenal lelah. Setiap hari Sasuke hanya menghabiskan waktu untuk bekerja di dalam ruangannya. Kerjaannya yang selalu selesai tepat waktu, membuat perusahaannya tidak pernah mengalami kerugian besar selama lebih dari delapan tahun.
Sedangkan Naruto, terkadang ia tidak datang ke kantor. Bukan karena malas. Tapi karena ia sudah menikah, dan terkadang sang istri meminta Naruto untuk menemaninya di rumah.
Sasuke dan Naruto sudah berteman sejak mereka berusia tujuh tahun. Keduanya tumbuh dengan baik, dan menjadi sepasang sahabat yang luar biasa. Meskipun kepribadian mereka sangat bertolak belakang, mereka tetap menjalin hubungan baik hingga dewasa.
Perusahaan yang dikelola sekarang adalah hasil dari kerja keras mereka sendiri. Sejak berada di perguruan tinggi, Sasuke dan Naruto selalu mencoba hal-hal baru, dan menciptakan sesuatu yang akan sangat dibutuhkan di masa depan. Hal ini membawa mereka pada kesuksesan. Setelah merintis sebuah perusahaan mulai dari titik terendah, sekarang perusahaan robot itu sudah menjadi perusahaan nomor satu di Jepang.
Tak perlu dijelaskan lagi mengenai aset mereka, bukan?
...
"Omong-omong, Teme. Sepertinya aku harus pulang cepat hari ini." Ujar Naruto tanpa mengalihkan pandangannya dari setumpuk berkas yang ada di mejanya.
"Kenapa?"
"Aku harus menemani Hinata untuk periksa kandungan."
"Oh.. Baiklah. Sudah berapa bulan usia kandungannya?"
"Masih dua belas minggu."
"Begitu ya. Aku titip salam untuknya."
"Terima kasih. Kau cepat menyusul ya." Ucapan Naruto dibalas dengan tatapan menusuk oleh Sasuke.
"Lagi-lagi kau seperti itu, padahal aku hanya berniat baik-.."
"..-dan sampai kapan kau akan duduk di ruanganku, Sasuke? Cepat kembali ke ruanganmu dan kerjakan pekerjaanmu." Ujar Naruto.
"Kau pikir aku akan kemari jika pekerjaanku menumpuk? Justru aku kemari karena pekerjaanku sudah selesai."
"Apa?! Kenapa cepat sekali?! Ah.. Pekerjaanku sangat menumpuk!!" Pekik Naruto tidak terima.
"Siapa suruh menikah duluan, Dobe?" Balas Sasuke dengan senyuman.
Bukan senyuman manis, tapi senyuman meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
One-Shot Collection SasuSaku
FanfictionSasuke X Sakura One-Shot Collection ©Masashi Kishimoto Writer. Cherrieschic