Bunyi alarm menggema di seluruh penjuru ruangan. Seorang gadis masih setia tidur di atas ranjangnya, tangannya bergerak mencari ponselnya yang terus berbunyi.
"Berisik," gerutu Sakura.
Sepasang mata terbuka, menampilkan manik hijau yang sedikit redup. Sakura melenguh pelan, kepalanya terasa sakit dan berputar tak menentu. Tidak ada niatan untuk bangkit dari kasurnya, padahal masih ada pekerjaan yang harus ia selesaikan.
"Kenapa kepalaku sakit sekali?" keluhnya.
Sakura menatap langit-langit kamarnya. Keringat bercucuran hingga membuat tubuhnya basah. Alisnya bertaut, menahan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya. Napasnya tersenggal-senggal, perlahan matanya kembali terpejam erat.
Pintu terbuka, seorang pria berdiri di depan pintu dengan setelan jas rapi. Matanya menatap pintu yang bernomor 208, terletak tepat di sebelah apartemennya.
"Hn?" Pandangannya mengedar seakan mencari seseorang.
'Tumben sekali.'
Sasuke menaikkan sebelah alisnya, tidak biasanya tetangga berisiknya itu belum keluar dari dalam sana. Padahal setiap pagi mereka selalu bertemu dan bertengkar karena hal kecil.
Sasuke dan Sakura telah bertetangga selama lebih dari dua tahun. Tiada hari tanpa pertengkaran di antara mereka karena pribadi yang bertolak belakang.
Saling mencela dan memaki adalah keahlian mereka berdua.
Sasuke tersenyum kecil, ia mengunci apartemennya dan berjalan menuju lift. Tapi tunggu, Sasuke melihat sesuatu yang janggal ketika melewati apartemen tetangganya. Ia memicingkan mata dan mendekat ke arah pintu.
Sasuke terbelalak ketika melihat celah di antara pintu dan dinding. Sasuke bimbang, antara ingin memastikan bahwa Sakura baik-baik saja, atau berpura-pura tidak mengetahui hal itu.
Tidak bisa begitu. Sasuke tetaplah manusia yang memiliki hati nurani. Bagaimana jika seseorang masuk ke dalam apartemen Sakura?
Sasuke membuka pintu itu dengan hati-hati, memastikan tidak ada sesuatu yang mencurigakan di dalam sana.
"Sakura?" panggil Sasuke pelan.
Tidak ada jawaban. Ruangan itu terasa sunyi dan kosong. Setelah memeriksa beberapa ruangan, Sasuke tidak menemukan sesuatu yang berbahaya. Sepertinya gadis merah muda itu tidak mengunci apartemennya dengan benar.
"Ceroboh sekali," gumam Sasuke.
Sejenak Sasuke menghentikan pergerakannya. Kedua telinganya baru saja mendengar lenguhan seseorang. Sasuke menoleh, pandangannya tertuju pada pintu yang ditempelkan sebuah stiker bertuliskan 'Sakura'.
Hanya ruangan itu yang tidak Sasuke jangkau. Ia tidak ingin masuk ke dalam kamar sang pemilik apartemen. Namun suara yang terdengar barusan, mengharuskan dirinya untuk memeriksa kamar Sakura.
Sasuke memutar kenop pintu, kepalanya menyembul dan mendelik ke arah ranjang. Sasuke mengernyit, ternyata gadis musim semi itu masih ada di atas kasurnya.
"Orang ini, tidak ingin bekerja 'kah?" Sasuke mendekat, ia berniat membangunkan Sakura dan memarahi gadis itu karena tidak mengunci pintu apartemennya dengan benar.
"Oi, Sakura," panggil Sasuke, hendak menarik selimut yang menutupi tubuh Sakura.
Raut wajah Sasuke berubah ketika melihat keringat Sakura yang bercucuran. Gadis itu tampak kesakitan dalam tidurnya.
Sasuke menyentuh lembut dahi Sakura, ia terkesiap ketika merasakan suhu yang begitu tinggi.
"Panas sekali," Sasuke mengguncang pelan tubuh Sakura, "Sakura, bangunlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
One-Shot Collection SasuSaku
Fiksi PenggemarSasuke X Sakura One-Shot Collection ©Masashi Kishimoto Writer. Cherrieschic