So Far Away

1K 69 1
                                    

Mencintaimu tidaklah mudah. Meski pun aku tahu hal itu, aku tetap memilih untuk mencintaimu. Namun semakin dalamnya perasaan ini, aku semakin sadar bahwa diriku tidak mampu menggapaimu. Kau begitu sempurna di mataku. Ketika aku melangkah dan mencoba meraih tanganmu, kau bergerak menjauh, dan semakin jauh dariku. Hingga aku berpikir bahwa--

--kau mungkin bukan untukku.

"Sakura?"

"Ah, maaf. Tadi kau bilang apa?"

Ino menghela napas, sahabat merah mudanya itu selalu seperti itu. Gadis Yamanaka itu mengikuti arah tatapan Sakura.

"Sasuke lagi?"

Sakura terdiam, pandangannya terkunci pada pemuda yang berdiri di tengah lapangan dengan seorang gadis. Sudah lama Sakura memendam perasaannya, sekitar sepuluh tahun hingga hari ini.

"Kukira aku bisa melupakannya, ternyata tidak." Sakura tampak murung.

"Kalau begitu cepat sampaikan perasaanmu!" geram Ino.

Sakura tersenyum miris, "Aku sudah melakukannya, tapi dia menolakku. Kau tahu itu 'kan?"

Ino mengulum bibirnya, ia baru saja mengungkit rasa sakit sahabatnya.

"Maaf aku tidak bermaksud--"

"Tidak apa," balas Sakura tersenyum.

Ino menempatkan diri di samping Sakura dan mendekapnya, "Tidak apa, menangislah."

Sakura terkekeh pelan, suara dan bahunya bergetar, "Aku cengeng, ya?"

Ino mengusap pucuk kepala Sakura, "Tidak, ini hal yang wajar. Kau pasti bisa melupakannya, Jidat."

"Terima kasih, Ino."

Pernah sekali, Sakura menyatakan perasaannya pada Sasuke, namun pemuda itu menolaknya. Berita itu menyebar di sekolah, selama tiga bulan Sakura menjadi bahan tertawaan seluruh warga sekolah.

Tapi mengapa hal itu tidak membuatnya membenci Sasuke? Sakura justru semakin mencintainya.

Sejak saat itu, Sakura hanya mampu memperhatikan Sasuke dari kejauhan. Pemuda itu tidak pernah menoleh padanya.

"Haruno-san, kenapa nilaimu menurun?"

Kepala Sakura tertunduk dengan kedua tangannya yang menyatu. Seorang guru mengumbar nilainya di hadapan seluruh teman sekelasnya, termasuk Sasuke.

"Maaf, Kurenai-sensei. Saya akan belajar lebih giat lagi."

"Apakah ada sesuatu yang sedang mengganggumu?" tanya Kurenai lagi.

Sakura menggeleng pelan, "Saya baik-baik saja."

"Bohong! Dia terlalu banyak memikirkan cinta," timpal seorang gadis berambut merah.

"Benarkah? Jatuh cinta pada siapa, hm?"

"T-Tidak ada, Sensei."

"Uchiha Sasuke!" Tayuya dan beberapa temannya mengumbar tawa keras.

Sakura mendelik tajam ke arah Tayuya, tangannya mengepal erat. Sekilas Sakura melirik ke arah Sasuke, pemuda itu tampak tidak nyaman.

"Tidak, Sensei. Itu tidak benar," tukas Sakura. Ia kembali mendudukkan dirinya tanpa memedulikan beberapa orang yang menatapnya.

"Berhenti tertawa, atau keluar dari kelas, Tayuya."

"Maaf, Sensei."

Sakura menyendiri di atap sekolahnya, melepas rasa yang menyesakkan hati. Tangis sesenggukan terdengar memilukan. Setelah tertolak oleh cinta pertamanya, Sakura harus dihadapi dengan orang-orang yang mempermalukannya.

One-Shot Collection SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang