Kilogram'S

1.6K 125 4
                                    

"Hei, Gendut!"

"Ami, jangan seperti itu, kau bisa menyakiti si bulat kita."

Suara tawa orang-orang berputar di kepala Sakura, gadis itu menundukkan dalam, berjalan melewati beberapa teman kuliah yang tak berhenti mencemooh dirinya.

Sakura juga ingin memiliki tubuh ideal seperti perempuan lain, ia juga ingin terlihat cantik dan indah. Namun penyakit lambung yang telah akut tidak mengizinkan dirinya untuk melalukam program diet. Sakura pernah hampir mati karena memaksakan diri untuk menurunkan berat badannya.

Langkah Sakura terhenti, sebelah tangannya menyentuh pucuk kepala yang terasa basah. Jemarinya merasakan sesuatu yang lengket dan berbau amis menempel pada surai merah mudanya.

"Lihat itu, seperti adonan kue."

"HAHAHAHA!"

Netra Sakura bergetar, telur, tepung, dan air menjadi satu di tubuhnya. Sekarang ia benar-benar terlihat seperti adonan kue yang siap dipanggang. Dengan langkah terseok-seok, Sakura meninggalkan area kampus untuk kembali ke rumahnya, tempat ternyaman tanpa tatapan dan hinaan orang lain.

Di tengah kota yang begitu besar, Sakura sendirian. Berdiri tanpa keluarga maupun teman, semua orang mengasingkannya. Bahkan untuk sekedar menolong pun orang lain tidak sudi.

Dunia ini milik Si Cantik.

Bagi Sakura itu benar.

Kata tulus itu tidak ada, tidak berlaku bagi orang sepertinya.

Bukan dunia yang jahat, melainkan para penghuninya yang tak berperasaan.

Apa yang mereka lakukan saat melihat penindasan? Apa yang mereka lakukan saat orang lain butuh pertolongan?

Mereka menutup mata, menganggap remeh hal seperti itu di lingkungan sekitar.

Pelaku tidak akan merasakan pedihnya, karena dia pelakunya, bukan korban.

"Haruno Sakura?" Suara seseorang menginterupsi lamunan Sakura. Gadis itu menoleh ke asal suara dengan tatapan sayunya.

"Benar, ada perlu apa?" tanya Sakura.

"Sebelumnya perkenalkan, aku Uchiha Sasuke, mahasiswa dari fakultas ilmu gizi. Bisakah kita bicara sebentar?"

Sakura menimang sebentar, kemudian menyetujui permintaan orang itu, "Boleh, tapi jangan di sini, ya?"

"Jika kau mau, aku bisa mengantarmu terlebih dahulu."

Tersadar akan keadaannya sekarang membuat Sakura sedikit merasa malu. Gadis itu tertawa kecil sembri menggaruk kepala belakangnya.

"Tolong ya, Sasuke-san?"

Sasuke memberikan atributnya pada gadis musim semi itu, tanpa takut barang-barangnya akan menjadi kotor. Sakura sempat menolak, namun pemuda asing itu terus memaksanya.

Motor yang melaju cepat mempertemukan angin kencang dengan tubuh basah Sakura. Jika bukan karena tubuh dan jaket seseorang, ia mungkin akan segera jatuh sakit setelahnya. Kawasaki Ninja itu berhenti di depan sebuah rumah kecil di sisi jalan. Sakura turun dengan sedikit bantuan.

"Bagaimana jika kita memgobrol di dalam?" tanya Sakura.

"Jika kau tidak keberatan, maka tidak masalah."

Sakura menyunggingkan senyum manis, "Tentu saja tidak. Ayo masuk," ajaknya.

Sasuke mendudukkan diri di atas sofa abu-abu, menunggu sang pemilik rumah selesai membersihkan diri. Pandangannya mengedar ke sekeliling, memperhatikan setiap pigura yang terpajang di dinding.

One-Shot Collection SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang