Mandul

Epilog

Epilog - catatan penulis

Cerita Mandul bukanlah cerita bertema good ending. Sad ending, Sad progres, dan Sedih dalam segala hal. Mungkin kamu yang membaca hanya terfokus dalam hal ena-ena atau mantap-mantap belaka.

Namun sejujurnya, cerita ini didedikasikan untuk para penderita Skizofrenia. Asal kalian tahu, Skizofrenia
adalah Gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik. Sehingga penderita akan melakukan hal yang ia sendiri tak menyadari. Terkadang mereka waras, sesaat kemudian kumat lagi. Peran keluarga dan lingkungan sekitar akan mempengaruhi keseimbangan senyawa otak mereka.

Penyebab pasti skizofrenia diketahui akibat penggunaan obat-obatan terlarang, trauma masa lalu dan pengaruh lingkungan. Untuk kasus Maria mungkin trauma masa lalu dan pengaruh lingkungan juga kali ya.

Pernahkah kamu melihat orang nge-Lem di pinggir jalan dan berlagak seperti orang gila. Itulah Skizofrenia yang dapat dideteksi dengan mudahnya.

Yang lebih mengerikan, dari data departemen kesehatan RI tahun 2022, ada 150ribu kasus Skizofrenia di Indonesia dan akan bertambah lagi ketika ditangani oleh orang yang salah.

Kebanyakan dari kita akan menjauhi orang gila,kan? Karena takut dia mengamuk, atau malah disangka kita berteman dengan orang gila. Di dunia kedokteran itu disebut Skizofrenia. Dan sampai sekarang penyakit itu belum ada obatnya. Dulu, temannya bapak saya bertugas di Dinas Sosial di sebuah kota di Jawa Tengah. Tugasnya adalah mencari ODGJ dan membawanya ke panti sosial. Namun terkadang, orang di Panti Dinas Sosial memilih-milih, apakah bisa disembuhkan, atau tidak. Yang bisa, mereka akan tampung, namun jika sudah terlalu kronis. Mereka akan di buang ke kota lain, dan kota tersebut juga akan melakukan hal yang sama. Itulah terdapat istilah dari jawa Wong Edan Anyaran. (Orang Gila Baru)

Terkadang orang-orang yang sedang 'SAKIT' diturunkan di jalan lintas perbatasan. Tak jarang mereka harus meregang nyawa karena terlibat kecelakaan.

Bagaimana jika itu terjadi di teman kita, keluarga kita, atau bahkan kita?

Sekian dari saya, Aryan Asmaradana