Part 11
Udara daratan tinggi menyibak pesona wajahku kala itu. Angin bekas hujan berhembus menyegarkan tubuh. Udara yang bersih dan jalanan yang asri membuat mataku terbebas. Namun bukan itu yang kupikirkan, yang kupikirkan adalah seorang pria yang sedang mengendarai motornya untuk mengantarku pulang.
Setelah kejadian itu, Mas Ricky terdiam. Mungkin tenaganya berkurang akibat lelehan lendir yang memuncrat mengenai bagian belakang tubuhku. Begini,,, sesaat sebelun mas Ricky mengalami orgasme, ia membuka celananya dan mengarahkan lendirnya kepadaku. Aku sempat marah karena lendir itu membuat bajuku basah. Namun ia tetap menghiburku, malahan ia ingin memuncratkan lendirnya ke wajahku. Tentu aku tak sudi dipermalukan seperti itu.
Akhirnya, hujan turun hampir setengah hari. Acara ke Curug Embun kita tunda minggu depan. Di hari yang sama ketika proyek libur. Aku memeluk tubuh Mas Ricky diatas motor gagahnya. Motornya melaju meliuk diantara jalan berliku.
"Mas," bisikku ke telinga mas Ricky.
"Hmn," jawabnya.
"Kita turun di tempat tadi aja ya." Ajakku.
"Kok nggak dirumah sih. Kan jauh jalannya." Ia seperti menolak.
"Nggak ah, malu."
"Nggak apa-apa. Sekalian mau main kerumah." Ucapnya. "Akukan mau kenalan sama bapak dan ibu adek."
"Nggak ah, besok-besok aja kalau mau main kerumah." Aku tetap berkehendak untuk tidak mengenalkan mas Ricky ke orang tuaku. Walau sebenarnya hal itu adalah hal yang baik bagiku dan baginya. Namun aku belum siap dengan semuanya, lagipula mas Ricky belum ada hubungan apa-apa denganku.
Waktu semakin berlalu dan kita sampai pada tempat tujuan.
"Beneran mau turun disini." Ujarnya.
"Ya mas." Aku lalu turun dari motor.
"Yah,,, jadi kapan kita jalan lagi?" Ia mengajakku namun aku belum bisa memberinya jawaban. Aku hanya tersenyum seraya mengalihkan pandanganku.
"Minggu depan kita jalan lagi ya dek. Semoga aja tak hujan." Mas Ricky mengajakku.
"Ya,,, mmmm,,, kabari aja nanti." Ucapku. "Dah, aku mau pulang." Aku berbalik dan meninggalkannya ditepi jalan aspal yang mulus itu.
"Dek, tunggu." Panggilnya. Akupun menoleh dan menatapnya turun dari motor besarnya.
Ia mendekatiku seraya menatap sekitar. Lalu,,,
Srrrruupppp...
Oh,,, aku tak sanggup lagi menahan kecupan bibir ini. Bibirku seperti tertarik dan tubuhku memanas. Suasana jalan pedesaan yang sepi membuatku terperangkap dalam hasrat yang tak tentu ini.
"Jangan lupa dicuci," bisiknya.
"Hmn, apa yang dicuci?" Aku bertanya keheranan.
"Memeknya, kan basah tadi. Hihihihi." Ia menggodaku seraya berlalu meninggalkanku.
"Yeee,,, dasar." Aku ingin memukulnya, namun ia terlanjur menghindar.
"Dadah sayang," ia mengucapkan sesuatu yang tentunya membuat hatiku berdebar kencang. Wajahku memerah karena itulah kata sayang pertama yang kudapati. Selama ini aku tak pernah punya teman pria. Lalu pengalaman pertama ini membuat diriku terjebak dalam hal yang cukup mengerikan, ataukan menggairahkan.
=====Chatting
R : Ricky
M: Maria
===≠==========≠
R : [Sayang, lagi apa]√M : [Lagi tiduran aja mas, mas lagi apa]√
KAMU SEDANG MEMBACA
Mandul
Romance21+ Khusus dewasa. Cerita tentang seorang wanita bernama Mariana. Sungguh menyedihkan hidupnya?