Part 13

22.8K 312 9
                                    

Part 13

Lalu,,, Mas Ricky menarikku ke sebuah semak yang entah bagaimana ia menemukannya.

"Mas, mau kemana?" Tanyaku.

"Sini, Ndak kelihatan." Ucapnya seraya mendorongku ke batang pohon. Lalu ia berbisik padaku, "auhh,, adek sayang. Mas udah nggak tahan."

Tubuh kami berpelukan dalam posisi itu, ia memeluk tubuhku erat. Wajahnya begitu dekat sehingga lumayan bibirnya begitu terasa. Belum lagi dengusan nafas hangat yang menyentuh kulit wajahku.

"Ih,,, mas sayang jorok ih!" Keluhku karena ia menjilati pipiku. Namun aku merasa semakin liar dengan liurnya. Leherku menjadi sesuatu yang baru baginya, "hihihi,,, jangan mas. Geliiiihh tauuuu?"

Ia tak mempedulikan perkataanku. Ia tetap mengerjaiku, sentuhan itu membuatku terenyuh karena rasa birahi yang tak pernah terpuaskan. Entah, mau disebut apa aku ini! Baru dua kali ketemu Mas Ricky sudah hampir menelanjangiku.

"Mau dikenyot nggak putingnya?" Pertanyaan macam apa yang dilontarkan mas Ricky. Pertanyaan yang seharusnya kutampar, namun aku hanya terdiam melihatnya menyingkap kausku. Dalam sekali sergapan, kedua puting susuku tersaji sempurna dihadapannya. Namun ia tak melakukan apapun. Ia hanya memandanginya seakan merencanakan sesuatu.

"Mas boleh jilat nggak?" Ia bertanya padaku.

"Mnnn,,," Aku hanya melengkuh ringan karena jemari Mas Ricky memilih puting susuku.

Lalu mas Ricky membuka mulutnya seakan ingin memakan puting susuku. Aku hanya dapat membusungkan dadaku seraya memalingkan wajahku. Aku tak ingin nafsuku terlalu dilihat olehnya. Namun aku tak merasakan sensasi kejutan di puting susuku.

Kulirik Mas Ricky yang sudah berjongkok dihadapanku. Ia juga melirikku dengan tatapan aneh. Sial! Aku dikerjai. Ia sengaja membuka mulut agar aku yang menyodorkan puting susu kemulutnya.

"Hahaha, nunggu ya?" Godanya.

"Ih,,, nakal banget sih!" Kataku setengah tertawa.

Lalu,,,

Srrruuuupppp!!!

"Aaaahhhhh!!!"

Darahku serasa naik ke ubun-ubun. Mas Ricky membuka mulutnya lebar dan menghisap puting susuku. Puting kemerahan itu serasa tertarik memasuki mulutnya. Belum lagi lidahnya menyentil tepat di titiknya.

Ploooppp!!!

ia melepas kenyotannya dan puting susuku terlempar. Mas Ricky bertanya padaku, "enak nggak dikenyot?"

"Ihhh,,, Ndak tau!" Aku menyerah, namun tubuhku menggeliat karena jemari Mas Ricky menarik-narik puting susuku.

"Hihihi,,, satunya belum di mimik!" Katanya seraya menyeruput puting susuku yang satu lagi. Kali ini ia menggigiti bagian sensitif itu. Tanganku secara reflek menekan wajahnya agar tertekan ke buah dadaku. Ia melepas pelukannya, dan merentangkan tangannya.

"Huuupppffffttttt!!!" Ia menyerah karena aku terlalu kencang menahan wajahnya agar tak terlepas dari buah dadaku. "Huaahhh,, segar! Sampai nggak bisa napas."

Aku hanya tersenyum melihat kelucuannya. Kedua tanganku tetap merangkul pundaknya.

"Habisnya sayang nakal sih!" Ucapku padanya.

"Nakal apa keenakan?" Mas Ricky balik bertanya padaku.

"Nakal!!!" Entah apa yang kulakukan. Kugerakan tubuhku sehingga buah dadaku menampar Mas Ricky. Ia tak marah dengan tamparan itu. Malahan, ia senang dengan perlakuan itu.

Mandul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang