11 - I WANNA KILL YOU BACK

4.7K 130 11
                                    


Melakukan high-five dengan Juan, keduanya memenangkan pertandingan untuk hari ini. Latihan sih, tapi sesekali kalian beneran wajib coba. Leo suka dengan lapangan indoor tempat pertandingan bulu tangkisnya bisa dilangsungkan. Tidak ada bedanya memang dengan lapangan outdoor, hanya cowok itu senang karena dia tidak perlu jadi pusat perhatian. Walaupun sekarang pun, ada beberapa sih cewek yang sudah duduk di tribun dan menyaksikan keduanya.

Mata Leo berlarian pada seorang gadis yang terburu-buru turun dan ternyata berhenti di depannya.

"Main badmintoon capek banget ya emangnya? Sampai keringetan gini!" Tangan gadis itu yang mengelap kening turun ke wajah Leo sebelum akhirnya menawarkan sebuah air mineral yang diterima Leo.

Wow... kalian tahu gak sih siapa dia? Seseorang yang waktu itu pernah diceritakan Leo. Gadis yang sangat-sangat jutek selain senior yang didekati Juan, dia juga sangat-sangat sombong di mana pernah Leo mendekatinya dan dia langsung pergi menjauhinya begitu saja tanpa tertarik sedikit pun.

Juan sampai berjengit dan Zio juga langsung berdiri melongo setelah menghampiri kedua temannya, ada apa dengan senior yang awalnya ogah-ogahan tiba-tiba datang dengan mudah begitu saja?

Cindy Nadikta. Leo masih ingat itu namanya.

"Kamu keren banget sih tadi, udah kayak pemain kelas dunia tau gak?" Cindy menyerahkan handuk kecil di tangannya ke Leo agar cowok itu mengelap lehernya yang juga bercucuran keringat di sana.

"Thank's."

Cindy sedikit tersentak, Leo langsung melangkah ke tribun untuk duduk di sana seolah-olah dengan handuk dan air mineral yang gadis itu bawa, sudah cukup bagi Leo untuk meninggalkannya dengan hanya terima kasih.

Zio dan Juan tak kalah kaget, jujurly Leo mereka yang sekarang itu tidak terlihat seperti Leo sama sekali. Sumpah dia kelihatan lebih cool dan mahal, mereka mengakuinya.

Tapi ngomong-ngomong ada apa? Mereka masih penasaran dengan kedatangan sang senior dan juga sikap Leo yang terlihat tak acuh sekarang.

Cindy tersenyum sangat manis setelah berada di samping Leo, tangannya bergelayut manja di lehernya. "Pulang sekolah nanti jalan yuk, Le? Gue kayaknya tau deh tempat yang cuco buat calon pasangan kayak kita."

Leo mengalihkan pandangannya, sedikit tidak nyaman, siapa sangka tangannya menyingkirkan tangan Cindy yang merangkul mesra lehernya itu?

"Sorry." Leo menatap Cindy tanpa minat. "Gue gak tertarik."

"LAH, DIKACANGIN?!" Tawa Zio meledak puas melihat Leo yang berjalan santai meninggalkan Cindy di tribun.

"UPS...! COBA LAGI!" timpal Juan yang tidak ingin melewatkan kesempatan menyudutkan gadis yang kini masih syok diperlakukan rendah oleh Leo. Cowok itu ikut tertawa. Senioritas Cindy kali ini tidak ada artinya. Harga diri gadis itu benar-benar diinjak oleh sikap cuek Leo tadi.

"Bye-bye, Kakak Kelas. Jangan nangis, ya!" ledek Zio dengan tangan yang gatal menunjuk wajah berkaca-kaca Cindy.

"Salamin dari gue ke temen lo yang untungnya gak lebih naudzubillah dari lo, ya. Salamin ke dia kalau Adek Juan udah terGadis-Gadis." Juan menghadiahi bokongnya sebelum berlari ngibrit menyusul Zio yang sudah mendahuluinya.

"Gue kasih janda perapatan tanah Abang baru tau rasa lo!" Cindy menghentak kakinya murka.

Seorang Cindy Nadikta, ditolak dan diperlakukan rendahan oleh juniornya sendiri? Dan Leo yang bahkan hari itu begitu siap sekali untuk mendekatinya, melakukan PDKT yang bahkan tidak pernah Cindy anggap dan gadis itu justru illfeel padanya.

RAMA: DANGEROUS BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang