30 - IMPOSSIBLE TO FORGIVE

2.2K 80 0
                                    


"Mama yakin mau izinin Kak Rama nginep di sini?" tanya Ceysa serius. Mamanya sedang sibuk beranjak kesana-kemari untuk menyiapkan bahan masakan dan mengolahnya malam ini juga.

Elena berhenti sebentar untuk menatap Ceysa. "Emangnya kamu tega biarin dia pulang gitu aja? Dia habis kehujanan lho, Cey. Kalau tiba-tiba pingsan di jalan gimana? Emangnya juga, kamu mau tanggung jawab kalau sampai ada apa-apa sama dia?"

Ceysa mencebikkan bibir, Elena mudah sekali teralih pada masakan yang sedang dimasaknya sekarang. Fokus sekali, Ceysa jadi sulit untuk berbicara dengannya.

"Lagian kenapa sih, Cey? Rama orangnya baik, kok. Dia udah nolongin Mama lho kemarin. Ya, mungkin, ini waktunya buat Mama balas budi ke dia."

Baik? Ceysa bingung mengutarakannya. Seandainya saja Mamanya tahu bagaimana sikap Rama terhadapnya, seandainya saja Mamanya tahu siapa sebenarnya cowok itu, Ceysa yakin seratus persen jika jalan pikiran Mama akan sepertinya.

"Tapi Ma," ucapan Ceysa terhenti saat tak sengaja menengadahkan kepalanya. Rama sedang mengawasi keduanya di atas. Itu artinya, Rama mendengarkan apa yang Ceysa bicarakan dengan Mamanya tadi.

Alis Rama tertarik, bibirnya juga. Ceysa tiba-tiba jadi kesal dibuatnya.

Rama tentu saja bahagia dengan apa yang didengarnya, tidak mungkin tidak.

Elena menoleh pada Ceysa merasa putri pertamanya tidak lagi mengomel. "Kamu liat apaan sih, Sayang?"

Ceysa sempat teralih pada Mamanya sebelum kembali ke titik di mana rasa kesalnya datang.

Rama tidak ada di sana.

"Liatinnya segitunya banget, Cey. Kayak liat penampakan aja!"

Ceysa makin sebal dengan Mamanya yang tertawa, mendongak lagi, Rama kembali muncul di sana dengan senyum menjengkelkan khasnya.

Ceysa memang sedang melihat penampakan dan itu Rama!

Menundukkan kepala, ponsel Ceysa bergetar membuat Ceysa mengambilnya di saku kemudian mengeceknya.

Rama dan satu pesan darinya.

Abang Galak:

Gue tunggu lo dengan makanannya diatas. Jangan lama-lama My Princess.

Apa-apaan? Dikira Ceysa babunya?

Menatap lagi ke atas, dan Rama sudah menghilang dari tempatnya. 

Ceysa menghela napas panjang.

Semuanya jadi makin rumit sekarang dengan Rama yang akan makin dekat dengan Mamanya.

------

Ceysa benar-benar merutuki dirinya jika dia anak pertama dan satu-satunya milik Mama. Ceysa mau tidak mau jadi harus mengerjakan segala yang diinginkan Mamanya.

Termasuk dengan; mengantar masakan Mamanya pada Rama padahal acara makan bisa dilakukan di ruang makan saja.

Elena mengomeli Ceysa. Katanya, tidak usah Rama yang turun dan biar Ceysa yang pergi ke kamarnya untuk membawakan cowok itu makan. Elena begitu khawatir akan keadaannya padahal Ceysa biasa saja.

Memang sih, Ceysa juga sempat panik sepulang sekolah tadi. Tapi semua perasaan itu seakan hilang dengan tingkah laku menyebalkan Rama.

Ceysa kesal bukan main.

"Nih, masakan Mama. Dimakan, nggih."

RAMA: DANGEROUS BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang