03 - I'M NOT A BASTARD

14.6K 330 9
                                    


Ceysa menyempurnakan kesadarannya
dengan mengerjap beberapa kali. Saat matanya terbuka sempurna, bukan tempat mengerikan seperti yang orang gila itu katakan, Ceysa justru terbangun di tempat tidurnya sendiri pagi ini. Syukurlah, semuanya tidak benar-benar terjadi.

Berada di pelukan cowok yang tidak dikenalinya malam tadi, menakutkan sekali. Ceysa merasakan ngantuk yang sangat berat beberapa menit setelah memaksa tenang, kantuk yang rasanya akan panjang. Sekali lagi, Ceysa bersyukur karena itu hanya bunga tidurnya, mimpinya.

Alva:

Aku mau bangunin kamu pas kamu ketiduran malam tadi, tapi aku gak tega. Jadi, aku milih buat bawa kamu pulang dan maaf, maaf... banget. Aku lancang masuk cuma buat gak bangunin kamu dan mindahin kamu ke tempat tidur.

Hal pertama yang terpikirkan adalah ponselnya, dan Ceysa berhasil tersenyum oleh pesan dari Alva pagi ini.

Tanpa berniat membalas pesan itu sedikit pun, Ceysa buru-buru turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Lebih cepat lagi saat mengganti baju tidurnya dengan baju seragam, sedikit sentuhan di wajah dan bibirnya, mengikat rambut dan memasang sepatu.

Saat matanya tertuju ke nakas, gadis itu menemukan sesuatu yang semakin menyempurnakan bahagianya pagi ini, semakin membuatnya tidak sabar untuk sampai di sekolah lalu bertemu Alva.

Bunga dan coklat, siapa sangka dua benda itu ada di tasnya?

-------

Helaan frustasi ke sekian kali, hanya senin ini pagi milik Alva terasa seperti neraka.

Cowok itu meremas ponselnya dengan emosi. Pertemuan beberapa menit dengan tiga temannya, tidak berguna. Tidak ada yang Alva dapatkan dari Zio, Juan maupun Leo. Hanya alasan seperti, kemana mereka memutuskan pergi setelah perdebatan malam tadi, meninggalkan Ceysa seorang diri.

Mungkin jika seandainya tiga orang itu lebih menggunakan otaknya, Alva tidak akan berakhir kehilangan Ceysa hingga berada di titik sekarang.

Titik yang benar-benar membuat darah di seluruh tubuhnya mendidih, seolah kepalanya bisa pecah kapan saja.

Jangan kira Alva hanya berdiam, dia telah melakukan banyak hal demi menemukan Ceysa.

Seperti, membayar beberapa orang juga untuk ikut mencarinya, dengan komando Alva, berakhir di pertengahan malam oleh cuaca ekstrem. Dengan alasan itu, cukup bagi Alva menghentikan pencariannya.

Bukan karena tidak peduli, apalagi berhenti peduli. Namun jika Alva ikut terluka karena inisiatifnya sendiri, bagaimana mungkin dia bisa lebih baik dalam melindungi pacarnya?

Dan si iblis itu, jika hari ini Alva tidak juga mendapati Ceysa-nya. Jangan salahkan jika Alva akan melibatkan orang penting dalam kasus ini.

Alva semakin frustasi dengan hanya merenung, coba pikirkan jalan tengah, coba pikirkan jalan tengah!

Sekeras apapun berpikir, hanya kepalanya yang berakhir berdenyut menambah frustasinya.

Tangan Alva mengepal kuat, bersama langkah kaki dan ribuan pikiran negatif. Mungkin iya, waktu yang tepat untuk mengakhiri segalanya adalah hari ini.

"ALVA!!" Langkahnya terhenti.

Kening Alva mengernyit, sempat ragu berbalik, tapi berkat kehadiran gadis itu yang rasanya nyata di belakangnya, Alva berbalik sempurna.

RAMA: DANGEROUS BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang