13 - LOSING CONTROL BECAUSE OF YOU

4.7K 137 8
                                    


Meminum chocolate drink di tangannya, hari ini mungkin akan lumayan bosan untuk Lana. Kafa bilang, dia izin datang di waktu istirahat karena sesuatu, tentu saja itu mengharuskan Lana mengusir rasa bosannya sekuat tenaga. Seperti saat ini, gadis itu tengah duduk sendirian di koridor sesekali menyeruput chocolate drink atau men-scrool sosial medianya.

Yang nyatanya, semakin lama semakin membuatnya jenuh.

"Udah kayak jomblo aja duduknya sendirian!" Tadinya Lana hampir meledakkan emosi labilnya yang tiba-tiba terpancing,  kedua matanya membulat setelah melihat siluet seseorang yang sudah tidak ia temui selama dua hari lamanya.

"CEYYY..! SUMPAH ITU ELO?!"

Ceysa mengangkat bahunya seraya terkekeh kecil. "Menurut kamu siapa lagi?"

Lana langsung saja berlari nimbrung membuat Ceysa yang belum siap cukup terkejut saat menerima pelukan kuat darinya. Demi apa pun, Lana kangen banget dengan makhluk Tuhan yang harusnya selalu menemaninya duduk di kelas ini.

"Tahu gak, sih? Dua hari kemarin tuh rasanya pengen banget tau gak gue jedotin pala gue ke tembok! Gak ada lo tuh gak seru, Cey. Hari-hari gue jadi boring!"

Bukannya terharu atau apa pun itu, Ceysa malah memasang wajah tengil seolah-olah mengejek Lana. "Yakiin? Bukannya sibuk berduaan bareng pacar?"

Aish.., mana bisa melupakan hal itu di saat-saat seperti ini? Lana cengengesan, omongan Ceysa benar-benar fakta yang memerosotkannya detik itu.

"Tapi seriusan, Cey! Walau pun ada Kak Kafa, tanpa lo itu tetap bakalan ada yang rasanya kurang! Lo gak tau sih kalau gue sampai jadi sasaran Pak Garang di mapelnya dia!"

"Seriusan?!" Ceysa menahan tawanya. "Itu sih bagus. Biar kamu ada kemauan buat rajin belajar."

Lana menghentakkan kakinya. "Gue bukannya gak ada kemauan, ya. Gue lagi males aja!"

Perdebatan kecil antara mereka berganti dengan candaan hangat ketika lengan Lana merangkul Ceysa. Rasa jenuh tadi tidak ada lagi dan sekarang Lana malah berubah semangat untuk memasuki kelas atau menghadapi sesuatu apa saja yang bakalan terjadi nantinya. Iya dong, kan ada Ceysa!

"Yuk!"

"Tunggu bentar. Aku kayaknya mau ke kamar mandi dulu deh, Lan."

"Mau ngapain, sih? Pipis?" gerutu Lana, baru juga adem ayem tadi!

"BAB. Mau ikut?"

Ceysa tertawa kencang melihat Lana yang langsung bergidik dan cepat-cepat menyuruhnya pergi dari hadapan. "Jangan lupa cebok!!"

Sampai langkah kakinya benar-benar menjejaki kamar mandi, Ceysa tidak berhenti tertawa atau menggelengkan kepalanya. Lana sepertinya benar-benar menganggapnya mau BAB padahal kan Ceysa hanya ingin membasuh wajahnya saja.

Tadi pagi rasanya make up-nya terlalu ketebalan dan Ceysa merasa sedikit tidak nyaman saja. Maklumi, tadi dia juga terburu-buru jadi bukannya tidak mungkin jika hasil polesannya kurang maksimal.

Setelah dirasa cukup, Ceysa menambah lipbalm di bibirnya yang sedikit kering akibat sakit kemarin. Langkah kaki membawanya sedikit terburu-buru karena Ceysa tahu jika bel masuk akan berbunyi sebentar lagi.

Ceysa memang tidak masuk di pelajaran yang diawali Pak Garang yang notabennya garang seperti namanya. Tapi siapa pun itu yang datang atau akan melakukan tatap muka di jam pertama, Ceysa wajib sudah ada di sana sebelum guru itu yang datang.

Kewajiban yang semua siswa pun tahu jika itu harus ditaati.

Tubuh Ceysa menegang ketika akan melewati koridor menuju kelasnya. Dalam jarak yang tak begitu jauh dari tempatnya berdiri mematung sekarang, ada Rama yang menatapnya dengan tatapan yang benar-benar tidak bisa Ceysa jelaskan apa itu artinya. Yang pasti Ceysa tahu, apa pun yang berhubungan dengan cowok itu.

RAMA: DANGEROUS BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang