35 - TWO HEARTS CONNECTED

2.1K 84 3
                                    

Rama bilang, dia kembali hanya untuk mengucap selamat tinggal pada orang-orang yang menjadi bagian dalam hidupnya.

Itu artinya, Ceysa tidak pernah jadi bagian hidupnya sama sekali.

Ceysa jadi teringat ucapannya kala menerima Rama bersama pacarnya itu-Carroline. Sia-sia Ceysa menyambut kedatangannya dengan hati yang lebih rela.

Dibandingkan dengan kembali jika hanya sesaat, Ceysa lebih memilih untuk jangan pernah datang lagi saja.

Jangan pernah datang lagi selamanya.

"Kamu mikir apa sih, Cey?" Ceysa mencoba menjauhkan bayangan-bayangan yang masih melibatkan Rama di dalamnya.

Untuk apa?

Cowok itu sudah pergi dan Ceysa tidak perlu mengharapnya lagi. Ceysa sendiri yang berjanji untuk hidup seperti sediakala dengan memulai kembali segalanya dari awal. Seperti pikirannya beberapa jam lalu, Ceysa tidak akan peduli lagi seberapa lama pun Rama tidak kembali.

Ayo Cey, cuma itu yang harus kamu lakukan!

Rama hanya pindah sekolah, rumahnya tetap sama dan Ceysa bisa saja menemukannya di mana pun jika takdir masih memperkenankannya bertemu. Jangan lebay, Cey!

Tapi, apa masih berlaku?

Ceysa mencoba membuang jauh tentang Rama yang lagi-lagi memenuhi kepalanya, sudah cukup hatinya sakit dengan penghianatan perasaan jika ternyata selama ini Rama sedikit pun tidak pernah tertarik padanya. Ceysa hanya pelampiasan, Ceysa hanya tempat singgah sementara yang dimanfaatkan Rama untuk semua inginnya. Jadi lupakan, segalanya tentangnya tidak penting lagi.

Prioritasnya hanya Alva saat ini. Hanya dirinya.

Ceysa menatap layar ponselnya, mencari nama Alva di sana. Hanya bertemu pagi ini, lalu sisanya Ceysa tidak menemukannya. Selalu setiap seperti ini, Ceysa selalu terjebak dalam keadaan yang sama sekali tidak diinginkannya.

Hujan.

Alva pasti mengerti kali ini.

Ceysa menelepon, tidak tersambung.

Ceysa mengirimkannya beberapa pesan, tidak satu pun berbalas.

Kamu di mana, Va?

Bukannya apa-apa, Mamanya menasihati Ceysa untuk jangan lagi terkena hujan karena Ceysa pasti akan sakit setelahnya, Ceysa sedang mencoba untuk menurutinya agar tidak merepotkan Mamanya nanti.

Tetapi ini tidak menyenangkan, Ceysa harus bisa pulang sekarang juga karena langit beranjak menggelap.

Kepala Ceysa juga mulai pusing.

Memeriksa ponselnya kedua kali, Ceysa berharap Alva telah meneleponnya balik atau membalas semua pesannya.

Tidak ada respon.

"Plis, Va. Angkat teleponnya!" Ceysa merasa kepalanya lebih memberat dari sebelumnya, sedikit frustasi, Ceysa menyudahi tanpa menunggu lebih lama lagi.

Satu yang spontan hadir di sana, lagi-lagi tentang Rama. Meski rasa kecewa sudah cukup mendominasi rasa bencinya, pikiran Ceysa selalu berhenti di pemilik nama.

Mungkin kali ini, terakhir kali. Seperti perkataan Rama yang terngiang di kepalanya. Terakhir kali yang sama untuk Ceysa.

Sebab setelahnya, Ceysa akan menghapus memori tentangnya selamanya.

Ini keliru, Ceysa tahu. Tapi hanya dua nama itu yang muncul di saat Ceysa benar-benar butuh.

"Ayo angkat, Kak!" Sedikit pucat, Ceysa tidak pernah tiba-tiba pusing. Ini pertama kalinya yang membuat Ceysa merasa sangat tersiksa olehnya.

RAMA: DANGEROUS BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang