28 - I'M CRAZY ABOUT YOU

3.1K 91 4
                                    


Ceysa terjeda, suasana hatinya cepat sekali berubah seiring langkah kakinya. Melepaskan genggaman tangan Alva dari tangannya, Ceysa tak tenang. Pasti ada yang salah dari apa yang diperbuat sebelumnya hingga Ceysa harus merasa seperti ini sekarang.

"Kenapa? Khawatir sama Rama?"

Ceysa mengangkat kepalanya pada Alva, menunduk, berpikir lagi—rasanya jahat sekali jika Ceysa jadi mengabaikan Rama hanya karena ucapannya yang bahkan Ceysa harusnya senang ketika mendengarnya.

"Aku rasa kita salah dengan ninggalin Kak Rama, Va. Tapi kamu jangan salah paham dulu." Menarik napasnya dalam-dalam, ragu.

Semoga langkah yang diambil Ceysa ini bukan kesalahan. "Aku takut dia kenapa-napa."

Ceysa dapat melihat perubahan yang drastis di raut wajah Alva, rahangnya mengeras, napasnya saling memburu.

Demi Tuhan, Ceysa tidak bermaksud sama sekali untuk menyinggung atau apapun itu. Dia hanya cemas, itu saja.

"Kalau kamu emang lebih care ke Rama, pergi! Temuin dan tolong dia!" Telunjuk Alva terangkat di udara, hanya amarah yang bisa Ceysa lihat di kedua matanya yang berkobar. "Tapi kalau kamu lebih peduli ke aku, pulang. Pulang sama aku saat ini juga, Cey!"

Ceysa bergeming sebentar, opsi Alva terlalu kecil untuk dipilihnya. Ceysa ingin yang lebih adil tapi Ceysa mengerti, Ceysa tahu itu adalah ketidakmungkinan yang bisa terjadi. Ceysa benar-benar bingung sekarang.

Menjaga hubungannya tetap baik-baik saja dengan Alva atau—benar-benar menjadi penjahat dengan mengenyampingkan Rama.

Ini seperti jebakan untuk Ceysa.

"Oke, aku pulang bareng kamu," final Ceysa.

Ceysa tidak mau membuat ini makin rumit dengan mengulang lagi kesalahan yang pernah terjadi antara dirinya dengan Alva.

Walaupun yang dilakukannya kali ini juga sebenarnya salah.

Nice! Setelah tersenyum, Ceysa diminta untuk segera masuk ke mobil oleh Alva. Namun sebelum itu terjadi, mata Ceysa sempat berlarian pada Kafa dan Abra yang berjalan menuju kendaraan pribadi masing-masing dengan tanpa Rama.

Tanpa ada Rama bersama mereka.

"Ayo, Cey!"

Tidak ada jawaban untuk Alva, Ceysa hanya masuk lalu duduk di sebelahnya dengan pikiran yang tetap tertuju pada Rama.

Dari jam istirahat sampai kini waktunya pulang sudah tiba, artinya sudah beberapa jam Rama tidak memunculkan diri.

Ceysa hanya bisa berharap, semoga baik-baik saja Rama.

Semoga.

-------

Ceysa senang sekali, Mamanya menghubunginya membuat Ceysa jadi tidak sabar untuk segera sampai.

Alva. Katanya tidak bisa menemaninya dulu untuk kali ini bertemu dengan Mamanya. Ceysa sih tidak masalah selama apa yang Alva prioritaskan memang lebih penting. Dia akan memaklumi apapunnya dan berusaha terus mempercayai sebagai pacarnya.

Lagipula, Ceysa tidak bisa memaksa Alva untuk selalu mengabulkan kemauannya.

Pintu terbuka, langkah kaki tergesa Ceysa rasanya tidak sia-sia dengan melihat sang Mama di sana.

Benar-benar Mamanya.

"MAMA!" Ceysa langsung menarik tubuh Elena untuk dipeluknya. Gemas, sengaja mengeratkan pelukan itu sebagai pelampiasan rasa rindunya selama ini. "CEY KANGEN BANGET TAU SAMA MAMA!"

RAMA: DANGEROUS BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang