02 - NIGHTMARES AND MONSTERS

14.9K 384 5
                                    


Ceysa tidak suka tempat ini. Selain rasanya gerah, dia sedikit tidak nyaman dengan atmosfernya. Apalagi beberapa pasang mata yang mulai menyorot ke arahnya dengan pandangan aneh, yang Ceysa sendiri tidak bodoh untuk mengartikan apa.

Nyatanya, secepat detik beranjak, lambat laun tempat itu semakin sesak oleh lalu-lalang orang. Semakin banyak hal-hal yang janggal, membuat Ceysa harus meredam telinganya untuk mendengar atau matanya untuk tidak mengedar.

Benar, Ceysa tidak bisa berada di sana lebih lama lagi.

"Alva kok belum balik juga, ya? Dia sebenarnya ketemuan sama siapa, sih?"

Sudah melebihi waktu lima belas menit cowok itu pergi dengan alibi orang penting yang menghubunginya, mengatasnamakan ‘pekerjaan.’
Mendadak sekali, lalu mau tidak mau berakhir meninggalkan Ceysa sendirian di meja ini.

Sebenarnya tidak, dia masih ditemani Zio, Juan dan Leo yang beruntungnya tidak memuat pembicaraan melenceng dan masih bisa diterima akal sehat.

"Yaudah, sih, santai aja kali, Cey. Kalau Alva bilangnya gak lama, ya dia bakalan balik secepatnya. Palingan bentaran lagi nongol, dia kan paling gak bisa jauh-jauh dari elo," jawab Zio tidak merubah sedikit pun perasaan gelisah Ceysa.

"Eh, bukannya kita jam delapan ini janjian ya sama Bu Indah buat ke warung?" pekik Juan tiba-tiba.

"Astaga.." Leo menepuk keningnya. "Kenapa bisa lupa sih, hah? Berarti Bu Indah udah nungguin kita selama satu jam, dong?!"

"Ya, siapa coba yang diamanatin?"

Dua-duanya kompak menatap Zio yang memasang wajah polos seolah tidak tahu apa-apa.

Menoyor kepalanya, coba hitung berapa kali cowok itu dapat pukulan gratis malam ini oleh seorang Leo. "Gak mau tau kalau sampai kita gak digaji, lo ganti rugi."

"Yaudah, anjay. Kenapa malah jadi ribut sih ini?"

Leo menoleh ke Juan diikuti Zio yang sudah emosi ingin mencakar wajah menjengkelkan Leo. "Ya, terus ngapain?!"

"Ngapain lagi?! Ya, cabut lah!"

Perdebatan heboh itu diputus Juan yang langsung menarik kedua temannya untuk pergi, Ceysa dibuat panik di detik sama karena akan ditinggalkan sendirian. Memaksa Zio untuk membawanya pergi juga, namun mendapat penolakan.

Tentu saja, karena dia tidak mau diamuk Alva jika saat cowok itu kembali lagi nanti dia tidak menemukan Ceysa-nya.

"Alva, kemana, sih?" Terpaksa duduk lagi, perasaan Ceysa makin gelisah, perubahan suasana di dalam drastis sekali.

Mengerjainya? Ingin memberinya kejutan? Yang benar saja!

Memberi kejutan dengan tempat penuh orang-orang aneh dan meresahkan di dalamnya, terlalu lelucon.

"Hai.."

Ceysa sempat tercekat oleh suara halus yang menyapa gendang telinganya ini, sebelum dibuat tersenyum oleh lanjutan kata-katanya. "Maaf, membuatmu menunggu lama."

Dia tertawa kecil seakan ada yang lucu. "Kok kamu pakai topeng segala, sih? Tiba-tiba lagi. Pasti kepikiran iseng, kan?"

"Sweet girl."

Ceysa mengernyit, tanpa peduli pada ucapan Alva, dia lebih tertarik untuk segera meneruskan keinginan yang tidak terkabul oleh ketiga teman Alva tadi. "Pulang yuk, Va. Aku gak bisa nahan lagi buat terus ada di sini."

Ceysa menatap Alva bingung karena cowok itu tetap berdiam di kursinya setelah tangannya ditarik.

"Duduk dulu, kamu pun belum minum sama sekali untuk malam ini."

RAMA: DANGEROUS BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang