Tiga bulan kemudian
Di dalam kamar mandinya, Kim Seokjin sedang mencukur rambut halus yang sudah mulai tumbuh di dagunya.
Hari ini adalah hari yang penting bagi Seokjin dan Jisoo. Karena hari ini akan menjadi hari pertama bagi Kim Jisoo kembali muncul di hadapan publik setelah lebih dari satu tahun menghilang.
Dan munculnya Jisoo untuk yang pertama kali di hadapan publik bersamaan dengan perayaan ulang tahun Hansen Grup. Seokjin sengaja memilih hari ini untuk mengejutkan publik khususnya Kim Yoona. Karena memang selama tiga bulan Seokjin dan Jisoo pindah, Yoona sama sekali tak mengetahui keberadaan mereka. Bagi Yoona, selama tiga bulan ini keduanya bagai hilang ditelan bumi dan tak ada jejaknya sama sekali.
Setelah selesai dengan urusan kamar mandinya, Seokjin kini keluar dan berjalan ke arah walk in closet memilih setelan yang hendak ia gunakan untuk menghadiri acara perayaan ulang tahun Hansen. Ralat, bukan menghadiri. Melainkan memberi kejutan kepada Yoona dan orang-orang penting di perusahaan itu.
Setelah penampilannya sudah rapi, Seokjin berdiri di depan cermin memastikan jika ia pantas bersanding dengan Kim Jisoo yang notabene adalah putri tunggal mendiang Kim Myungsik pemilik Hansen Grup.
Masih di tempat yang sama namun di kamar yang berbeda, kini Jisoo sedang mempersiapkan diri. Kim Jennie yang masih setia mendampinginya membantu Jisoo merias diri.
Sambil dibantu Jennie merias wajahnya, Jisoo berlatih berpidato agar bisa berbicara dengan lancar di hadapan publik.
"Sudah lama tidak berjumpa," gumam Jisoo sambil mengingat kalimat apa yang akan ia ucapkan selanjutnya. "Maaf karena aku telah menghilang selama ini."
"Seperti yang kalian tau bahwa satu tahun yang lalu aku telah mengalami kecelakaan dan luka yang aku alami cukup serius," lanjut Jisoo. "Karena itu aku terpaksa mengosongkan posisiku sebagai Direktur di Hansen Grup karena harus fokus untuk menyembuhkan lukaku secara diam-diam."
"Isanim, tatapan matamu kurang tajam," sahut Jennie menyela Jisoo karena merasa tatapan mata Jisoo masih saja terlihat lembut. "Tatapan Kim Jisoo yang dulu itu tegas bukan tatapan yang seperti ini."
Jisoo lalu berdeham dan mengubah tatapannya menjadi lebih tegas. "Apa begini?"
"Nah, begitu batu benar."
"Beruntung keadaanku sekarang sudah berangsur membaik," lanjut Jisoo. "Dan selama aku menjalani pengobatan, aku juga sudah mempersiapkan diri untuk kembali lagi ke Hansen Grup dan kembali ke posisi yang selama ini sudah aku tinggalkan."
"Selesai," ucap Jennie setelah memberikan polesan lipstik pada bibir Jisoo. "Sekarang kau sudah terlihat seperti Kim Jisoo yang sebenarnya."
Jisoo lantas memeriksa wajahnya pada cermin di hadapannya. "Apa benar ini Kim Jisoo yang dulu?" Gumam Jisoo saat melihat wajahnya yang terpantul dari cermin yang terlihat tegas.
"Ya, Kim Jisoo yang dulu memang begini," sahut Jennie. "Gadis yang angkuh, sombong, dan egois."
"Jennie-ya.."
Jennie terkekeh. Setelah Jisoo mengalami hilang ingatan, ia bisa lebih leluasa bercanda dengan Kim Jisoo. Namun dulu sebelum Jisoo mengalami kecelakaan, Jennie tak akan pernah berani bercanda dengan Kim Jisoo. Karena hidup Kim Jisoo yang dulu terlalu kaku dan serius.
"Kau sudah siap?" Tanya Jennie memastikan.
Jisoo tak langsung menjawab. Ia sebenarnya juga meragukan dirinya sendiri bisa tampil di hadapan publik dengan baik. Memang selama tiga bulan ini Seokjin secara perlahan namun pasti melatih Kim Jisoo agar bisa kembali pada mode Kim Jisoo yang dulu. Sebisa mungkin Jisoo berlatih agar publik percaya bahwa saat ini keadaannya memang sudah baik-baik saja. Dan hal yang terpenting, tidak ada satu pun orang yang tau jika Kim Jisoo masih mengalami amnesia. Jika ada orang lain yang tau, posisi Jisoo di Hansen pasti akan terancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awake (END)
FanfictionKim Seokjin harus merelakan cita-citanya menjadi seorang dokter karena ia lebih memilih berkorban untuk Kim Yoona, wanita yang sangat ia cintai. Tapi sayangnya pengorbanan yang ia lakukan untuk wanita yang ia cintai itu tak terbalas. Bahkan Yoona ki...