31. Their First Real Kiss

392 42 33
                                    

Wajah yang terlampau kesal terpampang jelas pada wajah cantik Kim Jisoo.

Setelah meminta Yoona untuk melepaskan Seokjin dengan menukar Hansen Grup, ia keluar dari ruangan Yoona yang juga dikejar oleh Namjoon.

"Apa yang baru saja kau lakukan, Kim Isanim? Kau menukar Hansen Grup dengan Seokjin?"

Belum sempat Jisoo menjawab, ia lebih dulu bertemu dengan Jimin.

"Jisoo-ya.."

Jisoo langsung menghentikan langkahnya ketika mendapati Jimin ada di hadapannya. Namun karena masih merasa kesal dengan kejadian tadi dengan Yoona, Jisoo mengabaikan Jimin dan meninggalkan Jimin begitu saja.

"Kau Park Jimin, kan?" Tanya Namjoon kepada Jimin. "Mantan kekasih Kim Jisoo."

Jimin mengangguk sebagai jawabannya. "Sepertinya kondisi kesehatan Kim Jisoo tidak begitu baik," ucap Jimin. "Aku dengar dia terkena kasus penggelapan dana perusahaan juga?"

Namjoon hanya mengangguk sebagai responnya.

"Aku ingin membantu Kim Jisoo agar bisa terlepas dari kasus itu," lanjut Jimin. "Apa kau tau caranya?"

Namjoon tak menjawab, ia hanya menatap pada Jimin.

Namjoon tak percaya begitu saja pada Jimin lantaran dulu ia ingat betul bahwa karena Jimin lah Jisoo terseret kasus narkoba yang bahkan Jisoo tak pernah tau bagaimana bentuk dari barang haram tersebut.

Tanpa ingin menanggapi maksud "baik" Jimin, Namjoon berlalu begitu saja meninggalkan Jimin yang hanya menggedikkan bahunya karena ia sudah diabaikan oleh dua orang hari ini.

***

"Kau melakukan semuai ini tanpa perintah dariku? Bahkan aku sama sekali tidak mengetahui rencanamu ini?"

Tanya Yoona setelah ia mendengar pengakuan dari Hoseok sendiri bahwa dirinya lah yang telah menjebak Seokjin dengan kasus penganiayaan atas Tuan Choi.

"Benar, Sajangnim, aku melakukannya seperti apa yang kulakukan selama ini." Jawab Hoseok tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Aku kira kau akan memuji, Sajangnim." Lanjut Hoseok ketika ia mendapat tatapan tajam dari Yoona.

"Ketika kita sedang berada di perjalanan menuju ke sebuah tempat, terkadang akan muncul kerikil kecil yang bisa menjadi penghalang perjalanan kita," lanjut Hoseok lagi. "Tapi meski begitu, kita harus tetap fokus pada tujuan awal kita, bukan?"

Bukan tanpa alasan Hoseok mengucapkan kiasan tersebut di hadapan Yoona. Menurut pandangan Hoseok, Yoona kini kurang fokus pada tujuannya untuk menguasai Hansen Grup sepenuhnya semenjak Seokjin bekerja disini. Beberapa kali Hoseok melihat Yoona menatap pada Seokjin dengan tatapan ingin memiliki. Tatapan yang sama sekali tak pernah ia dapatkan dari Yoona setelah apa yang sudah Hoseok lakukan selama Ini untuk Yoona.

"Kau tenang saja, Sajangnim," lanjut Hoseok. "Aku akan memastikan jika perjalananmu lancar hingga tujuan. Jadi kau tidak perlu khawatir. Yang harus kau lakukan hanyalah tetap fokus pada tujuanmu."

Biasanya Yoona akan protes ataupun memberi teguran ketika Hoseok melewati batasnya, namun kali ini Yoona hanya bisa diam. Ia diam karena ia melihat dengan jelas tatapan Hoseok yang penuh amarah dan cukup menakutkan. Karena itu Yoona lebih memilih diam dan tak ingin menegur Hoseok yang nanti akan berdampak buruk ke depannya.

Awake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang